Baca cerita ini dan jangan lupa jatuh cinta <3
Pssstt.. Ini cuman daily life Agista aja hehe.
Spin-off Science 7
Bagaimana rasanya menjadi seorang jomlo yang dekat dengan banyak lelaki yang berbeda? Tanpa ada embel-embel hubungan spesial dan status...
Status: Selesai Start: Jumat, 18 September 2020 Finish: Rabu, 18 November 2020
Agista POV
Hai, ini aku yang sedang mencari cinta. Namaku Agista Lavinsa. Biasa dipanggil Agista oleh kebanyakan orang. Aku bukan perempuan yang feminim dengan wajah kalem ataupun perempuan cantik dengan segudang make up. Jadi kalau mencari pacar, lebih baik aku diskip ya! Ups, kayak ada orang yang mau saja dengan aku ini. Ah sudahlah lupakan.
Aku tidak terlalu handal dalam bidang non-akademik. Tidak suka pelajaran Seni Budaya karena super ribet. Bukan juga pecinta kucing atau binatang lainnya. Tetapi, aku pecinta cogan seperti kebanyakan perempuan.
Hidupku mulai tidak tenang saat beranjak remaja. Orang disekitarku sangat suka menanyakan hal yang ada sangkut pautnya dengan masa depanku. Yang paling sering orang tanyakan kepadaku adalah, siapa pacarku? Aku sendiri tidak tahu. Seiring dengan banyaknya lelaki yang mampir di kehidupanku, aku mulai berpikir tentang masalah hati yang amat rumit. Bagaimana aku mengetahui perasaan yang tidak jelas berlabuh ini? Haruskah aku mulai mencarinya?
Yeah karena setiap manusia diciptakan berpasang-pasangan! Aku yakin satu diantara kaum adam di dunia ini ada untuk ku seorang. Hanya aku seorang. Tetapi, siapa?
Apakah ada yang mengetahuinya?
•••
Author POV
Aku Agista Lavinsa. Panggil aku Agista dan kita akan berteman. Salam kenal!
Seorang perempuan mengetukkan bolpoin ke dahinya sendiri sembari berpikir keras. Ia terlihat tertekan dalam membuat kalimat perkenalan untuk esok pagi. Terbukti dengan banyaknya kertas yang sudah ia robek karena berisi kalimat gagal hasil pemikirannya.
"Haish, gue harus nulis apaan ini?"
Ia meregangkan tubuhnya di tempatnya saat ini. Duduk di kursi belajar yang bisa bergerak ke sana kemari.
Tok tok,
"Dek?"
Sebuah suara serak seorang lelaki menembus pendengarannya. Segera, ia membuka pintu kamarnya dengan cepat.
"Hey makan gih."
Perempuan itu berjalan gontai menuju tempat duduknya semula. Ia kehilangan selera makan hanya karena kartu ucapan berkenalannya belum jadi semenjak tadi siang ia berkutat di meja belajar.
"Ah nggak Kak, Agista belum lapar." balasnya meremas kertas terakhir yang ada di meja belajarnya lalu melemparkannya pada tempat sampah yang sudah overload.
"Jangan kayak begitu Agista, adekku yang cantik. Nanti sakit tahu rasa gimana dong?"
Agista mengulas senyumnya menatap Vino Ravindra, lelaki yang berstatus sebagai kakak kandungnya dengan segala sikap pengertiannya. Sayangnya, kakaknya masih berstatus single tanpa cem-ceman. Kalau kata buku yang pernah Agista baca, kakaknya itu jomlo akut yang ngenes.
"Iya deh kak, iya. Agista akan makan. Nanti, setelah surat perkenalan Agista jadi."
Vino menghembuskan napasnya, lelah menghadapi tingkah Agista yang kekanakan. Ia memang harus ekstra keras kepada adiknya yang keras kepala.
"Pokoknya kamu harus makan sebelum jam tujuh malam. Kalo lewat dari jam itu, terpaksa deh kakak sita ponsel kamu." ujar Vino tersenyum puas diakhir kalimatnya.
Mendengar ancaman Kakaknya yang selalu berbuah keburukan, Agista sontak menggeleng dan langsung bergegas ke dapur. "Iya nih iya. Agista makan."
"Nah gitu dong."
Selepas makan malam kilat dengan hanya memakan beberapa sendok saja, Agista kembali menuju kamarnya. Ia duduk di depan meja dengan otak yang sudah fresh dan mungkin dapat berpikir jernih.
"Oke, mari kita rangkai kata untuk acara besok!"
Itulah Agista. Perempuan dengan sekelebat pemikiran yang eksentrik dan tidak dapat ditebak satu orangpun. Ini adalah kisahnya yang harus sabar ketika terjebak dengan beberapa lelaki yang datang pada hidupnya.
Akankah Agista menemukan tambatan hatinya diakhir kisah nanti?
