Copper

697 109 15
                                    

Apa sebenarnya arti dari sebuah keluarga? Bagi siapapun yang tahu, tolong sekali saja beritahu Chanyeol.

Jika arti dari memilki keluarga adalah harus menderita, Chanyeol lebih baik nggak punya.

Chanyeol kecil saat itu belum mengerti, kenapa Ayahnya selalu berteriak padanya. Membentak setiap kali ia melakukan sebuah kesalahan, bahkan tak jarang tangan Ayahnya itu mendarat di wajahnya.

Ayah akan selalu emosi setiap kali Chanyeol kecil bertanya perihal ibunya, seperti : Di mana ibu? Seperti apa wajahnya? Siapa namanya? . Chanyeol melihat anak-anak lain punya ibu, tapi ke mana ibunya?

Chanyeol kecil dibiarkan hidup dalam tanda tanyanya perihal sang ibu sampai pada usia di mana ia mengerti, bahwa dia ini, anak yang tidak diinginkan.

Yang jadi pertanyaan, apa yang ayahnya pikirkan saat berbuat sesuatu yang berakhir Chanyeol tumbuh dalam perut ibunya?. Kenapa harus dilahirkan jika pada akhirnya tidak mau diterima?

Chanyeol kecil hidup dalam tekanan bahkan sampai saat ayahnya datang membawa keluarga baru untuknya. Ibu dan adik tiri, yang ayah cintai.

Dera namanya, ibu yang Chanyeol sayangi melebihi ayah kandung sendiri. Ibu yang baru saja ayah pukul sebab membela Chanyeol yang disalahkan karena tak becus menjaga sang adik tiri.

"Udah, yah. Chanyeol yang salah. Maafin Chanyeol." Memohon. Memeluk kaki sang ayah agar mau berhenti bersikap anarkis pada ibunya.

Di tendang. Chanyeol sampai terjengkang ke belakang. Ayahnya memang suka main kekerasan.

"Ngapain belain anak ini? Padahal anak sendiri jadi kayak gini karena dia nggak becus jaga adiknya?!"

Leher adik tirinya terluka, dan Chanyeol tak tahu apa sebabnya. Kemarin, Baekhyun mengurungnya seharian.

Ibu menangis. Menyayangkan perbuatan suami pada putranya. Perlakuan sang suami pada kedua anaknya sungguh berbeda, hanya karena lahir dari rahim yang tak sama. Mita lahir dari wanita yang dicinta, sedangkan Chanyeol dari wanita yang pernah dia sewa. Padahal keduanya merupakan darah dagingnya.

Dera menyayangi Chanyeol sebagaimana Chanyeol adalah putranya. Ia jatuh cinta saat pertama kali melihat Chanyeol kecil yang menatap berbinar padanya. Chanyeol kecil yang saat itu bertanya: Ibu kenapa baru pulang?. Padahal Dera bukan ibunya.

"Tapi dia nggak tau apa-apa." Dera masih membela.

"Justru itu. Ke mana dia waktu adiknya di celakain?!"

Leher Mita terluka. Ada memar di sana. Kulitnya yang putih memperjelas warna biru keunguan yang ada.

"Nggak guna jadi anak. Bisanya cuma nyusahin keluarga! "

Sekejam itu lisan ayahnya. Setelah semua yang Chanyeol lakukan, tetap saja tidak berguna. Ayah cuma nggak tahu, Chanyeol bahkan mau berpura-pura menjadi kekasih adiknya di sekolah. Ayah juga tidak tahu, Mita punya perasaan yang tidak semestinya adik kepada kakak. Dan hal yang membuat Chanyeol bungkam adalah Ibu yang bisa saja terluka jika tahu fakta bahwa putrinya menghancurkan sebuah keluarga kekasih kakaknya.

Tapi kenapa sayang ayah pada Mita begitu buta? Padahal mereka sama-sama anaknya meski dari wanita berbeda.

"Ayah!" Ibu balas membentak.

"Apa?! Bener kan apa kata saya?"

"Di jaga omongannya, yah. Itu juga anak kamu!"

"Alah, saya nggak perlu!" Devan--Ayah Chanyeol, memalingkan wajah dari istrinya. Dia sangat tidak suka Dera membela putranya.

Chanyeol mencelos mendengar apa yang ayahnya katakan. Ayahnya begitu tidak ingin akan keberadaan dirinya di rumah itu. Ibu juga sering kena pukul karena membela Chanyeol dari perbuatan ayahnya. Jika sudah begini, apa Chanyeol terima saja ajakan Baekhyun untuk kabur dan hidup bertiga dengan mamanya? Tapi bagaimana dengan ibunya? Chanyeol nggak tega kalau harus tinggalkan beliau dengan ayah dan perempuan ular macam adiknya.

Chanyeol melirik pada Mita yang hanya duduk diam di sofa. Pertengkaran itu terjadi di ruang keluarga. Mita bertingkah layaknya korban yang teraniaya di depan ayahnya, hal ini sudah biasa Mita lakukan. Saat mata mereka bertemu pandang, Mita tersenyum remeh ke arahnya.

Saat adu mulut itu terjadi, terdengar suara bel yang ditekan menginterupsi.

Ting tong!

Seseorang bertamu pada waktu yang tidak tepat.

***

Baekhyun sudah membulatkan tekadnya. Hari ini dia akan melakukan hal sedari dulu harusnya dia lakukan.

Hari ini dia akan pergi pada Mita, membalas apa saja yang sudah Mita lakukan pada keluarganya. Kalaupun papa akan menghalangi lagi, akan Baekhyun tikam papanya dengan pisau yang tadi dia beli.

Ya. Ia akan bunuh papa jika berani menghalangi Baekhyun membalas dendam pada pembunuh adiknya. Keluar dari rumah sakit tadi, Baekhyun sempat beli pisau yang tertajam di tokonya. Supaya kalau papa berani menghalangi, papa akan langsung mati di tempat karena tikaman yang Baekhyun beri.

Nggak ada.

Mita nggak ada di rumah papa. Baekhyun sudah keliling rumah itu mencari Mita di tiap sudutnya, yang dia temukan hanya keberadaan Sean di sana.

Satu tempat yang mampir di kepala Baekhyun terkait keberadaan Mita--Rumah Chanyeol. Bagus. Kalau di sana papa tidak akan bisa menghalangi.

Baekhyun berjalan cepat, mengabaikan teriakan Sean yang menyerukan namanya. Ah, Baekhyun nggak sabar.

Hingga taksi yang dia tumpangi berhenti, Baekhyun keluar setelah menyerahkan beberapa lembar uang. Berjalan lurus menuju pintu rumah yang sudah ia tahu betul pemiliknya. Baekhyun menekan bel yang sudah ada di sana.

Saat di mana pintu itu terbuka, menampilkan wajah Chanyeol yang terkejut di sana, adalah saat di mana rencana yang Baekhyun buat runtuh karena kalimat yang Chanyeol bisikan.

Katanya, "Ayo pergi dari sini. Kita mulai hidup baru sama-sama."

Jadi sudah diputuskan. Chanyeol setuju dengan apa yang Baekhyun usulkan.

Tbc.

Vote and Comment, please. Maaf kalau banyak typo nya, ya. Thanks❤️

With love,
T.

Warna Untuk Pelangi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang