Unknown 10 : Tidak Berubah

702 132 48
                                    

HAPPY READING
KEEP VOMMENT

Meskipun Royvan tahu kalau Agista adalah partner basketnya yang sempat hilang dulu, sikapnya sama sekali tidak berubah. Royvan tetaplah Royvan yang dingin tak tersentuh. Bahkan Royvan kembali bertingkah biasa saja setelah pertemuan mengharukannya kemarin.

Royvan berjalan menyusuri koridor dengan telinga yang tersumpal earphone. Ia memakai jaket kebanggaan gengnya, Firenze yang berlambang elang. Stylenya ini mampu memikat banyak kaum hawa yang kebetulan tengah berada di sana.

Royvan sudah terbiasa ketika menjadi pusat perhatian. Ia tidak merasa risih dengan tatapan lapar yang tertuju ke arahnya. Sebagai manusia yang terlahir tampan dari dahulu, hal ini tidaklah seberapa. Royvan pernah dikejar gerombolan perempuan hingga ke rumahnya. Royvan tidak menaruh rasa kesal karena menganggapnya kurang penting.

Saat bermain basket pun, ia menjadi pusat atensi. Apalagi tampangnya itu menyeimbangi skillnya dengan baik. Sudah tampan, jago basket, single lagi. Siapa yang tidak mencari kesempatan dengan mendekati Ice Prince paket lengkap seperti dia?

Bruk.

Royvan memundurkan langkahnya ke belakang saat ia dihantam perempuan dari arah depan. Ia sigap, sehingga yang jatuh hanya tas dari perempuan itu.

"Eh maaf gue nggak sengaja." ujarnya menatap manik Royvan yang membeku. Ia tidak segera mengelak, ia merasa nyaman dalam dekapan Royvan.

Royvan tak menjawab. Ia segera melepaskan pegangannya. Ia menjaga jarak dengan perempuan yang menatapnya binar. Royvan menangkap jelas hal itu dari iris matanya.

Tidak seperti film romantis kebanyakan, dimana ketika bertabrakan maka sang cowok akan mengambilkan barang ke cewek, disini Royvan sangat berbeda. Ia hanya berdiri dengan tangan yang dimasukkan ke saat cewek yang menabraknya memungut barangnya.

Dengan mengeratkan pegangan tasnya, perempuan itu merunduk dan meminta maaf. "Maafin gue ya. Gue bener-bener nggak sengaja." ujarnya. Pembelaan yang klasik untuk Royvan. Ia sudah menjumpai modus ini ribuan kali.

"Hm." balas Royvan begitu saja. Lalu ia berlalu dari sana menuju ruang kelasnya. Dengan cepat, otaknya memilah memori dan melupakan hal yang kurang penting seperti itu.

Sementara perempuan itu mengeratkan pegangan tasnya dan menggigit bibir bawah dengan gemas. "Wah tipe gue banget! Cool ala Korea! Nggak salah gue ngincer dia dari dulu!" ujarnya menggebu-nggebu.

"Gue harus bisa dapetin hati cowok itu! Entah gimanapun caranya!"

"Hey Agnes! Gimana tadi? Lo udah kenalan sama cowok berhoodie hitam yang selalu lo banggain ke kita?" ujar perempuan yang rambutnya digerai panjang terurai bebas. Dalam name tag nya bertuliskan Georgia Fidelya.

"Iya nih. Katanya lo mau eksekusi rencana hari ini." ujar perempuan yang bermake up cukup berat dan menjedai rambutnya. Katrina Alessian namanya.

Agnes tersenyum penuh arti. Ia merapikan rambutnya dan menatap percaya diri. "Iya! Dan nanti bakalan gue buntutin dia bahkan sampai rumahnya!" ujarnya.

"Gila lo." ujar seorang perempuan bermata dingin dengan pedas. "Demi cinta nggak usah sampai berlebihan kali." ujarnya. Namanya, Alira Reandez.

"Yaelah Al, kaya lo nggak pernah kayak gitu aja." ujar Alessi merangkul pundak Alira.

"Cabut yuk!" ajak Fidel. "Ke kantin maksudnya."

"Eh kalian tahu instagram dia nggak?" ujar Agnes. Alessi dan Fidel saling pandang.

MY UNKNOWN BOY-FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang