Unknown 14 : Alien Boy

681 137 95
                                    

HAPPY READING MAN TEMAN
KEEP VOMMENT

Upaya Royvan meminta maaf kepada Agista ternyata membuahkan sesuatu yang baik. Pada perjalanan pulang dari SMA Sevit, Royvan mendapatkan secercah harapan yang baru saat Agista mengawali obrolan dengannya.

"Gue nggak nyangka lo adiknya Bang Reygan."

Agista berbicara dari sisi kiri wajah lelaki itu. Kebiasaan lama ketika berboncengan dengan kakaknya yakni Vino Ravindra.

"Hm." balas Royvan begitu saja. Jujur, ia tidak tahu harus membalas apalagi.

"Tentang pulbar kemarin, gue maafin lo."

Royvan menatap wajah Agista dari kaca spionnya. Ia terlihat menyunggingkan sebaris senyuman saat Agista menatap jalanan yang mereka lewati.

"Kenapa?"

"Ya karena Tuhan aja pemaaf sama hambanya. Masa sesama hambanya tidak saling memaafkan?" balas Agista cepat, tak mau Royvan berpikiran macam-macam tentangnya.

"Hm."

Royvan benar-benar kehilangan kosakata. Ia benar-benar bodoh untuk ukuran lelaki tampan. Apa gunanya ketampanan itu jika tidak bisa memikat kaum hawa seperti Agista? Ah, kadang ketampanan itu bisa sia-sia.

"Tapi gue tetep kesel sama lo karena boncengin tuh cewek." ujar Agista kembali merajuk.

"Cewek mana?"

"Cewek yang pura-pura kesakitan di depan lo!"

"Oh ya? Dia pura-pura?" ujar Royvan sengaja membuat Agista tambah kesal. Sepertinya menarik menggoda Agista.

"Hish masa lo nggak lihat kalau dia pura-pura sakit!" seru Agista. Royvan tertawa ringan.

"Dia nggak penting, ngapain gue lihat dia secara intens." balas Royvan menarik tangan Agista untuk memegang ujung jaketnya. Agista menatap pergerakan Royvan dengan heran.

"Ngapain lo pegang-pegang tangan gue segala?" ujar Agista karena tangannya tetap setia di pegang Royvan. Ia tidak menyangka Royvan bisa berlaku seperti ini kepadanya.

"Pengen aja." balas Royvan terlihat sibuk menatap jalanan. Agista memiringkan kepalanya curiga.

"Apa lo juga memperlakukan cewek itu kayak yang lo lakuin ke gue?" tanya Agista dengan tatapan menyelidik. Royvan meliriknya.

"Kalo iya lo bakalan kenapa?" balas Royvan iseng, sengaja memicu emosi perempuan itu. Padahal, Royvan sama sekali tak melakukan interaksi yang signifikan. Yang ia lakukan hanya menanyakan jalan rumahnya dan itu saja. Tanpa adanya kontak fisik apapun.

"Hish, ternyata lo sama buayanya kayak Abay." ujar Agista mendesis. Lagi, Royvan kembali mengulas senyumnya tanpa Agista ketahui.

"Gue nggak mungkin main tangan sama cewek asing."

"Berarti gue nggak asing dong?"

"Nggaklah. Lo kan temen gue. Partner basket gue."

"Oh." balas Agista singkat. Lalu tanpa ia sadari, kepalanya itu bertumpu pada bahu kiri Royvan. Ia menatap jalanan dengan malas. Sementara Royvan, ia mampu dibuat terkejut saat Agista bertumpu pada dirinya.

MY UNKNOWN BOY-FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang