Tiga puluh menit, waktu yang Shani butuhkan untuk sampai ketempat dimana Niko menantangnya adu balap. Sebuah track yang memang biasa dijadikan arena Balap liar motor motor protolan yang sering kali diselenggarakan para ngabers tanggung yang beranjak dewasa. Beruntung, malam ini tak ada balapan sama sekali. Jadi arena itu bisa ia pakai berdua saja.
Suara motor gede milik Shani meraung keras. Memberi tanda jika sang lawan sudah tiba. Mata Shani memicing. Memastikan sosok yang kini berdiri bersandar di motor, tepat dibawah lampu jalan yang remang remang adalah benar sang kakak.
Motor Shani berhenti tepat didepan Niko. Tampak lelaki berambut cepak itu sedang mengulum lollipop berwarna merah berbentuk kaki, jajanan masa kecil kesukaan Niko.
Niko menatap tajam Shani. Retinanya menelisik tampilan sang adik tercinta. Dengan jaket kulit berwarna dark brown, kaki yang terbalut ripped jeans hitam, membuatnya tampak sangat maskulin. Ah.. tak lupa helm full face berwarna hitam doff yang dipadu line bercorak berwarna kuning.
Jauh dalam lubuk hatinya, Niko meng amini jika sang adik memang sangat menawan. Bahkan bisa saja, dirinya kalah saing jika penampilan Shani begini kerennya. Tak heran, Andela sangat tergila gila pada Shani, tapi sialnya, Gracia juga ikut ikutan tergila gila pada Shani.
Sekali gerakan, selain terlepasnya helm full face yang Shani kenakan, rambut se lengan yang tadinya ia kuncir seadanya, jatuh tergerai begitu saja.
"Gue kira, lu ga bakal dateng." ujar Niko sambil memainkan tangkai permen lollipop yang ada di dalam mulutnya.
"Sebenernya gue juga males dateng. Tapi, kelakuan lu yang jadiin cewek gue sebagai bahan taruhan, bikin gue ada disini sekarang. Lu masih waras kah?" sarkas Shani. Hal itu tentu saja memancing emosi Niko yang memang tidak stabil.
"Lu—ngatain gue gila?"
Shani terkekeh mendengar Niko yang amarahnya terpancing. Menyimpan helmnya di (stang motor) lalu turun dari motornya, Shani ikut bersandar sambil ber sedekap dada.
"Gue ga ngatain, gue cuma nanya."
Kini giliran Shani yang menilik tampilan Niko. Kakaknya itu sebenarnya tergolong laki laki tampan. Pekerjaannya, sudah mapan pula. Background keluarganya? Ah.. siapa yang tak tau nama Natio dalam bisnis di negeri ini. Dulu Shani diam diam mendambakan sosok Niko, yang ia nilai sangat mirip ayahnya. Dia ulet dalam bekerja, teliti, tak pantang menyerah, berusaha membuat apa yang sebelumnya dipandang tak bernilai, jadi bernilai jual tinggi. Apa yang orang lain fikir tak mungkin terjadi, jadi sangat mungkin untuk terwujud. Namun, semuanya berubah jadi benci, kala wanita merubahnya menjadi sosok iblis yang menyusup ditengah keluarga Natio yang harmonis.
"Lu yakin, mau balapan motor sama gue, Kak?" tanya Shani memastikan.
"Ya kenapa engga? Lu kira gue takut balapan motor sama lu?"
"Tapi kan, lu ga biasa motoran? Gue ga yakin sama kemampuan berkendara motor lu."
"Haha! Lu remehin gue? It's ok! Ga masalah juga lu remehin gue. Tapi kalo nanti lu kalah, siap siap aja. Lu bakal liat Gracia yang sekarang masih pacar lu itu, jadi istri gue." ujar Niko yang penuh ambisi.
Shani menghela nafas. Ia sebenarnya tak mau menyakiti hati kekasihnya untuk menjadikan pujaan hatinya itu sebagai bahan taruhan. Tapi, ke egoisan Niko yang tak kunjung mau mengakui kekalahan lalu merelakan Gracia untuk Shani lah yang membuatnya terpaksa ada di tempat ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/234533385-288-k4551.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MEDICAL LOVE 💉 (final)
Teen FictionGxG 18+ (beberapa part) Medis Romance Fiksi Shani Indira natio Shania Gracia