48.

347 85 4
                                    

Flashback pas Bimo putusin Maya..

Bimo mengusak rambutnya frustasi. Kamarnya sekarang sangat berantakan. Penuh dengan puntung rokok yang berserakan. Ia khawatir dengan keadaan sosok Cindy. Dua jam sebelumnya orang tua Cindy menelfonnya. Katanya gadis itu tengah terbaring lemah di rumah sakit, setelah mengetahui dia diselingkuhi oleh pacarnya yang di Jakarta itu.

Bimo sangat khawatir. Dia kesal mengetahui Cindy disakiti oleh laki-laki lain. Walau kenyataannya Cindy lebih dulu menyelingkuhinya, tapi Bimo sangat menyayangi gadis itu.

Entah ini rokok yang keberapa kali ia hisap. Intinya Bimo sekarang sedang tidak baik-baik saja. Pikirannya kacau menerawang jauh tentang keadaan Cindy sekarang.

Apa dia baik-baik saja?

Apa dia masih hidup?

Semoga saja pikiran buruk itu berganti dengan kabar bahagia.

Bimo berdecak. Ia memakai hoodienya, dengan celana jeans dan sepatu vans, juga rambut yang acak-acakan. Ia keluar dari kamar.

"Bimo? Mau kemana?" tanya Bunda yang sedang masak di dapur.

Bimo menyugar anak rambutnya kebelakang. Matanya memerah. "Bun, Bimo mau ketemu Maya. Bimo pamit dulu ya? Assalamualaikum.." Bimo mencoba menunjukan senyumnya dihadapan Bunda. Dia yakin, Bunda pasti sedang bertanya-tanya ada apa dengan anak angkatnya ini.

"Waalaikumsalam.. Hati-hati Bimo!" teriak Bunda.

15.25

Maya❤️
Bim, jadikan kita ngerayain annivnya sekarang? Kalo besok pasti sibuk banget. Kamu juga udah harus mulai skripsikan? Aku besok ada kumpul anak-anak mapala

Maya❤️
Ya? Ya? Sekarang aja? Kamu pake jas hitam yang pernah kita beli itu di mall ya? Soalnya aku mau pake dress putih itu, entar kita ke foto box. Oke?

Maya❤️
Gak sabarrr pasti lucu bangett kaya preweding hahaha🤣🤣

read.

15.42

You
Gue jemput sekarang.


Bimo sampai dirumah Maya. Benar saja, gadis itu memakai dress berwarna putih dengan rambut tergerai juga pita dikepalanya. Ia juga membawa beberapa tangkai bunga melati berwarna putih. Gadis itu memandangai Bimo yang baru saja datang dengan raut cemberutnya. Tanpa Bimo turun, Maya menghampirinya.

"Kok ga pake yang aku bilang sih Bim? Kita mau rayain anniversary loh? Ah kamu mah gak seru. Sekali-kali kek kaya pasangan romantis di drama korea gitu." omel Maya.

Bimo hanya menatap teduh gadisnya itu. Lalu kembali menyalakan mesin motornya dan menurunkan kaca helmnya.

Maya kebingungan. Mungkin Bimo sedang bad mood sekarang, makanya Maya segera naik saja dari pada cowok ini marah-marah nanti.

"Kita mau kemana Bim?" tanya Maya. Tak ada sahutan dari cowok tersebut.

"Kamu udah makan?" tetap tak ada sahutan. Yaudahlah Maya capek sendiri gak disahutin, berakhir dia diam saja duduk dengan bosan sembari memandangi pemandangan sekitarnya.

Perjalanan sudah setengah jam lebih. Maya heran akan dibawa kemana dirinya ini. Tapi dia yakin sih kalo Bimo gak bakalan macem-macemin.

Akhirnya sampai ditempat yang Bimo tuju. Mata Maya berbinar melihat pemandangan yang penuh dengan warna hijau itu. Tak disangka Bimo ternyata seromantis ini. Pasti Bimo sudah menyiapkan sesuatu untuknya nanti.

Bimo melamun tak jauh dari motornya ia berdiri. Merangkai kata apa yang pantas untuk ia ucapkan nanti. Hatinya menolak tindakan ini. Tapi ia hanya ingin fokus pada gadis lainnya. Bimo sayang Cindy. Bimo gak mau Cindy kecewa. Dan.. Bimo gak mau nyakitin Maya.

Bimo sayang keduanya..

Sedangkan Maya disana sudah sangat antusias. Dengan matanya yang berbinar melihat pemandangan didepannya. Terkahir mereka kesini padahal 2 minggu yang lalu.

"Kenapa? Apa capek? Duduk dulu yuk?" Maya mencoba menyentuh wajah lelaki itu. Lelaki yang selalu bisa membuatnya tersenyum.

Bimo langsung menepisnya. Ia tak ingin menunda-nundanya lagi. Ia ingin segera menjaga Cindy disana. Ia tak ingin berada disuatu hubungan yang akhirnya membuat keduanya saling sakit. "Gue ga ada banyak waktu May."

"Gue cuman mau bilang.. Kita putus." Bimo to the point. Sebenarnya ia sakit saat bilang kaya gitu. Ia tak bisa melihat ekspresi Maya. Cewek itu hanya datar. Lalu beberapa detik kemudian tertawa lepas.

"Pfffttt.. Gak lucu kamu Bim, aku udah tau kali. Pasti kamu cuman mau ngeprank aku kan karena besok kita anniv?"

"Ihh basi banget tau, mendingan kita rayain jalan-jalan atau makan bareng gitu. Kalo ini mah cewek-cewek juga udah pada tau kalii. Lucu banget kamu Bim," ujar Maya sembari tertawa dan memegangi perutnya. Dia tertawa lepas, namun terkesan dipaksakan.

"Gue serius Maya!" Bimo tak sengaja menyentak gadis itu. Sampai akhirnya Maya berhenti tertawa dan bunga yang ia pegang pun terjatuh. Untuk yang pertamakalinya Bimo membentak perempuan. Dan kali ini pelampiasan amarahnya salah, yaitu gadis yang ia cintainya sendiri.

Bimo memaki dirinya sendiri kala tak sengaja membentak Maya.

"Tapi.. Kenapa..?" tanya Maya. Wajahnya seperti menggambarkan orang hilang harapan. Mungkin dia kecewa sama Bimo.

"Bosen." hanya itu yang bisa keluar dari mulut Bimo. Ia sudah buntu memikirkan alasan yang logis.

"Gue gak bisa nganterin lo, gue pulang duluan." ujar Bimo. Meninggalkan begitu saja cewek itu sendirian. Mungkin benar, Bimo berengsek.

"BIMO BANGSAT!!" teriak Maya. Bimo mendengar itu walau dirinya sudah berada diatas motornya dan segera meninggalkan danau itu dengan seorang gadis yang sekarang tengah menangis.

Bimo memang berengsek. Maka dari itu dia merasa tak pantas untuk seorang Maya. Alasan dia memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Maya adalah karena Bimo gak mau Maya sakit lebih dalam lagi. Karena sebelumnya Bimo sudah berjanji untuk menjaga sosok gadis lain.

"Sorry May, gue sayang banget sama lo. Tapi gue gak mau nyakitin lo lebih lagi, karena gue juga sayang Cindy."

"Dan sekarang Cindy lebih membutuhkan gue disisinya. Semoga lo bahagia sama cowok lain."

Bimo menekan tombol hijau pada ponselnya setelah memilih salah satu kontak temannya.

"Ke danau, jemput Maya. Gue gak bisa anter dia pulang. Jaga dia buat gue, gue percaya sama lo." itu ucapan Bimo terakhir kali dirinya disini. Dan tugasnya sekarang adalah menjaga wanitanya yang lain.


"Sorry May, gue bukan orang yang tepat buat jagain elo. Mungkin alasan gue tepat kali ini. Lebih baik gue menghilang dikehidupan elo kan?"

Bimo berharap banget Maya bisa lebih bahagia kalo gak ada keberadaannya disekitar Maya. Semoga ini pilihan yang tepat, karena sekarang Bimo seutuhnya buat Cindy.

BOT ; HAECHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang