Unknown 9 : Lelaki Asing

728 136 43
                                    

HAPPY READING
KEEP VOMMENT

"Keluar yuk dek, hang out." ajak Vino merasakan suntuk yang berlebihan. Hari Sabtu ini ia tidak ada acara kumpul bersama teman-temannya. Ia terjebak di kamar Agista dimana empunya malah terfokus menonton drakor dari pada mengobrol dengannya.

"Hm, nggak deh." ujar Agista menolak. Berjalan bersama kakaknya adalah sebuah musibah. Agista harus puas ditatap sinis banyak kaum hawa yang iri kepadanya. Lebih baik ia duduk diam di rumah, menonton drakor, dan baper seharian. Itu lebih baik.

"Kenapa? Kamu trauma ya?" ujar Vino menelengkupkan badannya. Yang ia maksudkan adalah insiden saat di kafe IO saat Agista dilabrak Tania dulu.

"Ya gitu deh." jawab Agista seadanya. Mata dan pikirannya terfokus pada drama korea yang cukup membuat perasaannya tergugah. Drama Korea yang dibintangi oleh Song Jong Ki dan Song Hye Kyo yang berjudul Descendants of The Sun.

"Pergi yuk sama kakak. Masa jalan sama kakaknya nggak mau? Kamu menyia-nyiakan manusia tampan seperti kakak daripada manusia digital yang ada di drama korea." oceh Vino.

"Lebih ganteng Kapten Big Boss daripada kakak." ujar Agista sengaja. Ia mengabaikan kakaknya yang terlihat muram.

"Ck, kamu mah. Awas aja nanti pas kakak udah punya istri. Nyesel ntar kamu." ujar Vino

"Istri? Kak Elma maksudnya?" ujar Agista menaikkan alisnya sebelah. Vino langsung terlonjak dan menatap adiknya yang biasa saja.

"Dek! Siapa yang ngajarin hal itu?!" ujar Vino mengguncang pundaknya. Agista mengerlingkan kedua matanya.

"Nggak ada. Dari sikap kakak kelihatan kok. Emang kak Elma semenarik itu ya?" ujar Agista penasaran.

"Ya nggak tahu juga sih. Kakak aja belum ada niatan buat deketin Elma." ujar Vino jujur. Ia masih mengesampingkan hal-hal yang berbau pacaran. Ia tidak mau terjerumus dalam dunia pacaran dan berakhir status menjadi mantan.

"Kalo kakak suka, pepet dong. Kali aja Kak Elma khilaf terus nerima kakak jadi masa depannya." ujar Agista. Vino malah mengulas senyum curiga.

"Hayo kamu pasti lagi suka sama orang ya?" ujar Vino menyentuh lengan atas Agista dan menoelnya.

"Ck, nggaklah. Gila apa Agista lagi jatuh cinta." decaknya kesal. Jangan lagi membahas tentang pacar, Agista tidak suka karena belum memilikinya.

"Ea, masa lagi nggak jatuh cinta?" Vino tahu betul apa isi hati adiknya.

"Ck, lagian kalo Agista suka sama orang kan pasti nggak dibolehin Papa pacaran. Kakak tahu sendiri kan."

Sebenarnya Agista ingin berpacaran layaknya anak muda kebanyakan. Menghabiskan waktu bersama orang yang dicinta di tempat yang istimewa. Namun impian Agista kandas saat Papanya melarang keras ia berpacaran. Berbeda dengan kakaknya yang boleh berpacaran, Agista sama sekali tidak boleh. Namun kakaknya malah menyia-nyiakan kesempatan berpacaran dan masih menjadi jomlo sampai sekarang.

"Ah iya. Kakak juga melarang kamu pacaran." ujar Vino membuat Agista mendelik. Papa dan kakaknya sama saja. Mereka selalu kompak jika menyangkut hubungan tentang Agista.

Dahulu pernah waktu kelas 8 ada seorang laki-laki yang menyatakan cintanya kepada Agista. Lelaki itu tipe pengejar, hingga ditolakpun masih optimis. Hingga tiba saat mereka berkelompokan di rumah Agista, nyali lelaki itu beringsut melihat dua bodyguard Agista. Tatapan tajam Papa Agista begitu mengintimidasi tanpa ampun. Tanpa melayangkan ancaman, lelaki itu sudah takut duluan kepada Papa Agista. Selain itu, ada Vino yang menambahkan ultimatun keras kepada lelaki tersebut. Alhasil, lelaki tadi tidak pernah menampakkan batang hidungnya lagi di depan Agista.

MY UNKNOWN BOY-FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang