Kabur & Kembali

1K 45 7
                                    

Sudah seminggu Hawa di Korea, kerjasama mereka berjalan dengan lancar dan sukses. Dan disatu sisi Adam sama sekali belum menyadari bahwa Hawa menghilang.

Hawa merasa bebas disini, seakan ia memiliki dunia ini. Pekerjaannya sudah ia kerjakan lebih awal dan sekarang ia bisa beristirahat.

*Indonesia
Adam belakangan ini merasa ada yang aneh, dan ia mulai menyadarinya. Istrinya Hawa sudah tak pulang selama seminggu, Adam begitu khawatir ia mencoba menghubungi Hawa namun nomornya tak aktif.

Rasa sesal sedikit mulai merayapi hati Adam, dan ia bergegas pergi kerumah mertuanya namun tidak ada orang disana semua lampu mati. Ia mencoba kembali ke keluarga yang dekat dengan Hawa.

"assalamualaikum permisi" Adam.

"Waallaikumsalan nak Adam, ada apa?" bibi.

"oh begini bibi, apa bibi melihat Hawa" Adam.

"gk nak Adam, coba tanya sama fadil waktu itu ia pernah bareng Hawa" Bibi.

"fadilnya ada bi?" Adam.

"ada nak, silahkan masuk. Bibi panggil fadil dulu keatas" bibi.

Bibi naik keatas meninggalkan adam sendiri, ibu Fadil mengetuk pintu.

"Fadil ini Mama, mama masuk ya" menutup pintu kamar Fadil.

"kenapa ma? Ada masalah?" Fadil.

"nak Adam dibawah, mama bingung mau ngomong apa sana kamu jelasin" Bibi.

"apa-apaan pria sialan itu! Sudah seminggu baru ia mencari istrinya. Ingin ku pukul saja wajahnya itu" Fadil.

"jangan emosi kamu, ingat janjimu pada Hawa" bibi.

"iya ma, aku hanya terlalu kesal. Ayo ma kita ke bawah" Fadil.

Fadil dan ibunya turun ke bawah untuk bertemu dengan Adam.

"oh Fadil, kamu tau Hawa dimana?" Adam.

"mana saya tau mbak dimana, kami bertemu seminggu yang lalu" Fadil.

"Hawa ada bialng ingin pergi kemana?" Adam.

"gk ada, aku hanya membantu mbak saja mengerjakan tugas kantornya. Lagian siapa yang bisa mbak harapkan kalau bukan aku" Fadil.

"apa aku gk salah dengar Fadil?" Adam.

"lagian terserah mbak juga mau kemana, ia sudah dewasa. Jadi jangan libatkan kami dalam masalah kalian, silahkan pergi. Kau membuatku muak melihat wajahmu Mas Adam" Fadil.

"kamu cari masalah ya fadil!" Adam.

"gk kok, silahkan pergi. Kamu mengganggu" Adam pergi dengan marah, dipikirnya apa-apaan si Fadil itu.
Jadi Adam memutuskan besok ke kantor Hawa, mungkin ia ada disana.

Besoknya ia pergi dan langsung menemui repsesionis.

"permisi Mbak" Adam.

"ada yang bisa dibantu pak?" repsesionis.

"saya ingin bertanya, apa Hawa masih bekerja disini" adam.

"loh bapak tidak tahu, Mbak Hawa sudah berhenti dua minggu yang lalu" kenyataan apa yang diterima Adam, Hawa pergi meninggalkan Adam.

"terima kasih Mbak" Adam.

"iya sama-sama pak" Repsesionis.



Sudah sebulan berlalu Adam masih mencari Hawa dimanapun, ia tau pasti istrinya kecewa tapi bukan seperti ini caranya.

Mereka bisa menyelesaikan permasalahan ini dengan kepala dingin bukan dengan cara kabur seperti ini.

"sudahlah mas, untuk apa kamu mencari Hawa lagi. Jika dia ingin balik pasti ia datang, jangan buang tenagamu untuk hal yang sia-sia" Aisyah.

"iya dek..." Adam.




Tak terasa tahunpun berganti, tugas mereka selesai dengan aman. Mereka akhirnya pulang ke Indonesia, sesampainya di Indonesia Hawa pulang ke rumah paman dan bibinya beserta kembar dan kedua orangtuanya.

"assalamualaikum bibi" Hawa.

"Waallaikumsalam, wah! Papa Hawa sudah pulang. Mari masuk nak" Bibi sambil membatu membawa barang Hawa.

"sebentar ya bibi bikinin minuman untuk kalian" Bibi.

"ayo mbak, kita kedapur" ibu Fadil bicara kpd ibu Hawa.

"Mbak akhirnya pulang, mana oleh-olehnya?" Fadil.

"nah ini untuk paman, bibi, dan kamu" Hawa.

"wah... Makasih Mbak" Fadil.

"Fadil bisa kita bicara berdua saja" fadil membawa Hawa ke taman belakang.

"waktu itu Adam datang kemari tanyain Mbak" Fadil.

"terus kamu jawab apa?" Hawa.

"ya aku bilang gk tau, jujur aku ingin memukul wajahnya waktu itu" Fadil.

"lain kali jangan ditahan, hajar saja"  Hawa.

"bolehkah?" Fadil.

"tentu, tapi kamu jangan bongkar rahasia kita berdua oke" Hawa.

"siap Mbak... " Fadil.

"dan besok kamu bantuin mbak oke" Fadil menatap Hawa cukup lama.





*Besoknya
"kenapa kita disini? Dan juga kenapa ada kardus?" didepan rumah Hawa dan Adam.

"kamu mau uang jajan gk?" Hawa.

"mau banget Mbak" Fadil.

Mereka memasuki rumah dan disitu juga Adam sedang keluar dan mereka terkejut dalam diam.

"hai... Lama tidak bertemu" Kata Hawa dengan kaku.

"Hawa... Akhirnya kamu pulang" Adam ingin memeluk Hawa namun Hawa menolak.

"aku lagi gk punya waktu, ayo Fadil" Hawa dan Fadil melewati Adam dengan santainya, mereka juga melihat Aisyah disana.

"Mbak Ha..." Aisyah.

"tutup mulutmu itu, cepat Fadil" mereka memasuki kamar Adam dan Hawa, mengeluarkan semua baju yang Hawa punya disana.

"kenapa mengeluarkan semua bajumu dari lemari?" Adam.

"aku ingin ganti suasana saja" Hawa.

"sudah semuakan Fadil, yuk kita pergi" setelah selesai menyusun baju di kardus.

Hawa dan Fadil terus berjalan keliar rumah tanpa memperdulikan Adam dan Aisyah disana. Tanpa mereka sadari Adam mengikuti mereka dan memengang tangan Hawa.

"aku bilang, aku sedang terburu-buru" Hawa.

"tapi kamu belum jelaskan, alasan kamu pergi" Adam.

"aku bilang, aku sedang terburu-buru" Hawa.

"jelasin kenapa kamu pergi! Hawa!" Adam.

"cukup!" Fadil melepaskan tangan Adam dari Hawa. Dengan murkanya Fadil memukul wajah Adam hingga bibirnya sedikit sobek.

"astaga! Mas Adam!" teriak Aisyah.

"aku sudah menahan ini selama dua bulan" Fadil.

"ayo fadil jangan buang-buang waktu kita disini" Hawa dan Fadil pergi meninggalkan Adam dan Aisyah.

[End] Suami' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang