Brown

733 128 9
                                    

Katanya, cinta itu tuna netra. Berapa pun usianya sikat saja.

Dulu, itulah yang jadi prinsip Reno--papanya Baekhyun, yang jauh lebih muda dari mama.

Hari itu, Reno bersama orang tua datang ke pesta kolega di perusahaan orang tuanya. Saat itu, ia masihlah anak SMA.

Hari itu adalah hari di mana ia bertemu dengan wanita dewasa yang cantik jelita. Alia namanya.

Reno terpesona, pada mata sipit bernetra cokelat. Pipi merah merona, ditambah bibir tipis merah muda tanpa pewarna. Reno jatuh Cinta untuk kali pertama.

Saat mengenal Alia, Reno masih seorang remaja, tapi tak gentar demi cinta pada yang lebih tua.

Alia namanya. Istri yang dia buat gila, demi seorang perempuan yang seusia putrinya.

Reno terdiam melihat apa yang Mita lakukan pada putrinya. Bukan tentang apa yang Mita lakukan, tapi apa yang baru saja ia katakan.

Siapa lelaki yang Mita suka?

Bukankah ia berkata bahwa Mita mencintai dirinya?

Apa lelaki itu alasan Mita memaksa ikut datang ke sini, padahal Mita tau Baekhyun tak suka padanya?

Terlalu banyak yang Reno pikirkan, sampai-sampai ia terperanjat kala Sean datang menarik Mita dengan napas memburu, menghempas dan mencekik lehernya begitu kuat.

"Sean!" Refleksnya membentak.

Reno berusaha melepas tangan Sean pada leher Mita yang demi Tuhan, Sean mencengkeram leher itu begitu kuatnya.

"Lepas, Sean!" Reno masih berusaha.

"Mati lo, bitch! Mati!" Sean gelap mata. Melihat apa yang Mita lakukan pada Baekhyun membuatnya ingin membinasakan Mita saat itu juga.

"Kalau aja gue tau bakal kayak gini. Daripada gue bawa ke rumah, lebih baik dulu gue bawa lo ke kuburan!"

Mita kesulitan bernapas. Sean mencekiknya sungguh tidak main-main. Sesak. Tapi tidak lebih sesak dibanding apa yang Baekhyun rasakan saat melihat papa menendang Sean hingga jatuh terjerembab.

"Papa bilang, lepas! Kamu mau jadi pembunuh?" teriak Reno pada putranya.

"Apa salahnya ngebunuh seorang pembunuh?" sembari menatap tepat di manik papanya. "Sean ikut sama papa cuma buat itu, kok. Mau nebus salah sama mama dengan cara ngelakuin hal yang sama."

Reno mengetatkan rahang. Jadi itu tujuan Sean mau ikut dengannya? Bukan karena Sean bisa memaklumi kesalahannya?

Tanpa berkata apa-apa Reno berbalik pergi. Menuntun Mita dengan tangannya. Leher itu sangat merah. Pasti sakit sekali. Mungkin lebih sakit saat ia berkata, "Chan... yeol" , lalu tak sadarkan diri. Membuat Reno lebih kesal. Akan dia cari tahu nanti tentang Chanyeol. Apa hubungan Chanyeol dengan Mita dan putrinya. Sekarang yang terpenting adalah menyelamatkan Mita.

Sean menarik Baekhyun dalam pelukan. Menangis tersedu. Meratapi betapa sakit hatinya kehilangan sebuah keluarga.

"Jangan nangis lagi, kakak di sini." Sambil mengusap rambut Baekhyun. Berusaha menenangkan, tapi diri sendiri sama tak tenangnya. Sean menangis dalam diam.

Tidak ada yang lebih menyakitkan dari perasaan ingin menghancurkan orang tersayang. Baekhyun sukses dibuat membenci di atas cintanya kepada papa.

Di ujung anak tangga, Luhan diam memperhatikan. Baekhyun dan Sean punya papa yang sama. Dan Luhan tak tahu apa-apa. Melihat apa yang terjadi barusan membuatnya menyesal. Menyesal telah membuatkan Baekhyun lagu dengan asal. Dia berjanji, tidak akan pernah bernyanyi lagu seperti itu lagi.

Tbc.

Pendek lagi guys. Lagi lumayan sibuk di RL. Ini juga ngetiknya tanpa edit. Nikmati aja dulu, ya. Mungkin beberapa Chap depan bakal ada flashback. Jangan lupa Vote and Comment ya. Thanks❤️

With love,
T.


Chanyeol Arkasa Rawarna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chanyeol Arkasa Rawarna



Warna Untuk Pelangi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang