Unknown 27 : Lose You

558 138 89
                                    

HAPPY READING 🍻
KEEP VOMMENT

Agista melirik ponselnya yang berbunyi. Ia tengah mengerjakan soal matematika di kelas. Ia tidak minat beristirahat karena matematika lebih menarik dari apapun juga.

"Eh Bu Clarista?"

Agista menopang dagunya. Berpikir kenapa Bu Clarista mendadak mengiriminya sebuah pesan. Lalu daripada berpikir lebih jauh lagi, ia memutuskan membaca saja pesannya.

Bu Clarista

Agista, saya ingin bicara dengan kamu. Bisakah kamu ke kantor sekarang?

Tentu Agista semakin penasaran melihat pesan Bu Clarista yang amat misterius. Dengan gesit, jemarinya mengetikkan balasan mengiyakan.

Bu Clarista

Baik bu.

Agista memasukkan ponselnya ke dalam saku. Membenarkan ikatan rambutnya dan pita ungunya. Lalu, ia berjalan menuju kantor guru.

Kira-kira ada apa ya Bu Clarista sampai memanggil gue? Apa gue melakukan kesalahan?

"Oy adek!"

Satya memberhentikan langkahnya tatkala melihat Agista berjalan dan berbicara sendiri. Ia heran dengan perempuan yang sudah ia anggap sebagai adiknya yang sangat aneh. Kadang pemarah, kadang pendiam, dan kadang bicara sendiri. Agista memang labil.

"Woy Agista!"

Agista menoleh saat namanya disebut sedemikian rupa. Ia berhenti dengan ragu saat melihat si pemanggil. Satya. Ia tak yakin Satya masih berani mendekat kepadanya.

"Ada apa Sat?"

Dahi Satya berkerut sempurna. Ia mendekatkan tangannya ke kening Agista, memastikan perempuan itu demam atau tidak. "Biasanya lo manggil gue abang. Kenapa sekarang malah nama?"

Mata Agista bergerak gelisah, mencari sebuah alasan yang tepat untuk menjawab pertanyaan Satya. "Em itu-ah nggak penting juga. Ngapain lo manggil gue?" ujar Agista mengalihkan topik.

"Gue pengen aja ketemu sama lo. Akhir-akhir ini kita jarang berinteraksi. Apa karena fans gue kebanyakan ya?" ujar Satya menopang dagunya, terlihat percaya diri sekali saat mengatakan hal itu di depan Agista.

Agista sendiri melongo. Apa hubungannya coba?

"Terserah dah Sat."

Mendadak, Satya menormalkan ekspresinya menjadi datar. "Lo menjauh dari gue bukan?"

Untuk pertanyaan yang ini, Agista tak bisa mengelak. Ia memang sedikit menjaga jarak dengan Satya karena sadar, lelaki itu mempunyai seseorang istimewa yang bisa saja salah pahan dengan kedekatan mereka.

"Nggak juga. Emang kenapa? Kangen sama adek lo yang cantik ini?" Agista mengibaskan rambutnya dan berputar di depan Satya. Lalu mereka tertawa.

"Adek gue percaya diri juga ya ternyata."

"Oh iya, gue harus ke kantor. Dipanggil sama Bu Clarista. Gue pergi dulu ya?"

Agista harus cepat menghindar dari Satya sebelum semuanya terlambat. Namun Satya malah mencekal kepergiannya.

"Nah kan lo menghindar lagi dari gue."

Agista menggeleng. "Nggak. Ini bener murni gue harus ke kantor."

MY UNKNOWN BOY-FRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang