Menjadi seseorang yang biasa di cap BAD ga ngaruh dengan kehidupan saya. Sikap yang blak-blakan membuat orang-orang tidak memiliki nyali untuk berbicara dengan saya. Bodo amat,satu kata untuk menghindari celotehan yang gak berkualitas dari orang lai...
“ Denger nih,se bobrok apapun Patrick,tapi dia punya kata-kata bijak :‘Dulu kau sudah dapat kesempatan dan kau gagal. Kau harus berhenti hidup di masa lalu. Hadapilah,kau hanya akan melukai hatimu' tuh!”
☕You Are Not Alone ☕
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mungkin menyerah itu ialah cara terakhir bagi Rizwan atau bagi semua orang. Tapi pernah ga mencoba sampai titik lelah mu lalu kau menyerah? sebenarnya orang yang tidak pernah mencoba lalu ia langsung menyerah maka bisa dikatakan orang tersebut enggan untuk sukses.
“Ga ke cafe bang?” tanya Naysha
“Nanti” jawab Rizwan sambil duduk di dekat Naysha yang tengah menyuapi Alan.
“Pagi Alan Walker” sapa Arsyad seketika
“Alan Walker Alan Walker,ubah nama orang sekali lagi,Abang campakkan kamu dari rumah” tegas Rizwan sambil mengolesi roti dengan selai kacang
“Lagian,kenapa coba namanya Alan. Kenapa gak Gabriel,atau Prince atau—”
“Atau nama kamu mau di coret dari kartu keluarga?” sambung Rizwan
“Punya abang kok galak banget kek singa” gumam Arsyad sepelan mungkin
“Kalo ngedumel itu gausah pake suara,itu semut yang lewat denger kamu bilang apa” sindir Rizwan
“Iya ya maaf,baper banget...” kata Arsyad sambil meraih roti tawar yang tersedia
“Sipit,ga kuliah?” tanya Naysha
“Nanti,masuk jam 9” jawab Arsyad santai
“Nah! Pas! Kamu jaga Alan ya,Kakak mau mandi” kata Naysha sambil menyerahkan Alan ke dalam pangkuan Arsyad.
“Eh eh,ga jadi. Aku mau berangkat kuliah,dosen udah dateng,bye!” kata Arsyad menyerahkan Alan kembali ke Rizwan.
“Arsyad!!—” teriak Naysha
“Udah! Ga usah teriak kayak gorila gitu, Alan sama abang aja. Oiya,Abang mau ke Cafe karena ada tamu disana. Abang bawa Alan ya” kata Rizwan bangkit dari kursi
“Eh, gausah bang nanti biar—”
“Santai,lagian Alan ga se rewel Angkasa,ga se konyol Rafa. Dan dia juga anteng banget kalo digendong. Nanti kalo mau nyusul,kamu minta kang Adi bawa kamu ke sana ya,jangan naik taksi online atau apapun. Oiya lupa,kang Adi lagi pulang kampung,nanti kamu dijemput sama Patrick,ya” kata Rizwan sangat overprotektif sampai-sampai ia berbicara dengan satu tarikan nafas.
Setelah itu, Rizwan pergi membawa akan ke cafenya,selama perjalanan. Alan tidur di dalam pangkuan Rizwan,dan membuat Rizwan tenang dalam mengendarai mobil.