Dua hari sudah berlalu. Pagi berganti siang, lalu ke senja, beralih ke malam, kemudian fajar. Masih meninggalkan bekas bekas kesedihan yang masih sering tertinggal dalam setiap tatapan mata tiap detiknya. Dua hari pula, keinginannya untuk bertemu sang tambatan hati, tak kunjung bersambut. Bahkan, pesan yang sering kali dibalas cepat, kini direspon lambat.
Beberapa kali wanita cantik itu menghubungi (calon mertua. Semoga. Aamiin) untuk menanyakan dimana penggundah hatinya itu berada. Lagi dan lagi, balasan pesan itu satu arah dengan pesan yang sebelum sebelumnya. Shani lagi pergi ketempat Desy atau Yona, lagi ngerjain tugas, atau sedang belajar bersama untuk persiapan ujian seleksi masuk perguruan tinggi. Dan pasti, Gracia akan menghubungi salah satu dari kedua sahabat kekasihnya itu, mencari kebenaran jika Shani ada bersama mereka. Bukan Gracia tak ingin percaya pada Shani. Ia hanya takut. Terlalu kalut dengan kemungkinan kemungkinan yang akan ia terima karena kebodohannya sendiri. Kepercayaan yang ia dustai sendiri.
Ia letakkan kembali ponsel itu ke samping tubuhnya. Kembali mendekap kedua lututnya, bersandar menyamping pada kaca jendela lantai dua rumahnya. Situasinya saat ini begitu sendu. Air matanya luruh seiring dengan air langit yang juga berombongan jatuh. Petir yang sesekali bergemuruh, tak juga bisa membuatnya berpaling dari memory indah bersama Shani yang justru ia rusak sendiri.
Ia sangat rindu gadisnya itu. Ingin bertemu, memeluk erat, lalu menyandarkan tubuhnya untuk didekap dari belakang di atas ranjang hangat milik pacarnya. Kemudian bercerita random sembari menjelaskan apa yang terjadi kemarin juga hari ini dengan gamblang tanpa ada hal yang ia tutupi, atau ia kurangi, apa lagi di lebih lebihkan. Kondisi saat ini sulit, terlalu pelik karena.. Shani nya kecewa.
Jika saja boleh memilih, ia lebih baik menghadapi marahnya Shani, karena hanya dengan memberikan kecupan dengan sedikit lumatan di bibirnya selama lima menit, amarah gadisnya akan lenyap tak bersisa. Tapi, jika kecewa? Itu levelnya di atas marah, dan yang jelas, lebih menakutkan ketimbang marah. Apa yang bisa Gracia lakukan sekarang?. Hanya sesal yang ia telan kini.
Tak jauh dari sudut ruang itu, sang Bunda ternyata masih memandang iba anak gadisnya yang masih bersedih. Ingat betul di kepala wanita 51 tahun itu saat dirinya baru saja menginjakkan kaki di rumah sepulang dari toko aksesoris miliknya. Menjumpai anak gadis yang juga baru saja pulang, namun dengan kondisi yang cukup berantakan. Hidungnya merah, matanya sembab. Saat ia menanyakan badai apa yang menerjang, Gracia hanya mampu merintih sedih sembari terisak pilu dalam dekapannya.
Siang ini, sebenarnya Naomi masih ada di toko miliknya. Namun, sang keponakan kesayangannya Natalia, memberitakan betapa mengenaskannya Gracia saat berjaga pagi tadi. Untung saja, pasien kelolaannya tak lebih banyak dari petugas yang sedang berjaga. Bagaimana pun, Gracia tetap bersikap profesional. Walaupun sesekali harus mengendap ke ruang obat untuk sejenak menenangkan fikiran yang berkecamuk. Sekalian menyeka air mata yang sudah tak dapat lagi ia tampik untuk meluruh jatuh ke pipinya. Hal itu membuat Naomi memutuskan untuk pulang. Hatinya berkata, anaknya, Shania Gracia membutuhkannya saat ini.
Bahkan, Mario yang biasanya menjahili Gracia, tak lagi berani melancarkan aksi aksi jailnya. Hanya sesekali Mario mengusap kepala Gracia pelan, memberikan semangat pada adik kecilnya itu. Mario tau apa yang terjadi, karena sebegitunya Gracia percaya pada lelaki rese yang begitu perhatian padanya selayaknya abang kandung. Mario tak bisa membela Gracia yang sudah berani bohong pada Shani. Pun, Mario juga tak bisa membela Shani karena pergi begitu saja tanpa mau mendengarkan penjelasan Gracia. Semua sebab, pasti ada akibat, begitu sebaliknya.
"Kak?" Panggil Naomi lembut.
Gracia yang tak menyadari kehadiran Bundanya, bergegas menyeka air matanya. Menghapus jejak jejak anakan sungai yang tercetak jelas di pipinya. Senyum Gracia mengembang, menutupi kepedihan yang begitu menyesakkan hati.
![](https://img.wattpad.com/cover/234533385-288-k4551.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MEDICAL LOVE 💉 (final)
Roman pour AdolescentsGxG 18+ (beberapa part) Medis Romance Fiksi Shani Indira natio Shania Gracia