"Abang Arka mau kemana?"
"Ada pemotretan lagi," jawab Arka singkat.
Arka merapikan rambutnya yang tampak sedikit berantakan, mematut penampilannya pada kaca cermin. Memuji visualnya yang menurut Arka sangat sempurna, pantas saja banyak cewek yang menyukainya. Selain penampilan yang mendukung, Arka juga memiliki pendapatan yang cukup banyak.
Jadi siapa yang tidak terpesona dengan Arka?
Hanya satu kekurangan manusia itu-
bodoh.
Setelah puas memuji diri sendiri, dengan tingkat kepercayaan diri yang sudah berada diangka tidak wajar. Arka memutuskan untuk segera pergi ke lokasi pemotretan, menjalankan pekerjaan yang memang hanya itu kelebihan Arka.
Selebihnya minus semua.
"Rafa ikuut~"
"Eeh Rafa jangan ikut dulu ya," bujuk Arka.
"Hiks Abang nggak sayang Rafa lagi?"
Nah kan salah lagi Arka.
"B-bukan gitu."
"Aduh gimana nih," bingung Arka.
"Hueee Abang Arka gak sayang Rafa lagii," tangis Rafa semakin pecah.
Pengen meninggoy aja boleh nggak:)
"A-abang sayang Rafa kok, sayang banget malahan."
Arka mencoba menenangkan Rafa yang masih menangis karena tidak memperbolehkannya ikut ke lokasi pemotretan. Bukannya Arka tidak mau membawa Rafa pergi bersamanya, hanya saja ia tidak mau adik lucu nan imutnya terkontaminasi virus virus Tante Girang di luar sana.
Arka yakin makhluk menjijikkan itu akan menempeli Rafa setiap saat jika Rafa ikut bersamanya.
Dan Arka tidak bisa menerima itu,
Tidak akan pernah bisa!
"Jadi Rafa boleh ikut ya," pinta Rafa dengan mata berbinar berharap Arka mau membawanya pergi.
"G-gimana yaa."
"Rafa disini aja bareng Abang," ujar Celvin yang entah muncul dari mana.
"Ish, padahal Rafa pengen pergi."
Rafa mengentak kakinya sebal.
"Gimana dengan sekotak coklat?" tawar Celvin.
"Gak mau."
"Rafa gak bisa disogok!"
"Rafa pengen ikut Bang Arka pokoknya," ujar Rafa yang masih keras kepala.
"Dua kotak coklat?"
"Gak mauu~"
Sebenarnya Rafa sangat menginginkannya, tapi ia juga ingin pergi. Akh! Ia jadi ragu ingin memilih yang mana. Ingin dua duanya boleh nggak ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Space
Teen FictionBagaimana cara menghadapi si Bungsu, jika tiba tiba ia menjadi pribadi yang berbeda? Sepertinya kedua Abangnya berada dalam masalah besar, "Ini si El mau diapain?" "Untuk sekarang biar saja seperti ini dulu, kita juga belum tau penyebab El jadi kaya...