CHAPTER 17

7.8K 839 33
                                    

Tandain Typo-nya Gaes~



"Gimana kalau Rafa itu beneran ada?" tanya El pada dirinya sendiri.

Sedari tadi yang El lakukan hanyalah berbaring di kasurnya, sambil memikirkan nama yang sedari tadi mengganggu pikirannya.

Rafa,

siapa itu Rafa?

Apakah itu kenalannya?

Kembarannya?

Atau-

sesuatu didalam dirinya?

Ayolah, sudah lama rasanya El tidak mengingat nama itu lagi. Tapi kenapa tiba tiba sekarang El kembali mengingatnya, dan seakan otaknya berfikir sendiri tentang siapa sebenarnya orang dibalik pemilik nama Rafa itu.

Haruskah El memikirkan itu sekarang?

El lelah, dan sekarang ia butuh tidur.

Tidak bisakah kembali memikirkannya setelah ia istirahat sebentar?

"Otak ayo kita istirahat sebentar," ujar El sembari menutup matanya, memaksa dirinya untuk segera menyelami alam bawah sadarnya.

Beberapa menit setelahnya,

dengkuran halus terdengar. Pelakunya adalah El, yang entah kenapa ia bisa langsung tertidur dalam waktu yang sesingkat itu.

Manusia Langka!

🍭🍭🍭

"Bang, apa nggak sebaiknya kita bilang ke El tentang Mama?" tanya Arka tiba tiba yang kini sedang duduk di sofa sambil memperhatikan Celvin.

Celvin menghela nafasnya pelan,

"El tidak perlu tau," jawab Celvin kemudian menutup Laptopnya.

Celvin berjalan meninggalkan Arka menuju kamarnya.

"Apasih? Kan lebih murah kalau langsung di kasih tau aja," ujar Arka menatap kesal punggung Abangnya yang perlahan mulai hilang dari pandangannya.

Arka merebahkan tubuhnya pada sofa, mencari posisi ternyaman untuknya.

Ting!

Dering Ponselnya terdengar, dan akhirnya dengan berat hati Arka harus kembali membuka matanya untuk melihat isi pesan yang baru saja masuk ke Ponselnya.

Arka mengeluh kesal setelah melihat isi pesannya,

ia ingin bersantai sekarang.

Sebenarnya isi pesan yang Arka dapatkan adalah menyuruhnya agar segera menghadiri Meeting dengan klien yang akan mensponsorinya, dan mungkin juga akan membahas tentang tema pemotretannya.

Tapi, tidak bisakah besok saja?

Mood Arka tidak dalam kondisi baik,

ia butuh istirahat!

Arka memilih untuk mengabaikan pesan dari managernya itu, dan melanjutkan acara rebahannya yang sempat tertunda.

Ting!

Nenek Lampir👹

Arka sialan!
Buruan datang sebelum 5 menit!

Ck, iya iya_-

Arka dengan enggan bangkit dari tidurnya, mengambil jaket dan kunci mobil untuk segera pergi menghadiri Meeting itu.

Selama perjalanan Arka hanya menggerutu kesal.

Nenek Lampir itu benar benar menyebalkan!

Setelah sampai di lokasi, Arka disambut dengan kehadiran Nenek Lampir yang bisa bisanya mengganggu waktu istirahatnya. Arka menatap kesal kearah wanita itu, karenanya Arka jadi tidak bisa beristirahat dengan tenang-

dialam sana.

Canda:v

"Ngapain sih? Capek tau," ujar Arka kesal.

Perempuan itu tersenyum kesal,

"Capek Lu bilang?" ulangnya.

Arka menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Gw lebih capek lagi woy! Dari tadi gw ngurusin ini itu dan lu malah pengen istirahat dirumah? Pengen gw bunuh, hah?!" kesal perempuan itu yang langsung menjewer telinga Arka karena sangking kesalnya dia dengan kelakuan anak itu.

"Aw aw, sakit Alin. Lepasin woy," teriak Arka karena tarikan pada telinganya semakin kuat.

"Rasain nih!" ujarnya mengencangkan tarikannya pada telinga Arka.

Dia adalah Arin,

lebih tepatnya Clyrin. Tapi, semua orang disini memanggilnya dengan sebutan Arin.

Gadis cantik yang entah kenapa harus menjadi managernya Arka.

Arin adalah gadis berumur dua puluh tahun, yang memutuskan untuk menjadi manager Arka untuk beberapa alasan. Salah satunya, karena mereka memang sudah berteman sejak SMP yang membuat mereka semakin dekat.

Walaupun waktu mereka berdua lebih banyak dihabiskan untuk bertengkar-

Tapi memang, sejak SMP Arin lah yang mengurus segala keperluan Arka. Karena anak itu tidak bisa bersikap mandiri, apalagi sejak kedatangan Arin didalam hidupnya.

Hidup Arka selalu bergantung pada Arin.

Arin selalu mengatakan kepada Arka untuk lebih mandiri, tapi anak itu pasti selalu menjawab dengan-

"Kan ada Alin."

Oh, cuma Arka yang memanggil Arin dengan sebutan seperti itu.

Arka itu Childish, apa lagi kalau udah bersama dengan Arin-

dan Arin tidak bisa menyangkalnya.

"Udah yok, buruan Meeting dulu."

Arin menarik tangan Arka untuk segera menuju ruangan, tempat Meeting diadakan.

"Alin makan dulu yuk," ujar Arka.

"Nanti aja makannya," jawab Arin.

"Tapi gw lapeer~"

Arin menghela nafasnya.

"Lu belum makan?" tanya Arin.

Arka menggeleng pelan.

"Selesai Meeting kita makan, makanya buruan biar Meetingnya cepat selesai."

Arin kembali menarik tangan Arka, berjalan cepat agar tidak membuat klien mereka menunggu lama. Arka mendecih kesal, ia tidak akan bisa fokus Meeting jika perutnya kosong.

"Elu mah," kesal Arka.

"Buruan!"

~

Publish: 1 November 2020✓
Revisi: -
To Be Continue✓

Little SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang