Hijrah

1.7K 46 0
                                    

Malam harinya Hawa dan kedua orangtuanya sedang berkumpul di ruang tamu. Hawa ingin memberitahu sesuatu kepada ibu dan ayahnya.



"ibu, ayah Hawa ingin bertanya sesuatu"  Hawa.
"tentu nak, apa yang ingin kamu tanyakan? " ibu.
"ibu, bagaimana rasanya memakai gamis dan jilbab panjang? " Hawa.
"eum... Rasanya sangat nyaman seperti ada yang melindungi ibu" ibu.




"benarkah? " Hawa.
"tentu saja nak, kamu ingin memakainya? " Ibu.
"sebenarnya belakangan ini Hawa berfikir untuk hijrah ayah ibu" Hawa.
"Alhamdulillah, itu adalah niat yang baik. Maka kerjakanlah kebaikan itu" Ayah.


"mohon doa restunya ayah ibu, Hawa berharap bisa selamanya berada dijalan Allah swt." Hawa.
"doa kami selalu merestuimu nak"
"terima kasih ayah ibu" Hawa.





Beberapa hari kemudian Hawa mulai mengikuti pengajian bersama ibunya. Pengajian itu berjalan dengan lancar dan membuat Hawa tersadar sudah berapa banyak dosa yang telah ia lakukan. Sekarang yang perlu ia lakukan adalah membuat amal kebaikan sebanyaknya.




"mari Hawa kita pulang" ibu.
"iya bu.. " Hawa.
Namun baru berjalan beberapa langkah ia bertabrakan dengan seseorang.
"astagfirullah... Maaf mbak"
"aduh... Iya gpp mas" kemudian Hawa berdiri.




"kamu? / Anda? " dan tidak di sangka-sangka mereka bertemu.
"eh Mbak yang waktu itu, sekali saya mohon maaf" Adam.
"iya gpp kok, kali ini aku yang ceroboh" Hawa.
"eh siapa ini Nak?" ngobrol sampai kelupaan ibu disamping.
"itu... Kami gk sengaja jumpa dijalan. Perkenalkan ini ibuku" Hawa.




"assalamualaikum bu..." ibu hanya menjawab dan diam.
"kita belum berkenalan. Kenalkan namaku Hawa Assyifa " Hawa.
"salam kenal juga, namaku Adam Muhammad" Adam.

"kamu sedang apa disini? " Adam.
"abahku mengisi ceramah pengajian ini. Oh... Abah! " Adam.
"ayo pulang, ibumu sudah menunggu kita" Abah.
"kenalkan dulu, ini temanku" Adam.

"nama saya Hawa paman" Hawa.
"salam kenal Hawa" "iya paman"
"kami deluan ya Adam, Abah" Hawa.
"Hawa... Tunggu" "ada apa? "
"bisa beri nomor Whatsappmu?"
"tentu..." Hawa menuliskan nomor whatsappnya.
"terimakasih... " "sama-sama"





Saat diperjalanan Adam.
"Hawa cantik ya Adam"
"apa-apaan si abah. Kami baru kenal beberapa hari yang lalu"
"tunggu apalagi?, buruan nanti diambil orang baru nyesal"
"semua itu butuh proses abah, enggak bisa seenaknya saja"
"iya-iya abah doakan semoga kamu diterima..." kata abah sambil tertawa.






Saat diperjalanan Hawa.
"Adam tadi lumayan juga ya Hawa"
"astaga ibu, kami baru juga kenal"
"ya ibu gk masalah juga kamu sama Adam. Sepertinya ia anak yang baik"
"ibu doakan saja yang terbaik untuk Hawa kedepannya"
"tentu Nak..."




😊

[End] Suami' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang