Unknown 29 : He's Handsome

681 141 135
                                    

HAPPY READING 🌾
KEEP VOMMENT

Rencana Agista memberi Aliza sebuah kesadaran telah usai. Kini tekadnya menyatukan teman-temannya akan sempurna sebentar lagi. Namun hubungannya dengan Zaga akhir-akhir ini kurang baik karena orang ketiga. Agista menjadi menghindar, begitu pula Zaga yang melakukan hal yang sama.

Orang ketiga? Sepertinya bukan kata yang pas karena mereka belum menjalin hubungan secara resmi. Mereka hanya bermain-main.

"Hah, capek banget hari ini." ujar Agista memegang bahunya yang terasa pegal. Melihat ke lapangan basket, mendadak fokusnya beralih kepada seseorang yang tengah bermain di sebrang sana.

Royvan?

Langsung saja Agista memanggil lelaki itu. Tanpa segan dan seolah tak terjadi apapun diantara mereka. Padahal sebelumnya, mereka bersitegang tanpa alasan yang jelas.

"ROYVANN WOYY."

"ROYVANN LIHAT SINI DONG."

Royvan mengusap keringatnya dengan lengannya. Ia memicingkan matanya berusaha melihat orang yang memanggilnya kencang.

Agista.

Napas Agista tersenggal setelah berlari turun dari lantai atas. "Huh ternyata disini."

"Gue mau pulang, anterin ya?"

Royvan melotot terkejut. Seenak jidat cewek bernetra biru safir ini menjadikan dirinya sebagai tukang ojek akhir-akhir ini. Entah karena apa alasannya. Mungkin saja Agista memang sedang ingin.

"Ogah," singkat, padat, dan pastinya didengar oleh perempuan didepannya ini. Lantas, Agista memasang muka cemberut.

"Ogah nolak kan Van?"

"Sok kepedeean banget." gumam Royvan.

"Sorry, gue tahu gue ngerepotin lo akhir-akhir ini. Tapi gue punya alasan kok. Gue cuma, gue cuma, gue cuma..." ujar Agista menimang. Jiwa Royvanpun sedikit tertarik mendengar argumen cewek bermata biru safir itu.

"Gue cuma, gue cuma, gue cuma,"

Royvan tak sabar. "Cuma apaan?"

"Gue cuma, gue cuma, gue cuma,"

"Cuma iseng aja gangguin lo, hehe."

Menyesal sudah Royvan sekarang. Ia menatap datar perempuan yang menampikkan senyuman manisnya. Ia merasa telah dipermainkan, berkali-kali. Namun, ia dapat menangkap sesuatu saat menatap Agista.

"Lo bohong?"

Agista perlahan-lahan melunturkan senyumnya. Wajahnya berganti panik dan memucat dalam sepersekian detik.

"Tahu dari mana lo gue bohong. Halu aja." elaknya menghindari tatapan mata Royvan yang berusaha mengobrak-abriknya.

"Lo gampang ketebak. Jangan bohong, gue benci sama orang pembohong."

Pundak Agista tiba-tiba terasa berat mendengar kalimat itu. "Untung temen," gumamnya.

Royvan menaikkan alisnya bingung. Ia ingin bertanya lebih jauh perihal kebohongannya itu. Tapi, setelah Royvan pikir matang lebih baik ia simpan saja pertanyaan itu.

MY UNKNOWN BOY-FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang