Unknown 21 : Duo Abang

672 138 75
                                    

HAPPY READING
KEEP VOMMENT GUYSS

Sret!

"Aduh sakit woy!"

Agista mengusap tangannya yang ditarik secara paksa dan cukup kasar. Ia menatap sinis kepada orang yang menariknya.

"Sialan lo! Dipikir gue kambing apa yang bisa ditarik seenaknya." sungut Agista, kesal. Mengusap tak santai dan bersungut marah.

"Cerewet banget jadi cewek." pantes aja gue suka. Lanjut Zaga dalam batinnya sendiri. Lalu ia tersadar,

Eh, apa yang barusan gue bilang?

"Mau gue tampar pakai pantofel hah?!" ujar Agista berlagak melepas sepatunya. Sebelum sebuah suara menginsterupsi gerakannya.

"Kalo mau ribut jangan di tengah jalan."

Satya datang dengan tangan terbungkus saku celananya. Lelaki itu memasang wajah datar yang amat dingin. Tidak seperti biasanya yang sangat ramah.

Nih anak kesambet apaan sih?

"Oh iya Zag, jangan ganggu adek gue." ujar Satya langsung mendapat tamparan keras di punggungnya.

Plak.

"Mohon saudara Satya kalau halu jangan mengajak orang lain!" sentak Agista mampu membuat perhatian teralihkan kepadanya.

"Dasar kakak adik, bisanya berantem melulu." tekan Zaga santai namun agak mengejek.

Agista menatap sinis ke arah lelaki itu. Lelaki yang sama dan malah melemparinya senyuman manis.

"Oh iya bro, kalo gue minta izin buat punya hubungan sama adek lo, boleh?" gurau Zaga menyenderkan tangan kanannya di pundak Satya. Bermaksud mengganggu Agista seperti tujuan awalnya. Ia sudah bertekad akan menghancurkan dinding yang menyatakan bahwa perempuan ini sulit jatuh cinta.

"Boleh dong, tapi lo harus bantuin gue buat Aliza suka sama gue." ujar Satya menyugar rambutnya ke belakang. Ia seakan mengerti permainan Zaga. Padahal aslinya, dia tak tahu apa-apa. Hanya mengikuti arus sesuai instingnya.

Wait what? Stupid banget!

"Deal!" ujar mereka bersalaman, senang. Tak mengindahkan Agista yang memanas dan terbakar.

Dengan perasaan gusar, Agista meninggalkan mereka dan mengumpati Satya sepanjang perjalanan.

"Susul gih Zag, katanya lo mau deketin dia." ujar Satya melirik dengan matanya. Zaga terkekeh dan menggeleng.

"Nggak. Nanti aja. Gue mau cari angin dulu." ujar Zaga menepuk pundak Satya. "Okelah bro, gue cabut."

"Lha, katanya suka sama Agista?" ujar Satya meneriakinya. Zaga membalas dengan enteng,

"Siapa bilang?"

Agista merutuk saat mengingat-ingat kejadian tadi. Tapi mau bagaimana lagi, Satya adalah orang yang mengesalkan. Zaga adalah orang yang menyebalkan. Kalau mereka digabung, bak kekesalan Agista bertambah dua kali lipat.

Duk!

"Aw."

Satu kekesalan lagi datang kepada Agista. Ada Abay yang mengetuk dahinya. Lelaki berambut kuning itu malah tersenyum lebar.

"Aduh sakit tahu! Ngapain sih lo ngetuk dahi gue!"

Abay terkekeh. "Iseng aja. Adek nggak boleh marah ya."

MY UNKNOWN BOY-FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang