“Jangan menyerah,ini baru titik pertengahan menuju ending. Jodoh kagak ada yang tau... sebaiknya lo berjuang, daripada lo nyesel tanpa berjuang sampe titik akhir?”
☕Ghazy Alvaro Aditama ☕
“Safa” lirih Rizwan ketika ia melihat dua orang tersebut berjalan menghampirinya.
Rizwan hendak berbalik namun dia mengurungkan niatnya setelah sebuah suara yang ia benci memanggilnya “Rizwan..” panggil SafaRizwan berbalik lalu menghadap ke arah orang-orang yang tengah berlalu lalang.
Apa kamu enggan untuk melihatku lagi? Apa kamu marah? Batin Safa ketika melihat Rizwan yang enggan menatapnya maupun Angga.
“Apa kabar?” kata Angga melayangkan tangannya hendak berjabat tangan dengan Rizwan.
Ghazy melihat Rizwan yang tak menggubris tangan Angga,tak ingin ada perang dingin lagi. Ghazy langsung menyambut tangan Angga “Alhamdulillah baik,tangan Rizwan lagi sakit..maklumin ya..” kata Ghazy agar tidak ada kesalahpahaman lagi.
Rizwan langsung menoleh tajam ke arah Ghazy,kenapa pula tangannya dijadikan tumbal “Lo,kalo mau sikap kek gini,ntar dirumah aja. Menghargai orang itu perlu,lo sebaiknya buang sikap cemburu lo” ceramah Ghazy.
“Angga, Ghazy. Bisa tinggalin gue sama Rizwan bentar?” pinta Safa.
“Sorry,gue sibuk. Ayo Gha—”
“Ada yang mau gue omongin,cuman 5menit.” pinta Safa.
Ghazy dan Angga pun agak menjauh dari tempat Safa dan Rizwan berdiri.
“Lo udah tahu kan kalo gue dilamar sama—”
“Udah,Angga kan? Gue rasa dia yang terbaik.” ketus Rizwan. Bibirnya seakan akan mengeluarkan kata-kata pedas untuk Safa. Cemburu itu bilang bos!
“Tapi lo—”
“Lo sebenarnya mau apa? Mau nuduh gue cemburu?iya? Enggak lah,kalo dia udh jodoh lo,yaudah gausah datang lagi. Udah ada yang jaga lo” sambung Rizwan.
Safa merasa Rizwan marah terhadapnya,tapi kenapa?apa salah Safa?apakah dia tidak mengerti jikalau Safa masih menunggu penantian Rizwan yang datang untuk melamar dirinya?
Safa menunduk,ia berusaha agar tidak menangis di depan Rizwan. Mengapa ia begitu tersakiti di setiap perkataan Rizwan yang terkesan sangat pedas,lebih pedas dari sambal.
Rizwan menghela nafas berat,ia sebenarnya tak ingin menyakiti hati Safa. Tapi ini salah satu cara agar Safa membencinya dan dia bisa segera melupakan Safa.
“Cengeng” sindir Rizwan.
Safa mendongak menatap tajam Rizwan
“Lo ga tahu apa-apa! Lo itu egois!lo bahkan ga pernah tahu kenapa gue kayak gini!! Lo bahkan ga pernah mikir perasaan gue! Lo itu egois Rizwan!!! Egois!!!” nada suara Safa meninggi dan orang-orang yang berlalu lalang berhenti dan memperhatikan Safa yang tengah mengumpat Rizwan.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are Not Alone {END}
Teen FictionMenjadi seseorang yang biasa di cap BAD ga ngaruh dengan kehidupan saya. Sikap yang blak-blakan membuat orang-orang tidak memiliki nyali untuk berbicara dengan saya. Bodo amat,satu kata untuk menghindari celotehan yang gak berkualitas dari orang lai...