CHAPTER 20

7.4K 889 29
                                    

"Hnn, Abang?"

"Ada apa hm?" tanya Celvin lembut sembari mengusap lembut rambut Rafa dan sesekali mengecupnya.

Celvin lupa kapan terakhir kali ia melakukan hal seperti ini kepada El, dan tentu saja Celvin sangat merindukan momen momen ini. Mungkin kalau Rafa tidak muncul, ia tidak akan pernah bisa melakukan hal seperti ini kepada adik kecilnya.

El pasti akan menolak mentah mentah jika diperlakukan seperti ini.

Untunglah ada Rafa,

"Abang nggak pergi kerja?" tanya Rafa.

"Abang disini aja nemenin Rafa," jawab Celvin.

Rafa mengangguk pelan.

"Abang?"

"Rafa kenapa? Pengen sesuatu?" tanya Celvin yang dibalas dengan gelengan pelan oleh Rafa.

"Bukan."

"Terus Rafa kenapa?"

Rafa tampak bingung mau menyampaikannya dengan cara apa, tapi ia juga sangat ingin mengatakan ini kepada Celvin.

Lagian ia sudah terlanjur penasaran,

"Rafa punya teman selain Al?" tanya Rafa setelahnya.

Celvin mengernyit bingung.

"Bagas sama Aska?"

Rafa menggeleng, menidak benarkan apa yang Celvin ucapkan. Bagas dan Aska itu teman Rafa juga, tapi bukan mereka.

Rafa tidak tau kenapa, tapi sepertinya ia punya teman lain selain mereka.

Beberapa hari terakhir Rafa wajah seseorang sering memasuki pikirannya, ia tidak dapat melihat dengan jelas dia itu siapa. Rafa juga dapat memastikan kalau itu bukan Bagas, Aska maupun Alano. Orang itu mengucapkan  kata yang tidak bisa didengar jelas oleh Rafa, ia seperti meneriaki sesuatu tapi Rafa tidak dapat mendengarnya-

dan hal itu sering terjadi.

Kata yang dapat Rafa tangkap hanyalah...

"Jangan mendekat."

"Hah?" bingung Celvin.

"Dia selalu datang," adu Rafa.

Celvin tentu semakin bingung dibuatnya.

"Dia selalu bilang untuk jangan mendekat, tapi Rafa tidak tau kenapa."

Oke, Celvin tidak tau harus berbuat apa sekarang.

Haruskah ia memanggil Stella kerumah? Tapi saat ini Stella sedang ada jam kerja, tidak mungkin Stella meninggalkan semua pekerjaannya di rumah sakit hanya untuk ini.

Satu hal yang bisa Celvin lakukan kini-

"Kapan dia muncul?"

membuat Rafa mengatakan semuanya yang mungkin saja ini ada sangkut pautnya dengan Rafa yang bisa mengambil alih kesadaran El.

"Saat Rafa nonton sendirian, dia juga datang kalau Rafa lagi di kamar. Dia selalu ngikutin Rafa tapi Rafa tidak tau kenapa," jawab Rafa.

"Apakah dia mengikuti Rafa sekarang?" tanya Celvin.

Rafa menggeleng.

"Dia tidak ada," jawab Rafa dan dengan segera memeluk Celvin erat.

"Yaudah, nanti kalau dia datang lagi bilang sama Abang ya? Nanti dia Abang marahin," ujar Celvin dan kembali mengelus rambut Rafa untuk menyalurkan ketenangan padanya.

"Hum," Rafa mengangguk mengiyakan.

"Dia takut sama Abang," ujar Rafa.

"Kenapa?"

Celvin bingung, kenapa dia yang Rafa bilang takut kepadanya?

"Soalnya setiap Rafa didekat Abang, dia nggak pernah muncul."

Celvin mengangguk,

"Jadi, Rafa harus selalu didekat Abang supaya dia nggak muncul ya?"

"Orang itu aneh," lirih Rafa.

Ini aneh,

semua yang terjadi pada adik kecilnya benar benar aneh.

~

Publish: 16 November 2020
Revisi: -
To Be Continue✓

Little SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang