CHAPTER 41

12 4 0
                                    


Happy reading~






"Tapi apa?"

"Tapi sifat kakak yang suka ngomong frontal itu masih"

"Kakak emang gini. Kalau sifat frontal itu emang belum bisa hilang"

"Permisi... ini pesanannya"

"Ah, terima kasih"

"Sama-sama. Silahkan menikmati makanannya"

"Iya, sekali lagi terima kasih ya"

"Baik, saya permisi dulu"

Setelah dua orang pelayan membawakan makanan mereka, mereka pun makan.

Beberapa lama kemudian, mereka berdua sudah menghabiskan makanannya. Jekyo membuka tas yang ada disampingnya dan mengambil dompet, lalu mengeluarkan beberapa lembar uang untuk membayar makanan yang ia pesan bersama Sunwoo. Jekyo berniat untuk membayarkan makanan yang Sunwoo pesan, karena Sunwoo sudah menemaninya untuk sarapan.

"Aku yang kedepan ya kak, buat bayar"

"Iya. Ini uangnya"

"Hah? Kok banyak banget kak?"

"Ini uang buat bayar semua makanannya"

"Termasuk punya aku?"

"Iya"

"Ih, gak usah kali kak. Malah aku yang mau bayarin kakak makan"

"Jangan, kakak aja yang bayarin karena kamu udah nemenin kakak makan"

"Engga kak, aku bayar sendiri aja"

"Dasar keras kepala. Kalau gitu ini uang buat bayar makanan kakak"

"Jangan juga, pokoknya kakak duduk aja disini dulu. Aku aja yang bayar semuanya, udah ah aku mau kedepan dulu kak, bye hehe"

"Eh eh, jangan pergi dulu dek"

Jekyo sedikit berteriak untuk mencegah Sunwoo, tapi lelaki itu tetap berjalan kedepan menuju meja kasir.

"Jekyo?"

Tiba-tiba dari arah belakang, terdengar suara yang tengah memanggilnya. Jekyo langsung menolehkan kepalanya kebelakang untuk melihat siapa yang memanggilnya.

Disaat itu juga, nafas Jekyo tercekat untuk beberapa saat sebelum gadis itu membalikkan kepalanya lagi untuk menghindari tatapan dari orang yang tadi memanggilnya. Orang itu perlahan maju dan sekarang ia sudah berada disamping Jekyo, bisa orang itu lihat Jekyo tengah syok dan menegang dengan air mata yang mulai jatuh sedikit demi sedikit.

"Hei, aku kangen banget sama kamu. Kamu jangan nangis ih, aku sedih kalau lihat kamu nangis kayak gini"

Saat orang itu ingin meraih tangan gadis itu, Jekyo dengan cepat menangkisnya dengan tatapan yang berfokus kedepan beserta air mata yang semakin deras keluar.

"Jangan pegang gue, Jim"

Ya, itu Jimin. Lelaki yang dulu pernah mengisi dan menyakiti hati Jekyo.

"Sayang, jangan kayak gini"

"Jangan pernah manggil gue sayang lagi"

"Kok kamu kayak gini? Kenapa jadi loe-gue?"

"Karena kita udah putus"

BAD GUYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang