"Abang, minta uang," Arum menyodorkan telapak tangannya ke hadapan Alano, Abangnya.
"Ada sayang, ada," Saut Alano tanpa menatap wajah Arum. Masih dengan posisi telungkup di atas kasur dengan jari-jari tangan bergerak di layar ponsel memainkan game kesukaannya.
"Dikira lagi tik tok kan kali!" Arum berseru tidak terima, menampar kencang bokong Alano dengan telapak tangan.
"Sakit Rum, panas tau pantat Abang," Alano mengomel, mengelus-elus bokongnya pelan yang terasa kebas. Sebenarnya tadi Arum memukulnya dengan tangan atau besi sih?!
"Minta uang Abang ih..." Arum kembali merengek, memasang wajah siap menangis nya.
Alano mengusap wajah kasar, membuka laci yang terletak di samping tempat tidurnya. "Butuh berapa?" Tanyanya kembali, membuka isi dompet kulit miliknya.
"Dua juta sembilan ratus, sembilan puluh sembilan ribu rupiah."
Mulut Ano menganga. "Kebanyakan!"
"Celengan Abang 3 Bulan itu."
"Lagian buat apa sih?" Lanjut Alano lagi, memijat pelipisnya pelan."Buat aborsi."
"Anj-" Umpat Alano tertahan, turun dari atas rajang. Mencengkeram bahu Arum erat. "Tadi kamu bilang apa?!"
"Aborsi," Jawab Arum lugu.
Rahang Alano mengetat. "Ayah nya siapa?!"
"Ayah? Ayah siapa?" Beo Arum dengan wajah bingungnya.
"Ayah dari anak yang kamu kandung itu siapa?!" Bentak Alano marah.
"Kakak ngira Arum hamil?"
"Tadi kamu sendiri yang bilang mau aborsi kan."
"Jadi jangan salahin, kalo Abang mikir kamu hamil.""Maksud Arum, aborsi itu kaya selogan di cafe, kalo ga salah artinya... Makan opor dua porsi."
"Ga nyambung!"
Arum mencebik bibirnya kesal. "Orang bener itu ko. Cafenya juga baru buka di samping sekolah Arum. Beneran, ga boong."
"Sebenernya kamu tau ga si, arti kata aborsi yang sebenarnya itu apa?" Alano memijat pelipisnya pening. Astaga, ada saja kelakuan Arum yang bisa membuatnya setruk mendadak.
"Ga tau."
"Abang ribet ih, cepet bagi Arum uang. Mau jajan di sana, katanya ada promo serba lima ribu.""Murah banget," Celetuk Alano masih dengan wajah kesalnya, menarik tiga lembar uang merah dari dalam dompetnya.
"Emang Mama atau Papa, ga ngasih kamu uang, Rum?""Dikasih, Mama ngasih seratus ribu. Kalo papa kasih, tiga ratus lima puluh ribu," Arum menjelaskan sembari menunjukan kumpulan uangnya.
Alano yang sudah menyodorkan uangnya, berniat kembali menariknya, namun Arum lebih cepat merampas semua uang tadi.
"Rum!"
Arum tidak menghiraukan itu, menyimpan semua uangnya ke dalam tas selempang andalannya. "Makasih ya Abang sayang..." Arum memeluk Alano, mencium punggung tangan Ano lalu melesat keluar kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arumanis
Teen Fiction[Sebagian chapter di privat, follow untuk membacanya] [ Sequel dari ' Suami Kampret!' ] Ini tentang Arum, Putri Bungsu dari sepasang Suami Istri bernama Alaric dan Qiana. Arum yang cantik, polos dan naif membuat sebagian laki-laki terjerat pesona se...