CHAPTER 14

8.3K 978 33
                                    

Selamat membaca sahabat^^



Satu bulan berlalu,

dan anehnya tidak ada tanda apapun tentang kemunculan Rafa.

El menjalani kehidupannya seperti biasa, dengan diselingi kegiatan kegiatan monoton. Seperti biasa kehidupan El sangat flat, tidak ada hal hal yang terlalu menarik saat ia menjalani hari hari hidupnya.

Kehidupannya terlalu membosankan.

El juga sudah menyerah mengingat semua tentang memorinya yang hilang. Karena semakin ia bersikeras mengingatnya, semakin semua memori itu memudar dari ingatannya.

Lagian selama satu bulan terakhir ini, tidak ada hal aneh yang terjadi.

Mungkin hari itu El terlalu berlebihan memikirkannya.

"Ice Cream," ujar El tiba tiba.

"Apaan?"

"Gw mau Ice Cream," lanjut El.

Ketiga sahabatnya mengangguk setuju,

sesampainya disana El langsung membeli tiga cup Ice Cream untuk dirinya sendiri. Tentu saja Al tidak memperbolehkannya, tapi Al tidak bisa melarang El untuk tidak memakannya karena anak itu sangat keras kepala.

Bagas dan Aska hanya memaklumi kelakuan El,

karena memang terkadang kecintaan El terhadap Ice Cream tidak bisa ditahan lagi.

Bahkan oleh Al sekalipun,

dan akhirnya El akan jatuh sakit karena banyaknya Ice Cream yang dikonsumsinya.

"Kalau sakit jangan ngerengek ke gw," ujar Al kesal.

El tidak memperdulikannya,

ia yakin Al tidak akan tega melakukannya.

🍭🍭🍭

El berjalan keluar dari minimarket, menenteng kantong plastik yang berisi Ice Cream dan beberapa cemilan yang akan menemani malamnya.

Entah kenapa tiga Cup Ice Cream yang tadi siang El beli, tidak cukup untuk membuatnya puas. Ia masih ingin Ice Cream lagi, mungkin lima Ice Cream lagi agar El tidak lagi menginginkan Ice Cream.

Demam segera menghampirimu El~

"Ice Cream~"

El melihat Axel yang keluar dari mobilnya, tampak seperti sedang berjalan kearahnya.

Raut wajahnya tidak menggambarkan apapun,

datar.

El ingin menyapa Axel, tapi saat El akan menyapanya Axel hanya melewatinya seakan mereka tidak pernah bertemu. Seperti mereka berdua hanya orang asing, yang tidak perlu untuk saling bertegur sapa.

Kening El mengerut bingung.

Memang sejak terakhir kali mereka bertemu di Rooftop, El sama sekali belum pernah bertemu dengan Axel. Seakan Axel sedang menghindarinya, dan El tidak tau apa penyebabnya.

Tanpa memikirkannya lebih lama lagi, El dengan segera melangkah menuju rumahnya.

El ingin segera menikmati Ice Creamnya~

"Rindu," lirih El tiba tiba.

El tidak mengerti apa yang baru saja ia katakan,

apa yang ia rindukan?

El menggelengkan kepalanya, ia terus berjalan menyusuri trotoar agar segera sampai di rumahnya.

Mengabaikan pertanyaan didalam kepalanya,

El ingin segera memakan Ice Cream!

Cklek!

El membuka pintu, tampak Celvin dan Arka sedang bersantai diruang keluarga. Kaki El berjalan membawa tubuhnya mendekat kearah kedua Abangnya, mendudukkan tubuhnya diantara Celvin dan Arka.

Dalam diam El memakan Ice Cream-nya.

"Ice Cream lagi?" tanya Arka.

"Hn."

El melanjutkan acara memakan Ice Cream-nya, sambil menonton televisi.

Kedua Abangnya juga tidak ada yang ingin membuka pembicaraan, mereka lebih menikmati suasana seperti ini.

Satu hal yang ingin El tanyakan,

"El pernah Amnesia ya?" tanya El tiba tiba.

Raut terkejut tercetak jelas pada wajah keduanya, karena untuk kali pertamanya El bertanya seperti itu kepada mereka.

Keduanya hanya diam,

tidak ada yang berinisiatif menjawab pertanyaan El.

"Abang?"

"El minum susunya dulu ya. Habis minum susu langsung tidur," ujar Celvin setelahnya.

Kening El mengerut, lagi lagi ia dipaksa untuk berfikir lebih keras. Berfikir tentang apa yang sebenarnya terjadi kepadanya, dan ada apa dengan tingkah aneh semua orang.

"Abang, El belum ngantuk."

Arka datang dari dapur membawakan susu untuk El,

El bingung.

"Kenapa?"

Tanpa menjawab pertanyaan El, Arka langsung menyodorkan segelas susu kepadanya. Menyuruh El untuk segera mengabiskan susunya, dan segera tidur.

El meneguk habis susunya,

tidak ingin ada perdebatan lagi diantara mereka.

"Sekarang tidur ya," ujar Arka dengan senyum lembutnya.

"Ya," jawab El singkat.

Sudahlah, El ingin segera istirahat. Ia ingin mengistirahatkan otaknya yang sedari tadi sudah berfikir keras, memikirkan semua hal yang menurutnya sangat aneh dan janggal.

Otaknya butuh istirahat,

semua orang tampak aneh menurutnya.

Ada apa?

Apakah memorinya benar benar menghilang?

Apa ada sesuatu yang tidak diketahuinya?

Apakah itu berhubungan dengan keanehan kedua Abangnya?

Apakah Axel berhubungan dengan semua ini?

Apakah-?

Apakah-?

Apakah-?

Apakah-?

Apakah El terlihat aneh?

Hah, El memang harus segera mengistirahatkan otaknya. Mungkin ia tidak akan pergi sekolah dulu untuk besok, ia harus benar benar istirahat total memulihkan kembali kinerja otaknya.

"Besok El nggak sekolah dulu," ujar El sebelum akhirnya berbalik berjalan menuju kamarnya.

"Selamat malam."

Tap!

Tap!

Tap!

~

Publish: 18 Oktober 2020✓
Revisi: -
To Be Continue✓

Little SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang