part 3

15.3K 1.2K 103
                                    



Happy Reading
💉💊











































Siang yang terik perlahan mulai meredup, pelan berubah berganti warna, lalu meneduh menjadi jingga khas langit senja. Guratan warna jingga dan merah muda beradu dengan birunya langit, dibubuhi sedikit warna putih awan dengan sedikit kehitaman gurat malam, pertanda bulan akan segera berganti jaga dengan fajar.

Langkah kecil namun semangat sedang terayun, sesaat setelah turun dari kendaraan mungil beroda empat berwarna merah kesayangannya, hadiah dari sang ayah saat dirinya lulus perguruan tinggi yang terparkir rapi di garasi rumahnya.

Terbayang dibenaknya tat kala bertemu ibundanya seraya mengumumkan perubahan posisi dirinya di rumah sakit. Impian si gadis manis yang terkabul, apakah bundanya akan melompat kegirangan seperti anak kecil yang dibelikan gula gula? atau menangis haru dengan air mata yang menetes seperti air hujan seperti saat namanya tercantum dalam gulungan kertas yang terlontar saat undian arisan?

Bayangan itu memenuhi kepalanya, berhasil menahannya beberapa saat. Menghentikan langkahnya hanya untuk memprediksi reaksi ibundanya, tapi bayang bayang reaksi bunda dipikirannya justru membuatnya tertawa geli sendirian.




"bundaaaa.." panggil seorang gadis agak keras saat memasuki ruang depan rumah. pandangannya menebar, melongok kanan dan kiri, dilihatnya setiap sudut ruang rumahnya.

"bundaaaa!!"

"bunda dimana deh?!"

Namun sayang, seseorang yang dicari tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Padahal biasanya, wanita yang dicarinya itu sedang asik menonton sinetron tentang ratapan istri yang ditinggal selingkuh oleh suaminya yang kaya raya, lalu menceraikan istrinya demi wanita lain, kemudian pada akhir kisahnya sang mantan suami menyesal telah selingkuh setelah jatuh miskin dan melihat mantan istrinya justru jadi wanita kaya raya, ataupun tentang anak dari sepasang orang tua minim ekonomi yang sering dihina dan di zolimi, begitu mudahnya mendapat beasiswa, lulus dengan predikat Cumlaude yang langsung dapat tawaran kerja lalu berubah menjadi orang kaya raya bergelimangan harta dengan backsound 'Ku menangis membayangkan' yang menggema setiap hari.

Gadis itu akhirnya melangkah ke arah pintu kayu jati berwarna kecoklatan alami, tempat dimana biasanya wanita yang sedang ia cari beristirahat.

Pintu kamar itu terbuka sedikit, dicarinya lagi sosok wanita 40an tahun yang sudi dengan ikhlas melahirkan, membesarkan, menjaga dan mendidiknya sampai detik ini.

Sudut bibirnya naik, menciptakan guratan senyum teramat manis saat wanita yang dicarinya tengah duduk memoles wajah dibangku meja riasnya. Walaupun usianya tak lagi muda, namun pancaran wajahnya tak kalah dengan gadis seusia anak sulungnya, bahkan bisa dikatakan wajahnya masih bisa bersaing dengan wajah anak seusia anak bungsunya, celine.

Direngkuhnya tubuh wanita itu, lalu mengecup pipinya dari samping.

"mau kemana sih? segala dandan, cantik amat ih, aku aja kalah" tanya gracia.

"eh, anak bunda udah pulang ya? tumben peluk peluk gini, pake cium cium pula" heran sang bunda.

"ishhhh apasih bunda, kan gre sayang bunda"

"biasanya ada maunya kalo udah begini kelakuannya"

"kali ini engga kok bunda" gracia memutar tubuh bundanya agar bisa menghadapnya.

MEDICAL LOVE 💉 (final) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang