Green

787 127 6
                                    

Sepulang sekolah, Baekhyun berencana mengunjungi Mal di daerahnya. Dia akan berbelanja keperluan party yang akan dia buat.

Baekhyun ini turunan kaya raya. Uang dalam kartu yang ia punya tak terkira jumlahnya.

Baekhyun sedang menunggu dua temannya di parkiran. Sangat lama. Entah apa yang sedang keduanya lakukan padahal bel pulang sekolah sudah berbunyi  tiga puluh menit yang lalu.

Bicara soal teman, hanya mereka berdua yang Baekhyun punya. Namun juga tidak dalam artian sebenarnya.

Mereka berteman, tapi tidak sedikitpun tentang Baekhyun mereka tahu kecuali nama.

Baekhyun tertutup, memilih bungkam dengan apa yang selama ini dia rasakan. Bersembunyi di balik apa yang orang sebut keceriaan.

"Woi, Pelangi, bengong aja." Diyo berseru di sebelahnya. "Ngelamunin apa ayo, dari tadi?"

"Kak Chanyeol." Jawabnya asal. "Kalian lama banget, ke mana aja?"

"Tadi dicegat Kai pas nunggu Luhan ngintilin si Sean."

Baekhyun tersenyum centil, menepuk bahu Luhan bangga. Memang... "Gitu, dong. Kalau suka itu harus diperjuangin, jangan nyerah sebelum berjuang."

Seperti dirinya....

Luhan diam. Mengingat perkataan Sean tentang Baekhyun tadi di gudang, membuat ia bertanya-tanya, apa mereka berhubungan? Lalu kenapa Sean membela Baekhyun yang jelas-jelas di sini dia yang salah.. Ah, akan Luhan tanyakan itu nanti. Sekarang ikuti saja dulu arusnya.

Lama di jalan, karena sedang macet-macetnya, akhirnya mereka sampai di tujuan.

Tempat pertama yang mereka tuju adalah tempat minuman.

Tak banyak minuman yang mereka beli, berhubung mereka rata-rata anak berumur di bawah tujuh belas, maka minuman beralkohol tak masuk daftar belanjaan.

Selesai dengan minuman, mereka menuju tempat di mana banyak pakaian berada. Mereka akan memilih gaun yang akan dikenakan, tentu saja, Baekhyun yang bayar.

"Ambilkan yang lebih seksi dari yang terseksi. Warna hitam." Perintah Baekhyun pada salah satu penjaga di sana.

Penjaga itu lantas pergi setelah sebelumnya memberi satu senyuman.

Beberapa menit setelahnya, penjaga itu kembali dengan banyak baju di tangan. Semua terlihat seperti pakaian kurang bahan.

Baekhyun tersenyum..

Malam ini, dia akan terlihat sempurna.

Baekhyun mengambil tiga baju sekaligus. Tak perlu dicoba, baju itu sudah terlihat pas di mata. Baekhyun serahkan dua lainnya pada Diyo dan Luhan.

Diyo dan Luhan saling menatap. Tidak mungkin kan Baekhyun menyuruhnya untuk.. "Pakai ini nanti malam, kalian harus keliatan sempurna."

"Er... Gue nggak yakin." Diyo meringis menatap baju di tangannya.

"Yakin, nggak yakin. Lo harus pakai baju itu nanti." Baekhyun berkata sembari berjalan ke tempat pembayaran.

"Sean bakal dateng nggak?"

Langkah Baekhyun terhenti mendengar pertanyaan Luhan. Ia berbalik hanya untuk melihat wajah sang kawan.

"Kenapa?"

"Dateng, nggak?" , Ulangnya.

Baekhyun tak lantas menjawab, dia hanya memandang Luhan dengan tatapan sulit diartikan. Sesaat setelahnya, ia tersenyum,  lalu menjawab.

Warna Untuk Pelangi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang