CHAPTER 8

13K 1.3K 101
                                    

Doble Up uwuu><



Rafa berjalan menyusuri koridor. Mengembangkan senyum cerahnya, menyapa setiap orang yang berpapasan dengannya. Entah kenapa suasana hatinya saat ini sangat bagus, itung itung sedekah juga nebar senyuman kesemua orang-

biar diabetes sekalian~

Sedang asiknya Rafa berjalan, tiba tiba seseorang menabraknya. Membuatnya terjatuh dengan tidak elitnya,

akh! Bikin Mood buruk aja.

Bruk!

"Aduuh sakit tau," rintih Rafa.

Rafa mendongkak keatas, melihat siap orang yang sudah merenggut Mood Baiknya.

Benar benar mengesalkan!

"Iih bantuin Rafa bangun kek," ujar Rafa kesal.

Bisa bisanya orang itu hanya menatap datar Rafa dari atas, tampak tidak ada niatan untuk membantu sama sekali. Orang ini benar benar buat Rafa kesal, bibirnya tidak berhenti mendumel mengomeli seseorang yang baru saja menabraknya-

dan lagi kenapa tubuhnya tinggi banget?! Rafa juga mau tauk!

Iiih bikin tambah kesel aja!

"Mukanya datar banget kayak pantat panci," ejek Rafa.

Bukannya kesal, orang menyebalkan itu malah pergi meninggalkan Rafa yang masih terduduk dilantai.

Dasar menyebalkan!

"Nyebelin lah bicara sama pantat panci!"

"Udah nabrak nggak minta maaf lagi,"

"Pantat Panci nggak ada akhlak!" teriak Rafa yang tentu saja masih bisa didengarkan oleh makhluk menyebalkan itu. Tapi dengan santainya ia tetap berjalan meninggalkan Rafa yang masih terus ngedumel kesal,

karena tidak ada gunanya juga berdebat dengan manusia seperti Rafa.

Seluruh pandangan tersorot kepada Rafa, tapi ia tidak peduli akan hal itu.

Rafa sangat kesal!

Benar benar sangat kesal!

Setelah puas mengatai Manusia pantat panci, dengan segera Rafa berdiri dari duduknya. Sedikit sakit, tapi Rafa rasa ia masih bisa menahannya.

Rafa tidak boleh nangis disini!

Malu tau~

Sekitar sepuluh meter dari tempat Rafa berdiri sekarang, tampak Alano sedang memegang komik dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya dimasukkan kedalam saku celana.

Mata Rafa berbinar senang, dan tanpa pikir panjang Rafa langsung berlari menuju sahabat kecilnya itu. Memeluk pinggang Alano, tanpa memperdulikan keadaan sekitarnya yang sudah menyorotkan atensi mereka karena apa yang tiba tiba Rafa lakukan. Untuk kedua kalinya di hari ini Rafa menjadi pusat perhatian, tapi apa pedulinya?

"Al!"

"Aduuh kalau mau meluk itu kasih kode dulu ngapa," keluh Alano yang sedikit limbung dengan perlakuan Rafa yang tiba tiba.

Rafa tersenyum menggemaskan.

"Al lagi ngapain?" tanya Rafa setelahnya.

"Mau minjam komik di perpustakaan," jawab Al.

"Temenin Rafa makan dong."

"Rafa lapeer," keluh Rafa dengan tangan yang mengelus perutnya yang kembali minta diisi.

Little SpaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang