Boncap: Happy Yena Day!

305 33 18
                                    

Tadinya, Yena membayangkan ulang tahun meriah yang digelar di taman belakang rumahnya, tapi realita berbeda dengan ekspektasinya. Nyatanya, Jihoon sudah pergi sejak subuh dan meninggalkan note kecil bertuliskan: "Aku ada urusan di luar kota. Aku akan pulang nanti malam jam sembilan."

Hanya seperti itu. Tidak ada ucapan selamat ulang tahun. Setidaknya, kalaupun Jihoon sibuk, dia tetap bisa mengucapkan selamat ulang tahun kepada Yena. Tapi ternyata tidak. Jadi, Yena memutuskan untuk berjalan-jalan mengelilingi Seoul bersama Jaemi. Dia berharap agar bisa menikmati ulang tahunnya yang ke-27 ini dengan menyenangkan.

"Let's go!" Yena menggendong Jaemi dan keluar dari rumah mereka. Tak lupa dia mengunci pintu sebelum meninggalkan rumah.

Yena membuka pintu mobil dan meletakkan Jaemi di tempat khusus untuk balita. Setelah Yena memastikan Jaemi aman, barulah dia berputar dan duduk di kursi kemudi.

"Kita mau kemana, mom?" tanya Jaemi dari belakang. Yena menoleh dan tersenyum manis ke arah putri kecilnya.

"Kita akan berjalan-jalan dan menikmati hari ini dengan melakukan apapun." pekikan Jaemi terdengar antusias.  Deretan gigi susu itu berbaris membentuk senyuman khas seorang Jaemi. Tangannya dia rentangkan untuk menyuruh Yena mendekat, dan Yena menurutinya.

"Mommy hari ini ulang tahun kan? Happy birthday mommy kesayangannya Jaemi! Hihi~" Yena terkekeh pelan. Jaemi mengingat ulang tahunnya ternyata. Huft, Yena jadi teringat Jihoon. Apa Jihoon benar-benar melupakan ulang tahunnya? Kalau iya, Yena jamin dia tidak akan berbicara kepada Jihoon satu bulan penuh!

"Mommy, kenapa melamun?" ah iya, bodoh sekali Yena malah memikirkan Jihoon disaat seperti ini.

"Tidak apa-apa Jaemi. Kita lebih baik berangkat sekarang. Ah iya, apa Jaemi mau singgah ke toko nenek Lee untuk membeli jajan?" tentu saja Jaemi mengangguk. Lagipula, sudah lama Jaemi tidak bertemu nenek Lee.

Yena menjalankan mobilnya dan membelah jalanan kota Seoul. Dia seharusnya senang hari ini, tapi tetap saja, pikirannya bahkan tidak bisa lepas dari Jihoon barang sedetik pun. Apa Jihoon melupakan ulang tahunnya? Pertanyaan itu terus terputar di kepalanya.

Tak berapa lama, mobil Yena akhirnya berhenti si toko kecil yang menyediakan berbagai jajanan. Jaemi langsung meloncat turun dari gendongan Yena dan berlari untuk memeluk nenek Lee.

Grep...

"Halmeoni!" nenek Lee terkekeh pelan dan membawa Jaemi masuk ke tokonya untuk memilih jajanan. Sementara Yena hanya menunggu di luar toko sambil memainkan ponselnya.

Ting!

Ponsel Yena berbunyi. Segera saja dia membuka notif itu. Ternyata dari Yohan, dan Yohan mengiriminya foto? Yena membukanya dengan cepat, dan detik berikutnya, kuku-kukunya memutih. Dia ingin mengumpat sekarang. Tapi sepertinya tidak bisa karena dia akan dianggap orang gila oleh beberapa pejalan kaki yang lewat.

"Shit!" -Yena

Jadi Yena mengumpat di dalam hati.

Jadi Yena mengumpat di dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Him and HerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang