CHAPTER 3

22.6K 2.1K 236
                                    

Baca doa dulu sebelum baca, biar setannya gak ikut ikutan:v



"Eeh, Bang ini kayak mana ceritanya?"

"Lah mana gw tau," jawab Celvin yang pusing sendiri melihat apa yang telah terjadi dengan Rafael. Suatu hal yang bisa dikatakan tidak wajar jika terjadi pada seseorang, dan kini hal itu terjadi pada adik kecilnya.

Hah, ini gila!

Rafael, dia-

berubah menjadi anak kecil. Bukankah itu gila?!

Oh, tidak tidak. Bukan El yang berubah menjadi anak kecil, tapi sifatnya yang sangat persis seperti anak kecil. Mengemut jarinya sendiri, meminta Arka untuk menggendongnya, dan El akan menangis jika Arka tidak memenuhi keinginannya. Bukankah El benar benar seperti anak kecil?

Apa yang sedang terjadi?!

"Duh, El salah makan apa sih? Kok bisa jadi kayak gini," ujar Arka yang langsung mendapatkan pukulan sayang oleh Celvin.

"Gak gitu konsepnya bodoh."

"Terus gimana dong? Ini si El mau kita apain?" tanya Arka yang masih mendekap El dalam gendongannya.

Celvin mulai berfikir, siapa orang yang paling mengerti mengenai hal ini.

Dukun? Ah, sepertinya bukan.

Orang yang mengetahui pasti tentang hal ini. Dokter?

Ah, iya. Dokter!

"Bentar, gw tanya dulu."

Celvin meninggalkan Arka berdua dengan El yang kini sudah turun dari gendongan Arka, dan hal yang dilakukannya kini adalah mengemut jari jarinya.

"Abang, Rafa mau Ice Cream."

"Eh, kan udah malam. El enggak boleh makan Ice Cream," tolak Arka. Karena El memang dilarang mengkonsumsi Ice Cream, apalagi ini sudah malam. Gimana kalau El terserang flu?

"Hiks, huaaa Abang jahat sama Rafa."

"Eh eh, k-kok nangis sih? Aduh gimana nih," ujar Arka yang malah bingung sendiri bagaimana cara menenangkan El. Bukannya tenang, tangisan El malah semakin keras, mengundang Celvin yang terlihat tergesa gesa kearahnya. Dengan sigap Celvin langsung menggendong El, dan berusaha menenangkan anak itu agar tidak kembali menangis.

"El kenapa?"

"El mau Ice Cream, tapi gw larang. Takutnya nanti dia sakit," jawab Arka.

"Udah ambil dulu sana Ice Cream-nya," final Celvin akhirnya.

Arka mengangguk dan segera mengambil Ice Cream yang diinginkan adiknya.

"Udah El jangan nangis ya," ujar Celvin menenangkan.

"Huaaa siapa itu El? Abang lebih sayang El dari pada Rafaa," tangis Rafa semakin pecah.

Celvin kelabakan dibuatnya, dengan segera Celvin mengusap punggung Rafa agar anak itu tenang kembali. Mengucapkan beberapa hal, yang sekiranya bisa membuat Rafa menghentikan tangisannya.

"E-eh? B-bukan gitu. Abang sayang Rafa kok," ujar Celvin.

Rafa sudah mulai tenang, memeluk nyaman leher Celvin.

"Rafa mau Ice Cream," ujar Rafa.

"Iya itu diambilin Bang Arka dulu," jawab Celvin yang dibalas dengan anggukan oleh Rafa.

Setelahnya hanya hening, dengan Rafa yang masih sibuk mengendusi leher Celvin. Sedangkan Celvin masih sibuk mengusap lembut punggung Rafa, memberikan kenyamanan untuk adik kecilnya.

Little SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang