Menjadi seseorang yang biasa di cap BAD ga ngaruh dengan kehidupan saya. Sikap yang blak-blakan membuat orang-orang tidak memiliki nyali untuk berbicara dengan saya. Bodo amat,satu kata untuk menghindari celotehan yang gak berkualitas dari orang lai...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Keejadian 3hari itu,Safa menjadi murung dan tak bisa menampakkan kebahagiaan. Dia yang murung tapi kok gue yang gelisah? Ingin menghibur tapi gue gatau perempuan itu suka sama apa...dan..gue ga punya temen cewe selain dia. Masa iya nanya ke dia 'Saf,kamu suka apa?' yang ada gue malah di cap go*lok.
Mondar mandir ga jelas di dalam kamar membuat otak gue ikut-ikutan muter,kalo nanya di mba Nova, Naysha atau bunda. Yang ada mereka bakalan curiga sama gue, terpaksa gue tanya Ghazy aja. Gue mencari kontak Ghazy di handphone gue, setelah ketemu gue langsung menekan tombol hijau yang tertera.
1kali telfon gue gak di angkat,2 kali ga diangkat juga, begitupun yang ke tiga kalinya. Masa jam 9 dia udah molor? Tumben banget. Ketika gue hendak meletakkan handphone di atas nakas, handphone gue langsung bergetar dan disana ada nama Ghazy yang tertera.
" Assalamualaikum Hallo? Kenapa? " Tanya Ghazy di seberang sana
" Lo ngapain sih,lama banget angkat telfon gue,lagi bersemedi lo di goa? Iya? " Dengan nada oktaf yang memuncak,gue ngoceh tak karuan ke Ghazy saking kesalnya.
" Yaelah lo tumben-tumbenan nelfon malem-malem,kenapa? Gue tadi lagi di bathroom,jadi gue ga denger handphone gue bunyi. " Jelas Ghazy.
" Gue mau nanya " tak ingin bertele-tele,gue langsung to the point aja
" Nanya aja,harus gitu pake izin dulu? " Tuh kan,nanya baik-baik aja diperpanjang..apalagi nanya dengan ga baik,bukan diperpanjang,pasti bakalan di ajak adu otak.
" Cewe itu suka apa? " Ghazy diam sesaat,apa pertanyaan gue salah?setelah sekian detik hening, tiba-tiba gue mendengar suara tawa dari seberang.
" Hahahahaha,mimpi apaan lo. Hahaha,nanya yang begitu itu di perempuan lah,masa di gue. Apa jenis kelamin gue harus gue umumin se kompleks biar lo tau? Hahahaha ada-ada aja lo. " Gue langsung tepuk jidat,bodohnya gue kenapa malah nanya di dia coba. Tak ingin di pojokan,gue langsung mematikan panggilan secara sepihak.
Gue langsung melempar handphone gue ke sembarang arah, terserah mau kebentur tembok atau retak. Gue gak perduli! Yang penting bagaimana cara menghilangkan rasa malu ini. Lupakan,kalo gue belum dapat caranya,gue bakalan kebawa mimpi. And that's bad.
Gue akhirnya keluar dari kamar, berharap para papah muda masih berkeliaran di sekitaran rumah.
" Bang Ardi! " Gue langsung turun dan menghampiri Bang Ardi yang masih hidup bersama Rafa.