+Bonchap : penyesalan

535 62 14
                                    

7 tahun yang lalu

Di sekolah ini heboh tentang berita mengenai Renjun. Pelakunya belum bisa tertangkap karena gak ada plat nomor di mobil si pelaku. Kemungkinan bakalan susah dicari.

"Demi apa?"

"Renjun meninggal beneran?"

"Tiba tiba gue kasian sama Nara"

"Kenapa harus kasian? Mungkin aja Renjun meninggal gara gara tuh cewek!"

Padahal orang yang mereka ghibahin lagi gak sekolah karena sedih sama kepergian Renjun.

"Dari awal emang gue gak suka Renjun sama Nara jadian. Nara tuh udah kayak pembawa sial!"

Hal itu mau tak mau terdengar juga oleh kupingnya Nakyung. Sepanjang hari dia habiskan dengan melamun. Merenungkan semua kesalahan dia selama ini.

Ngomong ngomong Nakyung udah gak balik ke rumahnya, dia nginep di rumah Jiheon. Yang punya rumah udah pada tidur cuma Nakyung aja yang masih melek. Dia kepikiran terus sampe gak bisa tidur.

Tiba tiba dia nangis gitu aja. "Renjun.."

Nakyung bangun dari posisi tidurnya, dia mulai menulis sesuatu di sebuah kertas. Setelah selesai, dia memasukkan kertas tersebut dalam tasnya. Kemudian kembali ke posisi tidur.

Padahal masih pagi tapi Nakyung belum juga terlihat di kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Padahal masih pagi tapi Nakyung belum juga terlihat di kelas. Waktu Jiheon bangun, Nakyung tuh udah gak ada di rumahnya. Dia kira Nakyung berangkat sekolah duluan ternyata pas dicari di sekolah gak ada.

Masa sih pagi pagi buta begitu pergi ke sekolah?

"Lo liat Nakyung gak?" tanya Jiheon pada salah satu siswa dan siswa itu menggelengkan kepalanya.

Jaemin menghampiri Jiheon, "Kenapa sama Nakyung?" tanyanya dingin. Sebenarnya dia gak mau peduli tapi entah kenapa kepo dikit, takutnya ngelakuin hal buruk lagi kepada Nara.

Jiheon menyerahkan secarik kertas, "I-ini..gue takut banget Nakyung ngelakuin yang aneh aneh." Jaemin merampas kertas tersebut dan membacanya.

Hai, ini Nakyung

Buat yang nemuin surat ini lebih dulu, tolong sampaikan maaf gue sama Nara. Selama ini gue udah bikin dia menderita. Dari mulai bully dia waktu di kamar mandi, teror dia, sampe berniat mau bunuh dia lewat orang suruhan.

Gue adalah penyebab Renjun meninggal. Awalnya gue nyuruh orang itu buat nabrak Nara tapi malah Renjun yang kena.

Usaha gue selama ini sia sia dan gue bener bener nyesel. Pada akhirnya Renjun bukan milik siapa siapa kan? Buat apa gue hidup di dunia ini kalo orang yang gue suka udah pergi?

"Dia itu anak broken home Jaem, selama ini dia depresi dan butuh orang yang bisa sayang sama dia. Makanya dia keliatan obsesi sama Renjun tapi sekarang Renjun udah gak ada. Mungkin Nakyung berpikir dirinya udah gak berguna lagi buat hidup. Gue takut kalo Nakyung mengakhiri hidupnya."

Tangan Jaemin meremas kertas tersebut tapi dia tetap memasukkannya ke dalam saku celana. Dia pergi menuju ruang guru dan melapor pada wali kelasnya. "Pak, Nakyung hilang, tolong cari bantuan."

Wali kelasnya terkejut, "Hilang?! Ada ada saja anak jaman sekarang ini," katanya sambil geleng geleng kepala.

Pencarian Nakyung dimulai dari hari ini.



Udah kehitung dua hari Nara gak keluar sari kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Udah kehitung dua hari Nara gak keluar sari kamarnya. Selama itu dia belum makan apapun. Sumpah dah nyari mati kayak nya!

Jaemin udah berdiri di depan pintu kamar Nara sambil membawa nasi beserta lauk pauknya. Kemudian dia mengetuk pintu kamar Nara tapi tetap aja diabaikan.

"Nara, seenggaknya lo makan walaupun harus sesuap nasi yang penting perut lo keisi."

"..."

Jaemin menghela napas, "Gue tau siapa pelaku yang nabrak Renjun."

Setelah Jaemin ngomong gitu, baru deh Nara membuka pintu kamarnya. Penampilan Nara kayak abis dari goa, rambut acak acakan dan matanya sembab. Walaupun begitu Nara masih keliatan cantik kok dimata Jaemin.

"Siapa?" tanya Nara.

Jaemin belum menjawabnya, Nara mungkin berpikir kalau dia cuma bohongan. Hampir saja Nara menutup pintunya lagi tapi Jaemin lebih dulu ikut masuk ke kamar.

Jaemin meletakkan makanan yang ia bawa di atas nakas, "Makan dulu Ra."

"Keluar.." pinta Nara.

"Nara, lo gak boleh kayak gini terus! Renjun gak akan tenang kalo lo gak relain dia!"

"GUE BILANG KELUAR JAEM!" bentak Nara.

"Lo pengen tau pelakunya. Itu kan yang lo mau? Kalo lo udah tau pelakunya, terus apa? Tetep aja Renjun gak bisa balik lagi Ra.."

Nara mulai menangis.

"Nakyung pelakunya."

"Apa? Udah gue duga.. dimana dia sekarang? Gue mau ngomong!!"

"Lo gak bisa ketemu Nakyung lagi."

"Kenapa?! Kenapa gue gak bisa ketemu dia lagi? Gue mau ngomong sama dia biar dia sadar!! Dia itu udah kelewatan!"

"Nakyung udah gak ada!"

"Maksud lo apa?"

"Nakyung bunuh diri," Jaemin merogoh sakunya dan memberikan secarik kertas kepada Nara. "Ini surat bunuh diri, dia udah mengakui kesalahannya."

Nara membaca isi suratnya, lagi lagi dia menangis. Kali ini entah apa yang dia tangisi.


Mungkin bonchap masih belanjut ya:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin bonchap masih belanjut ya:)

Oiya author punya pesan buat kalian.

Setiap orang memiliki cerita hidup masing masing. Gak semua orang yang menurut kalian itu ceria dia selalu bahagia, mungkin aja orang itu merasa terpuruk.

Luarnya seperti baja, namun hatinya rapuh. Orang seperti itulah yang patut kita beri semangat hidup.

Kalo kalian punya temen yang broken home, seenggaknya please kasih semangat. Jangan mandang aneh orang depresi, apalagi yang suka selfharm. Yang mereka inginkan itu cuma satu, yaitu kasih sayang

ephemeral +renjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang