36. sechunddreißig

468 67 10
                                    

Maunya VOTE dulu sebelum baca:(

Renjun berdiri mendekati Nara, tangannya hampir mau membuka baju yang dia kenakan. Sadar dengan situasi ini, Nara menutup matanya, "E-eh lo mau ngapain?!"

Dengan polosnya Renjun jawab, "Mau ganti baju."

"Jangan di depan gue juga kali!!"

Renjun tertawa, "Ya lo ngapain masih disini?"

Iya juga ya, kenapa gue masih diem disini?

Buru buru Nara keluar dari kamar Renjun dengan pipinya yang terlihat merah macem kepiting rebus karena malu. Dengan cepat, Nara menggelengkan kepala untuk menyadarkan dirinya.

Selagi Renjun ganti baju, Nara pergi ke dapur mengambil air hangat untuk mengopres dahi Renjun nanti. Nara teringat sesuatu hal, dia menghampiri kamar Renjun dan mengetuk pintu, "Ada handuk kecil gak?" tanya Nara.

Gak ada jawaban, Nara pun menempelkan daun telinganya ke pintu. Tiba tiba pintu terbuka, menampakan Renjun yang udah berdiri di ambang pintu membuat daun telinga Nara menempel pada dada Renjun.

"Ngapain lo?"

Nara langsung berdiri tegak sambil berdeham. "Ada handuk kecil gak?"

"Nih," Renjun menyerahkan handuk kecil.

Nara membalikan badan Renjun dan mendorongnya masuk ke kamar. Nara juga nyuruh Renjun untuk berbaring. Dengan telaten, Nara mengompres dahi Renjun.

"Istri idaman," celetuk Renjun.

Nara mencubit lengan atas Renjun yang membuat sang empu mengaduh kesakitan, "Gue lagi sakit jangan nambah gue sakit dong!" Mencubit emang hal sepele tapi cubitan Nara beda gaes, ada powernya.

"Cih, gitu doang sakit," cibie Nara tapi dia diam diam tersenyum karena teringat ucapan Renjun tadi yang bilang istri idaman.

"Renjun."

"Hm?"

Kayaknya gue udah mulai suka sama lo sepenuhnya Njun.

"Apa?" tanya Renjun

Nara tersadar, dengan cepat dia menggelengkan kepala, "Ng-nggak kok. Cuma manggil doang."

Renjun merubah posisinya menjadi duduk membuat handuk basah yang tadi menempel di dahinya jatuh. Nara menepuk keras lengan Renjun. "Kok bangun sih?! Handuknya jadi jatuh kan. Ayo rebahan lagi!"

"Tadi ada apa Ra? Jangan bikin penasaran," bisik Renjun.

"Bukan apa apa. Dahlah mending lo rebahan lagi. Lo harus sembuh biar gue bisa pulang."

"Jangan!" pekik Renjun membuat Nara melongo.

"Lo udah gila ya? Ntar gue dimarahin Mama."

"Kalo ngurus orang sakit jangan setengah setengah Ra, udah lo nginep aja disini," mendengar hal itu Nara menyilangkan kedua tangannya di dada, "Gue gak akan macem macem, lagian gue lagi sakit."

"Yaudah gue izin dulu," Nara mengambil ponselnya.

Nyai

Mama|
Temen Nara sakitnya parah|
Nara nginep semalem aja boleh ya?|

|Gak!
|Besok sekolah!

Besok tanggal merah Ma|

|Oh ya?
|Yaudah
|Get well soon buat temen kamu

Pada akhirnya, Nara menginap di apartemen Renjun.

ephemeral +renjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang