part 38

6K 569 268
                                    

Shani terbangun dari tidurnya saat terkena bias sorot terang matahari yang masuk tepat mengenai kedua kelopak matanya yang masih menutup sempurna. Sedikit tersadar, tangannya meraba. Sebelah tangannya mengais ngais kasur yang terasa begitu dingin disebelahnya. Tak menemukan seseorang lain yang padahal tidur bersama sejak semalam.

Setelah selesai ujian masuk perguruan tinggi, Shani memutuskan untuk menginap di rumah Gracia, demi untuk mengisi dayanya yang sudah seminggu ini terkuras habis. Bertepatan pula dengan hari spesial kekasihnya, jadi sekalian saja pikirnya waktu itu. Menginap beberapa hari demi menyukseskan juga acara surprise ala Mario dan juga menebus rasa rindu yang kian hari makin menumpuk.

Sedikit meregangkan tubuh sejenak sebelum Shani bangkit dari ranjang itu. Masih dengan baju piyama lengan pendek lengkap dengan celana pendek senada. Piyama berwarna hitam bergambar bintang beserta lintasannya, Shani keluar kamar. Berniat mencari keberadaan kekasihnya yang rupanya tak juga ada di kamar mandi setelah sebelumnya ia ketuk beberapa kali pintu kayu itu.

Menapak anak tangga dari lantai dua menuju lantai satu yang ia yakini pasti Kak Gre nya itu berada. Pada pijakan paling terakhir dengan sandal teplek bulu bulu hijau bentuk keroppi, ia terkesiap.

Ia melihat kedua orang tuanya beserta Niko. Sang kakak sendiri duduk ditengah, diapit oleh papa disebelah kanan dan mama disebelah kirinya. Sedangkan dihadapannya, tepat di seberang meja, Shani melihat Naomi dan Nando yang juga mengapit Gracia ditengah. Tak ketinggalan celine yang duduk di sofa terpisah.

"Mama sama papa kok disini? Ngapain?",

Tanya Shani begitu saja. Merasa aneh juga janggal karena bertamu di hari yang sebegini pagi. Biasanya saat Shani menginap, bahkan sampai 3 hari, papa mamanya tidak pernah menjemput. Paling hanya mewanti wanti jangan sampai merepotkan keluarga Gracia dengan segala tingkah merepotkannya. Bahkan Shania beberapa kali harus meminta maaf pada Naomi karena anaknya yang sangat betah ada di rumah Naomi. Terlebih lagi mereka saat ini sudah memakai pakaian yang teramat rapi. Berbeda jauh dengan dirinya yang masih.. koloran.

"Sini nak, duduk sini", ajak Naomi pada Shani. Dia hanya menurut saja. Duduk di single sofa sebelah Nando.

Jelas terlihat di raut wajah gadis yang sebentar lagi lulus SMA itu, kebingungan yang teramat sangat. Kesadaran yang belum terkumpul sepenuhnya, rupanya membuat otak cerdasnya seketika tumpul. Sembarang hanya menebak situasi, Shani bahkan tak bisa. Memutuskan untuk mengikuti apa yang ada didepan matanya. Menyandarkan punggung pada sofa yang empuk. Menanti kelanjutan acara.

"Jadi, dikarenakan semuanya sudah berkumpul, boleh saya memulai pembicaraan ini, pak Nando?", ucap Boby, papa Shani.

"Silahkan pak Boby," Shani masih diam menyandar, semakin bertanya pada situasi asing tak mengenakkan sekarang.

"Jadi begini maksud tujuan saya sekeluarga datang kemari, yang pertama adalah kami ingin bersilaturahmi dengan pak Nando berserta ibu Naomi dan keluarga. Dan yang ke dua.. ", Boby menggantungkan perkataannya. Mengalihkan pandangannya yang semula lurus ke depan pada Nando, berbelok memandang Shani sang anak bungsu kesayangannya.

Shani yang merasa aneh pada tatapan papanya hanya diam. Satu alisnya mengangkat. Betapa dia tak paham situasi macam apa yang sedang ia hadapi saat ini.

Memutus pandangannya pada sang anak bungsu, Boby kembali menatap tajam pada Nando yang juga sedang menunggu kelanjutan omongan Boby yang terputus.

"Yang ke dua, saya bermaksud meminta anak sulung pak Nando dan ibu Naomi, Shania Gracia. Untuk di persunting oleh anak sulung kami, Niko Indra", ucap Boby lancar, tanpa halangan sedikitpun.

Taukah kalian bagaimana rasanya pepatah 'BAGAI DISAMBAR PETIR DI SIANG BOLONG'?. Ya.. itu pula yang sedang Shani rasakan saat ini. Kesadaran yang tadi sebenarnya belum sepenuhnya terkumpul, seketika membuat nyawa yang masih tercecer langsung kembali dalam sukmanya. Duduknya menegak, dengan gemuruh jantung yang mendadak bertalu kencang.

MEDICAL LOVE 💉 (final) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang