CHAPTER 24

7.1K 801 75
                                    

Selamat pagii^^



"Kenapa nggak bilang Rafa itu gw?"

"Ya gimana? Aneh aja gitu," ujar Bagas ngasal.

"Lagian nih ya, pas pertama kali liat Lo tiba tiba jadi Rafa kita juga shok berat. Hampir jantungan malahan," ujar Bagas tambah ngawur.

Sepertinya kebodohan Bagas harus segera ditindaklanjuti, kalau tidak mungkin saja akan berdampak kepada orang sekitarnya yang ikut ketularan penyakit yang sudah mendarah daging itu.

Kebodohan di tahap serius,

sangat memprihatikan.

"Serius bodoh."

"Iya iya maap, gw diam ae dah."

Bagas tidak lagi berceloteh, lebih memilih untuk memakan semua pesanannya.

Wow, Burger Cheese ini kayaknya enak.

Anak itu total mengabaikan ketiga temannya dan memilih untuk mencomot semua makanan di atas meja.

Nggak ada akhlak,

"Jadi?" tanya El ingin memuaskan rasa keingintahuannya.

"Ya gitu, gimana mau ngasih tau. Kami aja hampir meninggal pas pertama kali dengar," ujar Aska yang sepertinya sudah ketularan kebodohan Bagas.

Oke, kebodohan itu menular.

Jangan dekat dekat dengan Bagas, oke?

"Al bisa jelasin? Ni dua orang otaknya nggak bisa di ajak kompromi," ujar El kesal. Berharap Al bisa memberinya jawaban, yang bisa memuaskan rasa ingin tahunya. Sungguh semakin dipikirkan, ia jadi semakin ingin mencari tahunya.

Jadi, mungkin jawaban yang tepat adalah menanyakan kepada orang terdekatnya yang pernah bertemu dengan sosok Rafa.

Udah kayak hantu aja si Rafa, pake sosok segala.

"Kurang lebih selama itu Lo bertingkah kayak anak kecil," jelas Al singkat.

Emang nggak guna El menanyakan pertanyaan serius pada ketiga binatang ini, ditanya apa jawabnya apa. Emang nguras energi banyak kalau udah berurusan sama mereka mah.

Nyesel El nanya_-

"Bodo," ketus El kesal.

Ia memakan mie gorengnya, tidak lagi mau repot repot menanyakannya kepada tiga Curut itu.

Matanya menyapu kesetiap orang yang ada di sana, hanya sekilas hingga pandangannya tertuju pada seseorang dengan tampang urakan yang sangat jauh dari kata murid teladan sekolah.

Orang itu hanya pergi membeli air mineral, lalu langsung pergi dari sana.

El dengan tiba tiba bangun dari duduknya yang membuat ketiga sahabatnya menunjukkan tatapan heran.

"Axel," gumam El.

Dengan segera El mengejar kakak kelasnya itu.

Axel berjalan santai menuju Rooftop sekolah, ia ingin bolos sekarang. Bodo amatlah kalau kena hukum lagi, lagian dia juga udah terbiasa. Nggak ada yang spesial dari hukuman itu, palingan entar di suruh lari keliling lapangan atau hormat ke bendera.

Hukuman membosankan,

nggak memacu adrenalin sama sekali.

Axel tidak tau kalau El sedari tadi mengikutinya, ia mengambil sebungkus rokok didalam saku celananya berniat merokok untuk mengisi waktu bolosnya.

Kepulan asap keluar dari mulutnya, hal ini cukup untuk sedikit mengurangi rasa bosannya.

Dari pada ia harus duduk didalam kelas, dan mendengarkan penjelasan membosankan para guru? Lebih baik ia bersantai sebelum bel pulang berbunyi.

"Hah~ udah sepuluh tahun sejak saat itu ya."

"Gw penasaran, Lo senang nggak sih disana?" tanya Axel entah pada siapa.

Di sana hanya ada dirinya,

dan El yang masih bersembunyi dibalik pintu.

"Lo pergi nggak ngajak ngajak woy, setidaknya kasih tau dulu kek. Atau pakai kode apa gitu," ujar Axel tersirat rasa kesal didalam nada suaranya.

"Gw kangen anjing."

Umpatan keluar dari mulut Axel.

Axel menghela nafasnya,

ia kembali menyesap rokok yang di apit oleh kedua jarinya.

El berjalan santai mendekati kakak kelasnya itu, tadi emang ia beberapa menit bersembunyi dibelakang pintu. Tidak ingin mengganggu Axel, ia tau Axel sedang tidak dalam kondisi baik.

El duduk disamping Axel,

"Eh, cil. Ngapain Lo disini?" tanya Axel sambil membuang puntung rokok yang sudah habis di hisapnya.

Pengen nabok ih,

"Gw bukan Bocil," ujar El dengan tersenyum kesal.

"Lu Bocil."

El menghela nafasnya, ia kesini bukan untuk berdebat dengan Axel.

"Kenapa waktu itu lu ngehindarin gw?"

"Dih, siapa juga yang ngehindarin lu? Bukan gw itu mah," elak Axel.

Orang menyebalkan, udah jelas jelas dulu emang dia yang mengindari El. Sekarang malah ngelak, bilang kalau itu bukan dia.

Dasar nggak bertanggung jawab.

"Gw mau nanya," ujar El.

"Lah, bukannya dari tadi lu udah nanya?"

Kan nyebelin:)

Pengen buang ke laut:)

"Lu tau siapa teman masa kecilnya Rafa?"

~

Publish: 17 Desember 2020
Revisi: -
To Be Continue✓

Little SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang