Kakinya berhenti melangkah. Menghirup udara kota Seoul sekuat-kuatnya lalu membuang nya perlahan dengan senyum kotak yang begitu lebar. Kim Taehyung namanya. Lelaki yang baru saja serjana dari lulusan psikologi Stanford University.
Kembali ke tanah air nya setelah 5 tahun berada di Amerika, kini ia sudah berada di bandara Incheon dan menunggu sahabat nya untuk menjemput nya.
"Lee! Kau di mana? Apa masih lama?."
"Sialan! Kau pikir aku supir mu? Aku sedang mengambil karcis!."
Taehyung terkekeh kecil saat sahabat nya itu memgumpat dalam telfonnya. Ah sedikit bernostalgia saat masih sekolah menengah, Taeyong sering mengumpat jika ia membuat lelaki itu kesal dengan tingkah nya.
"Baiklah aku menunggu mu di depan pintu kedatangan ini! Mengerti pak supir?."
"YA!! KAU~."
Tertawa puas saat ia memutuskan sambungan telfon itu. Ah, bahagia sekali rasanya jika terus membuat sahabat nya itu naik darah. Namun tak lama setelah itu perutnya keroncongan. Dan tak sengaja pula matanya menangkap anak kecil berlari sembari memakan roti, membuat gejolak rasa lapar begitu besar.
Ia pun mendorong kopernya berjalan menuju sebuah gerai roti yang tidak terlalu jauh dari pintu tempat ia berdiri tadi. Aroma roti begitu menggoda, sampai ingin rasanya ia memborong semua roti yang ada di sana. Ia pun masuk ke dalam gerai roti itu.Tak terlalu ramai, membuat matanya leluasa untuk memilih roti mana yang akan ia jadikan santapan. Hingga tatapan nya terjatuh pada street toast yang hanya tinggal satu. Matanya berbinar saat melihat tebalnya daging asap juga telur dan beberapa macam sayuran yang begitu melimpah membuat nya meneguk ludah.
Ia pun berjalan untuk mengambil nya namun tangan nya beradu dengan tangan orang hingga tangan mereka sama-sama berhenti bergerak. Ia melihat orang itu yang juga melihatnya di balik kacamata hitam legam. Terasa canggung, Taehyung pun berdeham dan sedikit menjauh.
"Maaf nona, kau boleh mengambilnya." Ucap Taehyung dengan senyum tipis.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️Let's Meet Again J
RomanceDi malam itu, kita bertemu ke-empat kalinya tanpa ku sadari. Aku membawa mu pergi yang malah berujung aku yang terus terlibat dengan mu. Dan kau ingin tahu penyesalan ku? Ya, aku tak mempercayai mu waktu itu. Kata 'maaf'mungkin tidak cukup ku ucapk...