CHAPTER 22

6.9K 787 50
                                    

"Abaang!"

Rafa dengan segera memeluk Celvin erat, menyembunyikan mukanya di celah leher Celvin.

"Hey hey, ada apa hm?" tanya Celvin heran.

Tiba tiba saja Rafa masuk kedalam ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu, dilihat dari raut wajahnya ia tampak ketakutan.

Tapi, karena apa?

Seseorang mengganggunya?

Siapa?

"Dia lagi," lirih Rafa.

Celvin terdiam sejenak.

Dia?

Tangannya mengelus lembut punggung Rafa, memberikan rasa aman dan untuk menyuruhnya tetap tenang.

"Tenang okey? Abang di sini," ujar Celvin lembut.

Sedikit lebih tenang, Rafa akhirnya mendongkak kearah Celvin yang dibalas dengan senyuman lembut oleh Abangnya.

"Ada apa hm?"

Rafa menggeleng pelan.

"Dia buat Rafa takut," adu Rafa dengan sedikit getaran ketakutan pada suaranya.

"It's okey. Ada Abang disini," ujar Celvin menenangkan.

Rafa mengangguk, kembali ia mengeratkan pelukannya pada leher Celvin. Jantungnya berdetak kencang, ia tidak bisa mengontrolnya. Rasanya buruk, ia tidak menyukai sensasi menegangkan ini.

Dia selalu datang.

Tapi, Rafa tidak benar benar mengetahui siapa dia sebenarnya dan-

dari mana dia berasal.

Beberapa menit setelahnya, Rafa akhirnya melepaskan pelukannya dan turun dari pangkuan Celvin.

"Maaf ya Rafa ganggu Abang," sesal Rafa dengan menundukkan kepalanya.

Imut bat dah ni anak orang><

Celvin tersenyum,

"Iya, gak apa apa kok."

"Udah baikan?" tanya Celvin.

Rafa mengangguk memberikan jawabannya.

"Rafa ngantuk?" tanya Celvin saat melihat Rafa menguap.

Sekali lagi Celvin kembali mendapat jawaban anggukan dari adik kecilnya, setelah apa yang terjadi rasanya rasa kantuk Rafa mulai menyerang dan menyuruhnya untuk segera tidur.

Celvin terkekeh melihat muka kantuk Rafa.

"Rafa tidur di sini aja ya?"

Celvin menuntun Rafa menuju kasur yang memang sudah disediakan di kamarnya, ia suka lupa waktu karena bekerja yang membuatnya kekurangan banyak waktu untuk beristirahat. Karena itulah kasur itu diletakkan di ruangan ini agar Celvin tetap bisa beristirahat walaupun lagi berada didalam ruangan ini.

Rafa merebahkan tubuhnya.

Matanya terpejam, sepertinya anak itu sudah berada di alam bawah sadarnya.

Cepat sekali.

Cup!

Kecupan hangat dari sang kakak.

Celvin tersenyum sendu.

"Kamu kenapa sih dek?"

🍭🍭🍭

"..."

"..fa!"

"Rafa!"

Little SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang