Menjadi seseorang yang biasa di cap BAD ga ngaruh dengan kehidupan saya. Sikap yang blak-blakan membuat orang-orang tidak memiliki nyali untuk berbicara dengan saya. Bodo amat,satu kata untuk menghindari celotehan yang gak berkualitas dari orang lai...
" Tenang saja,di dunia ini bukan hanya kamu yang menjomblo,banyak kaum jomblo yang lain,yang memilih jomblo daripada pacaran yang jelas-jelas tidak diperbolehkan "
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
S
etelah melaksanakan shalat maghrib berjamaah, Rizwan dan Safa kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan. Ditengah tengah perjalanan, handphone Rizwan berdering dan disana tertera nama 'Naysha'. Rizwan menebak,pasti sang adik minta di belikan sesuatu. Rizwan menepikan mobilnya, lalu menggeser panel hijau tersebut
" Assalamualaikum, kenapa? " Kata Rizwan membuka percakapan
" Wa'alaikumussalam,abang masih di jalan kan? " Tanya Naysha
" Mau apa? " Tanya Rizwan pelan,walau bagaimanapun Naysha tetaplah menjadi sosok bidadari kedua untuk Rizwan. Ia sangat menyayangi Naysha walau Naysha terkadang berlaku jahil kepadanya
" Beliin pembalut " kata Naysha, Rizwan membulatkan matanya, pembalut? Ini pertamakali ia diminta membeli pembalut oleh seorang perempuan.
" Minta bang Ardi aja,Ca.. " kata Rizwan
" Bang Ardi lagi istirahat,ayo lah bang..ini pembalut aku udah habis tau...dan udah malem juga. Bang Ardi barusan aja pulang,masa disuruh pergi lagi sih.. " Masalahnya Rizwan tidak mengerti apa itu pembalut,ia saja tak memahami bentuknya. Dulu,ia mengira pembalut ih tu ialah roti. Hahahaha ada-ada saja
" Yaudah belinya besok aja ya " kata Rizwan ber negosiasi.
" Abang mau,nanti kalo aku tidur terus bocor,abang mau cuci kasur? " Kata Naysha dengan suara oktaf meninggi. Pasrah sudah,ia tak ingin membuat sang adik menangis ataupun kecewa
" Iya abang beliin. Yaudah,abang tutup telfonnya. Assalamualaikum " kata Rizwan lalu mematikan telfon tersebut.
Hening seketika, Rizwan malu meminta tolong kepada Safa,pasti dia akan ditertawakan nantinya. Namun ia tak punya teman perempuan selain Safa,bukan teman. Lebih tepatnya musuh.
" Safa.. " panggil Rizwan ragu
" Apa? " Tanya Safa ketus
" Gue..gue..mm... " Rizwan tampak ragu-ragu untuk meminta tolong.
" Gagu gagu,lo gagap atau gimana sih? Ga jelas banget dah! " Kata Safa sambil fokus memainkan handphone nya.
" Nanti aja deh... " Kata Rizwan sambil menginjak pedal gas mobilnya dan menuju supermarket.