🥀pindahan 🥀

746 22 0
                                    

Aku percaya bahwa cinta lahir untuk memberikan kesan indah bagi sang empunya .
Cinta memang membuat manusia menggila dengan pikiran mereka yang menari penuh arti
Tapi cinta juga bisa terjatuh dan hilang pada masanya .
Pengharapan demi pengharapan yang di semak dan dipupuk atas dasar cinta pun bisa layu jika lupa tak menyiramnya.

________________

Pagi ini Anisa telah memecahkan piring kesayangan suaminya, dan ia mendapat tamparan dari suaminya itu di pipi kirinya, mertuanya terus memaki Aditya anak semata wayangnya itu yang sudah menyakiti menantu kesayangannya. Anisa yang tampak melanjutkan pergulatannya dengan alat masak, meski tampak jelas bekas tangan di pipi kirinya itu, orang lain yang melihatnya pun akan ngilu melihatnya.

Setelah hasil karya Anisa tertata rapi di meja makan, saat nya keluarga kecil itu menikmati makanan buatan Anisa yang dibuat dengan sepenuh hati berbalut pilu .

"Ayo, mah sarapan dulu, papah dimana mah ? "
"Sebentar lagi pasti keluar nak, tadi sih lagi mandi, "
"Ayo mas, sarapan dulu "ucap Anisa dengan menunduk, ia tak mau ada butiran air mata yang meluncur karna akan ada masalah yang baru jika itu terjadi .

Aditya yang tak menjawab apa apa itu langsung naik ke kamarnya ia tak mau sarapan ia mau langsung berangkat ke rumah sakit daripada harus melihat istri yang tak pernah ia inginkan itu, meskipun sekarang ia masih cuti dari rumah sakit itu hanya sebuah alasan untuk bisa menemui Tasya, iya dia kekasihnya yang membuatnya lupa akan masalahnya.

"Adit, ayo sarapan dulu, hargai istrimu, dia sudah capek memasak ! " ucap rusyda.
"Kalo capek ya nggak usah masak, simple kan ?  Gitu aja dibikin repot " ucap adit yang tetap meniti tangga itu menuju kamarnya.
Tak lama Arman keluar kamar dengan jas kantornya, dan membawa tas tenteng hitam.
"Pah, ayo sarapan dulu, ini Anisa loh yang masak " ucap rusyda sambil menyendok nasi dan beberapa lauk ke piring Arman.

"Wah, bau nya menggoda, papah jadi makin laper, " setelah menyendok nasi itu ke mulut Arman" ini enak banget, makanan restoran pun kalah dengan masakan mu nak, ini enak banget, kamu belajar dari mana ?" Puji Arman .
"Dari ibu pah, " jawab Anisa tersenyum kecil dan menahan sakit di pipi kirinya .

Arman yang melihat penampakan bekas tangan memerah di pipi kiri Anisa hanya bisa saling pandang dengan rusyda, seakan kedua mata itu berucap "mengapa ?" Tapi tak ada kata yang terucap dari bibir mereka, alangkah sabar dan tabahnya hati Anisa .

"Mah, papah langsung berangkat aja ya, ada urusan di kantor " ucapnya setelah menghabiskan makanan di piringnya .

"Iya lah, hati hati di jalan " ucap rusyda dan mencium tangan Arman, dan Arman mencium keningnya .
Di dalam hati Anisa juga ingin merasakan hal yang sama seperti mertuanya itu, tapi apakah itu mungkin, sikap Aditya sekarang saja seperti ini apakah ini akan berlangsung lama ?

Setelah Arman pergi Anisa dan rusyda melanjutkan sarapan mereka. Setelah selesai makan Anisa mencuci piring bekas mereka dan tentunya di bantu oleh rusyda, mereka melihat Aditya dengan pakaian kemeja biru muda nya dan celana berwarna hitam itu, menambah ketampanan dari sosok dokter Aditya, tapi sayangnya sifat dan sikapnya tak setampan penampilan nya . Aditya yang tanpa berpamitan itu langsung keluar dari rumahnya dan masuk ke mobil jazz merah nya itu .

Setelah pekerjaan dapur selesai, rusyda bersiap siap untuk berangkat ke kantornya, sedangkan Anisa membersihkan kamar Aditya, meskipun ada ART tapi dalam membersihkan kamar Aditya adalah tanggungjawab nya sebagai istri.

Setelah selesai dengan pekerjaan rumahnya, tak disangka Aditya pulang dan berkemas kemas Dan memasukkan baju bajunya kedalam koper hitam itu,
"Mas, kita jadi pindah sekarang ? "
"Menurut Lo ? " Udah gausah banyak tanya, Lo cepet siap siap aja, kita berangkat sekarang, ga pake lama , gue nggak suka nunggu lama . " Tambahnya .

Talak ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang