2000+😂
Tangan Bimo mulai bergerak. Mengarah ke pipi Maya, mengelusnya. Lalu naik ke rambut, menyisihkan ketelinganya.
Masih saja sama. Cewek yang sedang tertidur disampingnya ini tetap manis ketika tertidur. Hidungnya yang mancung, bibirnya yang mengerucut dan dimplenya. Bimo merindukan ketika gadis ini tersenyum. Senyumnya yang selalu tulus bahkan didepan kamera sekalipun.
Bimo rindu suaranya yang selalu terdengar seperti anak kecil ketika mengirimkannya voice note. Maya yang cuek, seketika berubah menjadi anak tk yang manja.
"Aku rindu kamu May...,"
"Hmmm.." Maya Mengubah posisi agar lebih nyaman. Dan itu membuat tangan Bimo yang semula mengusap rambutnya segera mengalihkannya dan pura-pura tidur lagi.
Cowok itu mengelus dadanya. Untung saja Maya ngga bangun.
Andai kejadiannya ngga gini. Udah pasti Bimo tengah senang-senang bersama Maya. Membawa cewek itu jalan-jalan. Muncak, cewek itu suka pergunungan. Suka travelling. Dia pernah cerita kalo dia masuk ekstrakulikuler pecinta alam pas SMA.
Dulu Bimo pernah janji buat ngajak dia jalan-jalan. Terus main kerumah dia yang di kediri. Ngajakin ngeliat bintang pas malem-malem. Terus jalan-jalan sama anak dream yang lain ke daerah puncak bogor. Banyak banget hal yang mereka impikan, tapi satu lagi semuanya terhalang takdir. Bimo terlanjur berjanji dengan adiknya sendiri untuk tidak mendekati Maya lagi.
Mungkin itu jalan satu-satunya untuk menebus kesalahan sama Marcell. Dengan cara melupakan Maya. Pikir Bimo.
"Bego! Sampe kapan sih Bim lo kaya gini terus? Lo bahkan ga pernah bilang sama temen-temen lo itu."
"Lo mau nyakitin nih cewek terus? Bim, Bim, mending buat gue aja udah dari pada disakitin lo mulu mah." ujar Rayhan yang lagi duduk disofa sambil menyaksikan keuwuan orang lain.
"Gue brengsek ya Han?" tanya Bimo.
"Banget anjing! Capek gue. Padahal udah gue bilangin, cara lo ngatasin masalah tuh salah bro."
"Lo pinter disegala mata pelajaran. Tapi lo goblok banget masalah percintaan kaya gini. Ck, ck, suruh berguru sama gue lo malah ga mau sih."
"Ck, gue temen lo bukan sih Han?" Rayhan mengendikan bahunya.
Untung aja Maya kalo tidur kaya kebo. Semoga ga denger deh pembicaraan dua manusia goblok ini.
"Gue sayang banget sama dia," tatapan sendu itu tertuju pada Maya.
"Kalo dia tau pasti marah banget kan?" ujarnya lagi.
Rayhan udah males ngeladenin temennya ini. Dia tuh keras kepala. Dikasih tau bukannya nurut malah kaya gini.
"Bukan marah lagi. Kalo gue jadi Maya sih udah gue putusin, gue jauhin terus menghilang dari permukaan bumi. Alias udah males banget woi!" ujar Rayhan.
"Bim, dia tuh cantik, manis. Banyak kali cowok yang mau sama dia. Gue juga kalo ngga ngeliat dia sebagai cewek lo mah gue juga mau!"
Bimo menatap tajam Rayhan. Yang ditatap gitu santai doang terus ngendikin bahunya.
Rayhan buka kemeja kotak-kotaknya menyisakan kaos polos warna item. "Saran gue sih jangan sia-siain cewek kaya dia bro. Lo selesain tuh masalah satu-satu, jangan sekaligus."
Entah kemana pikiran Bimo. Matanya menatap lurus kedepan. Nyawanya seperti diawang-awang. Bimo hanya ingin adiknya senang meski dia berada dalam rutan, sebagai kakak Bimo tidak mau adik kandungnya itu terjerumus lebih jauh dalam hal obsesi yang membuat pria itu seperti psycho. Satu sisi, Bimo menyayangi gadis yang sedang terlelap disisinya ini.
