Drrtt... Drrtt... Drrtt..
Gadis remaja yang terlihat sedang menggambar dengan posisi tengkurap di atas tempat tidur itu langsung mengangkat panggilan telfon dan menempelkan layar ponselnya ke telinga.
"Assalamualaikum."
"Walaikumsalam, kenapa Kak?"
Diseberang sana cowok dengan gingsul itu langsung tersenyum manis. "Nanti sore kamu ada waktu ga?"
"Banyak ko Kak Sakya, malah free."
"Kalo gitu mau ga aku jemput? Kita ke mall."
Arum langsung duduk tegak, mengigit jari-jarinya grogi. "Kakak ngajak Arum jalan-jalan? Serius?"
"Serius dong, kenapa ga?"
"Arum mau deh, tapi nanti Kakak izin ke Mama sama Papa yah. Biar Arum di ijinin main keluar."
"Siap deh!" saut Sakya dengan gembira.
"ARUM BELIIN MAMA RUJAK BUAH!"
Bibir Arum langsung cemberut, padahal ia masih ingin telponan dengan Kakak kelasnya di sekolah, tapi suara sang Ibu merusak segalanya.
"Kak, Arum matiin yah. Soalnya disuruh sama Mama beli rujak buah."
Sakya terkekeh, kepalanya mengangguk pelan walau Arum tidak mungkin melihatnya. "Dijalannya hati-hati."
"Iyaa... Kak, assalamualaikum."
Tanpa menunggu balasan dari Kakak kelasnya di sebrang sana, Arum langsung memutuskan panggilannya. Secepat mungkin Arum langsung keluar kamar.
"Kenapa harus Arum si Mah, kan Abang sama Kakak juga lagi ada di rumah."
"Mereka tadi keluar pinter," tekan Qiana membuka dompetnya.
"Haiss... Padahal Arum lagi mager."
"Anak jaman sekarang, kalo disuruh pasti bilangnya mager." sewot Qia memberikan lima lembar uang merahhan pada Putrinya.
"Banyak amat Mah, ini beli rujaknya diborong gitu?"
Qiana memberikan satu lembar kertas putih. "Sekalian belanja di supermarket."
"Mama mah, kebiasaan kalo nyuruh satu pasti ada aja buntutnya!" kesal Arum menerima sodoran kertas dari sang Ibu.
"Inget jangan beli apa-apa selain yang udah Mama tulis di kertas!" peringat Qia.
"Iya iyaa ih, Arum kan bisa di percaya,"
Bibir Qiana bergerak tidak terima dengan perkataan sang Putri, bisa dipercaya dari mana? Dari segi apapun gadis itu hanya akan menuruti perkataan Alaric.
"Arum cantik belum Mah?"
"Emangnya kenapa?"
"Kan kalo belum cantik Arum mau ganti baju sama dandan dulu."
"Udah cantik, sana pergi!" usir Ibu tiga anak itu kepalang jengkel.
"Beneran udah cantik kan Mah? Ga becanda kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arumanis
Teen Fiction[Sebagian chapter di privat, follow untuk membacanya] [ Sequel dari ' Suami Kampret!' ] Ini tentang Arum, Putri Bungsu dari sepasang Suami Istri bernama Alaric dan Qiana. Arum yang cantik, polos dan naif membuat sebagian laki-laki terjerat pesona se...