"Apaan sih lo?"
Mita terkejut. Ia sedang berjalan bersama Chanyeol saat tiba-tiba seseorang menyentak tangannya yang menggandeng Chanyeol.
"Ups.. Sorry, gue sengaja." Baekhyun berucap dengan tampang yang ia buat sepolos mungkin. Ia mendekatkan bibirnya pada telinga Mita dan berbisik, "Masih untung cuma gue hempas. Belum gue patahin karena berani sembarangan nyentuh milik orang."
Ini masih pagi, dan Baekhyun sudah memancing keributan.
Mita tersenyum remeh. Bersedekap dada melihat Baekhyun yang tersenyum memuakkan di depannya.
"Ini udah pagi, dan lo masih bermimpi. Jadi, ada urusan apa si pemimpi ini sama kita?"
"Kita?" Baekhyun membeo.
"Gue nggak ada urusan sama si Kita, gue punya urusan sama Kak Chanyeol"
Baekhyun menolehkan atensinya pada Chanyeol. Tersenyum manis seraya menyodorkan kotak bekal yang sudah ia siapakan.
"Dimakan ya, kak. Jangan dibagi sama Mita lagi. Kalo nggak habis, dibuang aja. Tong sampah lebih baik dapet makanan itu daripada Mita."
Mita yang mendengarnya mulai terpancing. Ia akan mencakar mulut Baekhyun kalau saja Chanyeol tak menahan tangannya.
"Kapan lo mau berhenti kayak gini?" tanya Chanyeol.
Baekhyun menatap tak suka pada tangan Chanyeol. Tak seharusnya Chanyeol menahan Mita yang akan menyerangnya karena memang itu yang Baekhyun inginkan. Baekhyun memang sengaja memancing amarah Mita agar dia mau menyerang dan akan Baekhyun balas sepuasnya.
"Kita udah bahas itu di sebelah gudang kemarin." Tegas Baekhyun.
Chanyeol semakin mengeratkan genggamannya. Mita sampai meringis merasakan tangannya yang Chanyeol cengkeram.
"Dan ciuman kemarin itu buktinya." , Baekhyun semakin menjadi-jadi. Berharap kali ini Mita lepas kendali.
Dan benar saja, sedetik setelah Baekhyun berucap, tangan Mita yang bebas mendarat telak di pipinya. Ya, Mita menamparnya.
"Bee!"
Rencana awal Baekhyun akan membalas Mita jika ia menyerangnya. Tapi urung karena seruan seseorang.
Chanyeol berada di depannya. Tangannya mengelus pipi Baekhyun yang nampak memerah. Wajahnya, terlihat sangat khawatir, begitu saja, air mata Baekhyun mengalir. Ia merasa.... Beginilah seharusnya.
Mita terduduk di bawah. Ia jatuh lantaran Chanyeol menghempas kuat dirinya. Yang Mita tatap dengan tajam keduanya. Ia tidak hanya sakit, tapi sukses dipermalukan di depan banyaknya penghuni parkiran.
Di tempatnya, Kai, Indra dan Leno menyaksikan. Kata Leno:
"Ngeri juga, ya, kalo Ratu sama Selir bertengkar.""Iya. Kalau punya pacar lebih dari satu, harus pinter-pinter jaga diri. Kalau enggak, bukannya bahagia punya pacar dua, yang ada mampus duluan." Kai buka suara.
"Apa kabar sama gue yang misalkan ketahuan?" Indra menggumam. Ngeri sendiri membayangkan jika saja dirinya ketahuan. Jangankan dua, pacarnya ada lebih dari lima.
Kai yang mendengarnya, menatap Indra prihatin. "Makanya, jadi orang, brengseknya jangan keterlaluan. Kalau sampai lo ketahuan, nggak pake discount , lo pasti sold out duluan."
"Brengsek yang nyeramahin brengsek lainnya." Leno berucap.
"Enak aja, gue mah beda sama Indra. Gue punya dua aja cukup kali. Nggak kayak Indra, bahkan ceweknya lebih dari lima." Kai tidak terima.

KAMU SEDANG MEMBACA
Warna Untuk Pelangi [END]
Fiksi Penggemar"Kalo aku jadi pelangi, kak Chanyeol mau nggak jadi warnanya? " "Sejak kapan pelangi berwarna hitam? " Start : 03 September 2020 Finish : 03 Desember 2020