Unknown 18 : Little Things

663 129 64
                                    

HAPPY READING YAWS
KEEP VOMMENT

Zaga berjalan malas menuju dapur. Ia mengambil sekotak susu low fat dan meminumnya begitu saja. Lalu ia mengingat-ingat,

"Ini jam berapa?"

Zaga menutup pintu kulkas saat menyadari apartemennya dihuni manusia lain. Zaga berjalan menuju ruang tamu, dimana ia merasakan hawa manusia yang menguar.

"Kalian?" ujarnya. Kelima lelaki di ruang tengah yang sedang mengendap-endap seketika bersikap biasa saja saat pemilik rumah memergoki mereka. Tak lupa, mereka menyunggingkan senyumnya. Bagaimana mereka bisa masuk? Mudah saja. Password apartemen Zaga sama seperti waktu di Jakarta. Oleh karena itu mereka bisa masuk tanpa salam.

Seorang lelaki berambut hitam legam mirip Zayn Malik versi muda, merangkul pundak Zaga dengan akrab.

"Halo bray," ujarnya menyunggingkan senyuman berderetnya. Zaga menatapnya pelik.

"Ada apa lo ke sini?" lirik Zaga kepadanya. Lelaki itu nampak terkekeh ringan. Ia mengode salah satu temannya untuk angkat bicara. Ia tahu Zaga tengah tidak dalam suasana hati yang baik.

"Wah, kita mau silaturahmi sama lo Zag." ujar seorang lelaki berkaus putih dengan ramah. Zaga mengernyitkan alisnya.

"Baru seminggu gue tinggal, udah kangen heh?" Zaga memiting leher lelaki yang menyapanya pertama kali.

"Wah iya tuh, Calvin kangen ke kuburan bareng lo." ujar lelaki berhoddie ungu bersuara.

"Victor jangan ngadi-ngadi lah. Gue kagak demen ya." balas Calvin, lelaki yang memakai kaus putih dengan cemberut. Ia tidak suka dengan hal yang berbau mistis seperti itu.

"Halo bray, gimana kabar lo?"

Zaga melepas pitingannya pada Azicko, lalu beralih bersalaman dengan lelaki kalem yang memakai gelang di tangannya. "Baik-baik aja gue No."

"Wah, kayaknya lo seneng banget ada di sini." ujar Nichol mendudukkan diri di sofa.

"Seneng apanya! Asyikan di SMA Cakrawala. Disini mah, nggak ada yang seru!" sergah Calvin.

"Lo beneran rindu gue Vin?" goda Zaga kepada lelaki itu. Victor menyergah,

"Iyalah kita rindu sama lo. Rindu rumah besar yang amat tenang dan damai. Rumah lo memang legend Ga." ujar Victor mengakhiri kalimatnya dengan kekehan.

"Yoi Ga, nggak ada tempat di dunia ini yang senyaman rumah besar lo itu." ujar Azicko mendukung.

"Dasar materialistik." ujar Zaga mencibir. "Mau gue kirim ke neraka lebih awal?"

"Buset, ampun ngab. Belum kawin nih." ujar Calvin menyeru. Nano menatap Zaga dengan kalem.

(bang)

"Gimana Ga? Lo betah nggak di sini?"

Zaga menarik napasnya. Teman-temannya yang berasal dari SMA Cakrawala itu terduduk dan menatapnya serius. "Betah sih betah tapi—"

"Ceweknya jelek-jelek?" potong Victor yang langsung dihadiahi jitakan oleh Azicko dan Nichol. Mereka tersinggung karena pacar termasuk dalam kategorinya.

"Sembarangan lo,"

"Aish, santai dong ngab."

(bang)

Zaga menggeleng singkat. "Bukan itu—"

"Lo ditembak sepuluh cewek dalam sehari?" ujar Nano menyerobot. Lagi-lagi, Zaga menggeleng.

MY UNKNOWN BOY-FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang