34.

1.6K 261 65
                                    


"DEKKK...!!!"

"MAYA LO DIMANA SIH ANJIR. WOII DEKKK!!"

Riyan membuka semua pintu di kosannya. Maya ngga ada disana. Tuh anak pasti lagi ga sehat hatinya karna masalah gede yang nyangkut dirinya sama Bimo.

Sialan. Pelaku utamanya adalah Marcell. Riyan ngga nyangka tuh orang psikopat.

Riyan merogoh tasnya. Memencet tombol telefon kepada si adik. Tapi sedari tadi tak kunjung diangkat. Riyan khawatir Maya dibawa sama Marcell. Tau gini dia ngga bakalan ngerestuin si Marcell buat pacaran sama adeknya.

Ketika di ada dering ke-6 akhirnya diangkat dari seberang. Terdengar suara Maya yang biasa-biasa aja. Tapi Riyan udah kalang kabut disini.

"Hallo! May!"

"Hallo. Kenapa kak?"

Riyan ngos-ngosan karna turun dari mobil, dia langsung lari kedalem. "Lo dimana?! Lagi ngga sama Marcell 'kan?"

"Ngga kakk. Kenapa sih?"

"Lagi dimana sekarang? Sharelok, gua jemput!"

Telefon dimatikan. Riyan langsung meluncur ketempat Maya ketika suara dari notifikasi aplikasi chattingnya berbunyi.

Diwaktu yang sama dan tempat berbeda. Cindy sangat marah besar. Dia menunjuk Maya sebagai pelakor atau apalah itu. Intinya Maya dicap sebagai orang ketiga dihubungan Cindy dengan Bimo.

Keduanya sedang duduk di bangku taman dekat komplek rumahnya Cindy. Hanya berdua diteriknya matahari.

"Peringatan gue tempo hari ternyata nggak digubris juga ya?" senyum sinis Cindy. Maya tak takut, hanya saja cewek itu lebih mirip ikan piranha ketika tersenyum seperti ini.

"Maksud lo apa datengin cowo gue sambil bawa bunga gitu?"

"Mau narik perhatian cowo gue? Mau caper lo?"

"Gue bisa bikin Bimo balik inget lo lagi, tapi satu syaratnya. Lo lupa? Biarin Bimo inget gue sebagai Maya yang dia kenal. Apa kurang jelas?" monolog Cindy.

"Asal lo tau ya Maya! Dulu, sebelum dia kecelakaan, dia selalu sibuk sama hpnya. Lo ga ngerti artinya dicampakan! Lo ga ngerti artinya berjuang karna cowo yang lo suka ternyata ga pernah suka sama lo. Dan kenyataan bahwa dia pacaran sama gue karna ga lebih dari sekedar kasihan. Dan permintaan bokap gue. GUE SAYANG SAMA BIMO!!!"

"Lo harus jauhin Bimo, atau lo berurusan sama gue dan juga bokap gue! Ngarti gak lo!!"

Plak!

Cindy menampar pipi kiri Maya sampai membuat semburat merah disana.

Maya meringis. Tersenyum sinis.

Apa udah waktunya gue buat nyerah? Cindy pacarnya. Sedangkan gue? status aja gak jelas dikehidupan Bimo.  Jadi gini ya rasanya cinta gak harus memiliki? kayanya iya, gue harus nyerah.

"Oke. Bukan karna harus berurusan sama bokap lo ya, gue gak peduli itu. Tapi gue sadar, lo pacarnya. Dan gue bukan." ucap Maya dengan cengiran khasnya.

"Bagus kalo lo sadar diri. Lo tuh cuman orang baru dikehidupan Bimo."

"Ikut gue!" tangan Maya tiba-tiba ditarik sama Marcell yang entah tau darimana tiba-tiba aja dia dateng terus narik-narik Maya paksa.

Cindy juga kaget dan bangkit dari duduknya ngeliat Maya ditarik secara paksa gitu.

"Marcell! Sakit! Apa-apaan sih!" ringis Maya. Coba buat melepaskan tangannya. Tapi tenaga Marcell yang kuat malah makin membuatnya sakit diarea pergelangan.

BOT ; HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang