tok..... tok..... tok.....
"ya, masuk"
"papa manggil aku?" sebuah kelapa, e-eh kepala, menyembul masuk dari celah pintu kaca buram itu.
"oh iyaaa, sini, duduk sini, papa mau ngomong" ucap seorang pria berkemeja merah maroon dan jas putih dengan stetoscop yang terkalung dilehernya lengkap dengan kacamata kotak yang bertengger di hidungnya.
"apa pa? tinggal ngomong aja sih"
Gadis muda berparas ayu itu masuk lalu duduk dihadapan pria paruh baya yang dia panggil papa semenjak dia baru mulai belajar bicara. Agaknya gadis itu sedikit kesal dengan sang papa karena menyuruhnya ke ruangannya. Lagi lagi secara mendadak ditengah kesibukannya sebagai mahasiswa kedokteran yang sedang magang di rumah sakit tempat papanya juga bekerja.
"cemberut mulu neng, kenapa?" godanya.
"ya papa tuh, tau aku lagi ikut visite seenaknya telfon nyuruh aku kesini. Ada apa sih? awas aja kalo ga penting" ketus gadis itu yang membuat sang papa justru terkekeh.
"kamu masih ingat anak perempuan yang dulu nolongin kamu ga? yang pernah papa ceritain ke kamu?" tanya dokter bername tag Yuwono Al farish itu, to the point.
Gadis yang tak lain adalah putrinya itu seketika mengerutkan dahi,bisa dilihat alis miliknya hampir menyatu di tengah saat gadis itu berusaha memilah memory yang ada di rak otak nya. Sedetik kemudian dia mengingat sesuatu.
"yang kata papa nolongin aku pas aku ditusuk arka? yang kata papa donorin darahnya trus pergi gitu aja? iya pa, aku ingat. kenapa pa?"
"tolong jangan sebut nama itu lagi" ketus farish yang tak menghendaki nama orang yang hampir membuatnya kehilangan anak satu satunya selamanya itu di sebut.
"m-maaf pa, iya aku masih ingat" jawabnya yang sedikit takut karena riak muka sang papa jelas terlihat berubah saat dia tak sengaja menyebut nama pria yang amat sangat papanya benci.
"dia sekarang jadi pasien papa" ucap nya.
"loh dia kenapa pa?" tanyanya sedikit kaget.
"ada insiden yang menimpa dia, kecelakaan, pake motor nabrak truk muatan" lengkap farish.
"terus kondisinya?" telisik gadis itu seolah ingin mengetahui semuanya.
"koma, beberapa waktu lalu dia kritis, dan papa hampir kehilangan dia" ungkap farish dengan suara lirih, sembari mengingat apa apa saja yang telah dia lakukan untuk menyelamatkan nyawa gadis itu, apapun juga akan farish lakukan karena dia pun sudah berjanji. Farish adalah orang yang anti untuk ingkar.
"astaga tuhan, terus dia sekarang gimana pa?"
"tapi sekarang dia jauh lebih baik dari kemarin. Besok papa kasih dia pulang"
"beneran pa? syukurlah" ucap gadis itu lega sambil membuka se toples cemilan gurih dari dalam rak buku milik papanya.
"kak, papa mau ngomong serius lagi sama kamu"
"apa lagi deh pa"
"kamu mau ga, kalo papa kenalin sama dia? kali aja gitu jodoh. Kebetulan papa sama orang tua dia juga udah kenal", gadis itu membelalakan matanya, saking terkejutnya, makanan yang belum sempurna masuk kedalam mulutnya pun terjatuh.
"astaga papa, kaya yang kaya jaman siti nurbaya aja dijodoh jodohin. Aku ga mau" tolaknya mentah mentah.
"kamu harus inget kak, kalo gaada dia, kamu juga pasti udah gaada disini kak" peringat farish.
"tapi paaaaaaaa...... pokoknya aku gamau ah, titik!"
"serius nih ga mau?" kata farish mencoba merayu anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEDICAL LOVE 💉 (final)
Подростковая литератураGxG 18+ (beberapa part) Medis Romance Fiksi Shani Indira natio Shania Gracia