jika soreku berganti petang
bolehkah ku berharap kau datang?
nanti waktu fajarku terbit
bolehkah aku dicintai walau sedikit?
saat siangku menjulang
kamu selalu buatku ingin pulang
1x24jam
cintaku padamu tak kunjung mengurang
justru semakin keras mengerangi love you, kata hatiku
flash back turn on!
Pagi terlihat begitu cerah, dengan matahari yang bersinar terang tapi tak begitu terik dirasa oleh kulit. Di koridor salah satu sekolah swasta yang cukup terkenal namanya, di salah satu sudut ibukota mendadak sepi setelah sebelumnya ramai.
Beberapa siswa dan siswi yang sedang bersenda gurau seketika kicep dan buru buru minggir. Hal itu disebabkan karena sang primadona sekolah terlihat berjalan ke arah mereka dari ujung sudut koridor yang berbatasan langsung dengan tempat parkir khusus bagi mereka mereka yang punya strata tinggi.
Sapaan demi sapaan diterima oleh sang primadona itu, namun tak ada satupun sapaan dari siswa ataupun siswi yang dia respon. Matanya asik menatap lurus kedepan, sorot mata tajam dengan raut wajah datar, dingin, tanpa ekspresi, ciri khas yang hanya dimilikinya. Memancarkan aura intimidasi dan angkuh yang sangat kuat. Kakinya yang jenjang melangkah mantap, dengan hoodie berwarna hitam yang merengkuh tubuhnya, lengkap dengan topi hoodie yang juga menutupi rambut indahnya yang digerai begitu saja dibalik sana.
Penampilan yang sebenarnya sangat sederhana namun sudah cukup mampu untuk membuat semrawut kesadaran dan hati para siswa siswi yang melihatnya. Dibelakangnya ada dua orang yang mengikuti langkah tegasnya, dua gadis dengan tinggi badan yang sangat berbeda, yang satu tinggi menjulang seperti menara sutet, dan satu gadis lain yang imut lucu walaupun tak terlalu tinggi, yang kadang kala merespon sapaan yang ditujukan untuk gadis didepannya yang selalu acuh.
Walaupun hanya tatapan dingin yang gadis bertinggi 167cm itu punya, tapi banyak hati yang bisa jatuh sedetik itu juga dengan hanya menatap sekilas pada netranya. Tak peduli laki laki, perempuan, tua, muda, kang baso, kang cilok, kang parkir, kang insinyur bahkan kang kung pun akan terpesona, tersengat dinginnya tatapan yang justru membuat hati menghangat. Tak banyak tingkah, tak banyak bicara dan tak pernah tebar pesona. Bagaimana seorang Shani Indira Natio Junianadila tebar pesona? kalau pesonanya sudah bertebaran kemana mana tanpa harus repot repot dia tebar?
Sungguh, apa yang ada didalam Raga pemilik nama Shani itu selalu saja membuat tergila gila! diacuhkan shani saja sudah membuat tingkat kewarasan menurun, apa yang terjadi kalau shani berubah berbaik hati yang mau menanggapi semua puja puji yang dia dapatkan? mungkin mereka yang kerjaan utamanya memuja shani dibanding memuja teori gravitasi ataupun teori sin cos tan, mereka bisa saja akan terkena komplikasi anemia+tekanan darah rendah berpadu dengan tipes yang mungkin saja berujung kematian, saking dahsyatnya perandaian itu jika terjadi. Karena terlalu larut dalam euforia kebahagiaan yang mereka dapatkan karena waro an seorang shani? tak menutup kemungkinan jika itu terjadi, SMA Harapan Jaya Internasional itu akan berubah nama jadi Rumah Sakit Dadakan Harapan Kita Untuk Sembuh Dari Damage Shani.
Tak terasa juga hari sudah mulai meneduh, dari teriknya panas jam tengah hari, menjadi teduh langit jam 3 sore. Hari itu berjalan sesuai dengan harapan, tak ada kendala ataupun masalah dari beratus murid yang menghabiskan hampir setengah hari mereka untuk mencari ilmu disana.
Disebuah bangunan yang cukup lawas ditengah hiruk pikuk kota metropolitan, seorang gadis tengah duduk sendiri, termenung di bangku koridor depan kelasnya yang mulai sepi karena mayoritas muridnya bergegas pulang selepas bel jam selesai kegiatan belajar mengajar berbunyi tepat 45 menit yang lalu .
KAMU SEDANG MEMBACA
MEDICAL LOVE 💉 (final)
Novela JuvenilGxG 18+ (beberapa part) Medis Romance Fiksi Shani Indira natio Shania Gracia