__Gue tu yakin kalo lo adalah perempuan yang Tuhan kirimkan buat gue, percaya gak?__
Ujian demi ujian sudah dilewati oleh Nara dan teman-teman, hari perpisahan pun sudah di depan mata. Kini, Nara, Jesi, Suzy, dan Hyeri tengah mencoba kebaya yang mereka pesan di kamar Jesi dan Nara.
Kebaya yang akan mereka kenakan warnanya sama, motif pun sama, hanya beda model saja.
Nara, gadis itu masih terbaring di kasurnya dengan jari-jari lincah mengetikkan sesuatu, dia sedang chatingan dengan kekasihnya, sesekali tawa Nara terdengar oleh yang lain, yang membuat mereka menatap heran pada Nara.
Jesi, kini dirinya sedang berdiri di depan cermin, tubuhnya sudah terlapisi oleh kebaya yang akan dikenakannya besok. Berputar ke kanan dan ke kiri, memandangi dirinya dari pantulan cermin.
Suzy, dia pun sudah mengenakan kebayanya, kini Suzy mencoba berjalan ke sana kemari, sejujurnya ia merasa tak nyaman, seperti langkah kaki nya menjadi tidak leluasa.
Hyeri, tangannya mengangkat tinggi kebaya miliknya, menatap kagum, sepertinya Hyeri sangat menyukai kebaya ini, kebaya yang Jesi rekomendasikan.
"Nar! Lo gak mau coba kebaya lo? Malah senyum-senyum gak jelas begitu," Hyeri meraih kebaya Nara yang tergeletak di atas ranjang dan langsung melemparnya ke wajah Nara.
"Aduh," Nara mengaduh. "Ry! Rusak nanti kebaya gue, main lempar-lempar aja," Nara pun meletakan ponselnya dan beranjak untuk mencoba kebaya barunya itu.
"Eh guys, kalian jadi kan nginep di sini? Kita harus dandan dari subuh soalnya," tanya Jesi pada teman-temannya, lebih tepatnya pada Suzy dan Hyeri.
"Jadi lah, kan di rumah gue gak ada make up, gue liat di sini lengkap banget make up nya, hehe," Suzy mengalihkan tatapannya pada meja rias yang penuh oleh alat make up.
"Punya Jesi, gue mah mana paham begitun," ucap Nara dengan mengenakan kebayanya.
"Gue juga gak bisa make up lagi, terus gimana dong," sahut Hyeri mulai panik. Nara, Suzy dan Hyeri memang tidak mengenal soal make up-make up an.
"Kalian kan tau sendiri gue suka make up. Oh ya, kalian tenang aja ya, besok biar gue yang make up in kalian, percaya deh hasilnya gak akan mengecewakan. Renjun, Haechan sama Jaemin pasti bakalan tersepona sama kalian," Jesi memandang Nara, Suzy dan Hyeri secara bergantian dengan tersenyum penuh keyakinan.
"Terpesona Kakakku Jesi," Nara mencoba membenarkan kata yang salah dari ucapan Jesi tadi.
|LOVE_SCENARIO|
Perpisahan pun tiba, acara demi acara sudah dilewati, sesi nangis-nangis pun sudah terlewatkan. Sedih? pasti, 3 tahun bukanlah waktu yang singkat, banyak suka dan duka yang telah mereka lewati bersama.
Jika kita sudah bertemu, kita pun harus menyiapkan diri untuk melewati masa perpisahan, siap tidak siap dan mau tidak mau kita akan tetap mengalaminya.
"Udah jangan nangis, lo jelek banget kalo nangis," Renjun menyodorkan sapu tangan miliknya pada Nara, kebetulan mereka duduk bersebelahan.
Nara yang sedari tadi menunduk pun kini mendongak dengan tangan mengambil sapu tangan milik Renjun itu.
Renjun tersentak dan menelan salivanya susah payah ketika mendengar Nara membuang ingusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
L✿VE SCENARÏ✿ ||Huang Renjun [SELESAI✔]
Fanfic💙LOVE SCENARIO💙 "Mengapa mawar biru? karena bagiku biru melambangkan kedamaian. melihat bunga mawar biru membuatku merasa nyaman, rasa nyaman itu sama hal nya disaat aku bersamamu." PLAGIAT DILARANG MENDEKAT⚠ ✔Senin, 27 mei 2019 [START] ✔Selasa, 2...