"Punten, punten, calon mantu idaman mau lewat! Pipipipip calon mantu ihiww.." Tio menyugar rambutnya sembari menendangi kaki cowok-cowok teman seangkatannya yang lagi pada duduk ditangga menuju lantai satu."Eh Dek Mariska, mau kemana nips? Ihh nambah manis yaa.. Kiww.. Kiw.. Muach.." cowok dengan rambut klimis dan hanya memakai setelan kaos navy dan jeans serta menggendong tas itu melambaikan tangannya setelah menaruhnya dibibir. Seolah kiss bye pada cewek yang menggunakan sweater pink yang baru saja lewat didepannya.
"Mariska jangan mau sama Tio, bau jigong soalnya bhahahaha.." ledek salah satu dari teman sefakultasnya.
"Dihh dihh caper, orang Dek Mariska maunya sama gueh!" dengus Tio.
Cewek yang namanya Mariska tadi langsung mempercepat langkahnya menaiki tangga sambil nenteng buku.
"Wadaww Carolin! You so beautiful, very sexy, and nomu nomu jinjja pedas!" Tio nyamperin cewek blasteran yang selama ini selalu menjadi incaran mahasiswa sana.
"Dibacanya Karolin Kak, bukan Carolin." dengus gadis berambut pirang itu. Cemberut.
Tio tuh item manis. Charoline suka-suka aja sebenernya digodain sama dia. Tapi tingkah tengilnya kesetiap cewek bikin Charoline gedek sendiri.
"Ah sama aja, yang penting dibuku nikah mah jangan salah. Ya kan?" cengir Tio. "Karolin mau kemana nih? Mau Mas temenin nggak?"
"Beli bubur Mang Warjo mau nggak? Mas bayarin nihh." Tio merangkul bahu Charoline mengajaknya menjauh dari sana.
Charoline senyum malu-malu. "Boleh?" tanya-nya sambil ngedongak buat natap wajah Tio yang cuman kelihatan rahangnya doang.
"Boleh lah, apa sih yang ngga boleh buat kamu hm?" Tio mengusak rambut gadis itu.
"Tapi entar ada yang marah.." celetuk Charoline. Mencebikan bibirnya.
"Siapa yang marah? Orang aku jomblo kok. Eh tapi otewe sihh.." ujar Tio sembari mencubit hidung mancung Charoline.
"Ihh.. Gemes dehhh..." Caroline ngunyel-ngunyel pipi Tio.
Mereka main cubit-cubitan disetiap koridor menuju kantin, sampe pipi Charoline merah-merah.
Tio duduk didepan Charoline setelah mengambil nampan berisi dua mangkuk bubur sama es teh jus kesukaannya.
"Kak Tio, Kakak kapan mau nembak aku?" ujar Charoline sembari menaruh kepalanya diantara tangan diatas meja.
Tio mengelus-ngelus dagunya dengan mata yang terlihat berpikir. "Ga usah pacaran deh,"
"Ih? Kenapa? Kak Tio nggak suka sama aku yaa??" ujarnya sembari merengut.
"Maksudnya gak usah pacaran, mending langsung kawin. Hehehe.." kekeh Tio.
"Ihh gemes banget yaampunn.. Mau meninggoyy.." Charoline mencubiti pipi Tio.
"TERUS AJA TERUS PACARAN SAMA CEWE BARU, MANA BULE LAGI. HIHH.. SEBENERNYA AKU KURANG APA MASS??" Hendri nyamperin keduanya yang lagi suap-suapan makan bubur. Terus menggebrak meja mereka.
"Kamu terlalu seme buat aku." cengir Tio. Charoline yang ada didepannya cuman ngeliat kebingungan.
"Masio sainganku bule, aku rak mundur Mas!" ujar Hendri, mendramatisir suasana.
Aku ra mundur mas, teko atimu~
"GELI ANJIM! Sana lu! Ganggu orang lagi mesra-mesraan aja si asu." Tio menendang tulang kaki Hendri yang sekarang udah duduk disamping dia sambil makanin bubur Tio yang ngga diaduk. Btw Tio tuh emang tim bubur ga diaduk. Katanya kaya bekas muntahan.
