Unknown 5 : Seblak

806 143 32
                                    

HAPPY READING
KEEP VOMMENT

"KAK VINO! DIMANA PENGGARISNYA AGISTA?"

Agista berjalan menuju kamar kakaknya sembari berteriak-teriak tidak jelas menyebutkan nama Vino. Ia geram karena kakaknya itu sangat tidak rajin. Meminjam tapi malas mengembalikan, itulah kakaknya.

"KAKAK!!"

Agista membuka paksa game room sebelum menendang semua sepatu ke lantai bawah. Kebiasaan Agista, agar mereka semua tidak menyampah di rumahnya.

Baik Vino dan beberapa orang lainnya terkejut saat Agista datang dengan wajah memerah marah. Vino langsung mengambil kendali sebelum semuanya memburuk.

"Kenapa adekku?" tanya Vino mendekati Agista. Agista malah menatap satu persatu temannya.

"Kak, mereka siapa?"

Agista ingin bertanya. Semenjak kapan kakaknya punya teman perempuan yang terlihat seumuran?

"Oh kenalan dong biar tahu."

Seorang perempuan berparas cantik, berkulit putih dengan bibir semerah mawar memperkenalkan dirinya di depan Agista.

"Halo, adeknya Vino ya?" ujarnya ramah. Agista mengangguk. Ia beralih mencuri pandang pada perempuan berbandana hitam putih polkadot dengan wajah judes.

"Kenalin, nama kakak Nathalie." ujarnya menyodorkan tangan kanannya untuk berjabat tangan.

"Ah eh, aku Agista kak." balasnya menjabat tangan perempuan bernama, Nathalie.

"Nah ini temen kakak, namanya Elma." ujarnya lalu berbisik pada perempuan berwajah judes itu. "El, sapa dia." tekannya.

"Halo Agista." balas Elma dengan wajah ogah-ogahan. Melihat sikapnya ini membuat Agista teringat pada satu orang. Aliza. Wajah mereka terlihat sama.

"Dia kakaknya temen kamu lho Ta." ujar lelaki yang menggunakan hoodie abu-abu yang dilengkapi setelah kaus.

"Masa iya Kak Makhiel?" ujar Agista tidak yakin. Ia menaruh atensi pada lelaki berwajah ramah bernama Makhiel.

"Iya, dia malah temen sekelas kamu." sambung Vino semakin membuat kepala Agista berisi berbagai macam peluang.

"Oh iya, kamu anak IPA tujuh ya?" tanya Nathalie bersuara.

Agista mengangguk. "Adik kakak yang mana?"

"Namanya Nadine. Kamu tahu?"

Agista berniat menggeleng. Ia sebenarnya tahu siapa Nadine. Murid cantik dari SMP 1 Platina yang teramat modis. Namun ia belum mengenal Nadine secara spesifik. Ia hanya mengamati Nadine dan tahu namanya saja.

"Kalo nama sih tahu kak. Tapi kalau kenal belum." ujar Agista akhirnya. Yang benar saja, masa baru seminggu bersekolah ia dapat akrab dengan cepat? Agista tidak makhluk sesosialis itu. Paling tidak, ia membutuhkan waktu satu sampai dua bulan agar bisa akrab dengan penghuni kelas.

"Nah itu adik kakak. Nadine."

"Nah adiknya itu masih mendingan dari kakaknya Ta, jadi kalo boleh milih mending mah adiknya aja." ujar Makhiel ikut-ikutan nimbrung.

"Kenapa gitu Kak Makhiel?" beo Agista tidak paham dengan dahi yang berkerut.

"Kakaknya galak pakek banget. Demen jadi paparazzi lagi. Satu lagi, dia nggak tahu malu." ujar Makhiel membongkar sisi lain Nathalie. Perempuan itu hanya bisa melotot dan mengumpah nyerapahi Makhiel dalam hatinya.

MY UNKNOWN BOY-FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang