Poligami?

1.4K 48 0
                                    

Hari ini perasaan Hawa tidak enak, entah kenapa ada kekhawatiran di dalam hatinya. Semoga ini hanya firasat yang ia rasakan.
Seperti biasa ia akan bangun pagi membangun Adam dan kedua anaknya.




"Mas ayo bangun, waktunya sholat subuh" Hawa.
"eum... iya sebentar lagi" Adam.
"tapi nanti Mas bisa kesiangan, ayo bangun" Hawa
"AKU BILANG NANTI!" Dalam hidup Hawa pertama kali dibentak. Perlahan air matanya keluar dan seketika Adam tersentak.




"astaga maafkan aku. Maaf sayang" Adam memohon maaf dan ingin memeluk Hawa, namun Hawa menolaknya mentah-mentah.
"tolong jangan lakukan itu di depan anak-anak, ku mohon" biasanya Hawa memberikan ciuman paginya dan pertama kalinya ia tidak melakukan itu. 





Perlahan Hawa pergi meninggalkan Adam sendirian di kamar. Hawa pergi ke kamar sebrang bangunkan kedua malaikat mereka.
"ahmad, syifa ayo bangun" Hawa.
"Mama ini pukul berapa?" Ahmad.
"jam 5 pagi ayo kita sholat bareng, imbalannya Mama masakan makanan kesukaan kalian mau?" Hawa.
"Yeah... makasih Mama" keduanya memberikan pelukan pada Hawa.





Pukul 6 pagi sarapan sudah siap dan mulai menyantap makanannya.
"wah Mama masakin masakan kesukaan kita, makasih Mama" Kembar.
"sama-sama, ayo selesaikan, sehabis ini Mama antar kalian tempat nenek" Hawa.
"baik mama" Ahmad & Syifa.
"Hawa... " Adam. Hawa memalingkan wajahnya dengan ekspresi murung.





Adam yang disana merasa bersalah pada Hawa, seharusnya ia tidak usah membentak Hawa yang notabenenya selalu melakukan hal itu setiap harinya. Tapi pikiran Adam sedang tertuju dengan yang lain sampai ia tak fokus pada anak dan istrinya. Kita nantikan saja.





"ayo kembar, mama antar tempat nenek. Mama takut terlambat bekerja nanti" Hawa.
"iya mama" kembar.
"ahmad dan syifa ingin apa?" Hawa.
"eum... Mainan?" si kembar.




"mainan? Tentu boleh kalian ingin apa? Mama ada uang sisa untuk beli mainan kalian" Hawa.
"Barbie/ Robot" jawab mereka serempak.
"baik. Kalau mama sempat sore ini ya" Hawa.
"iya Mama" kembar.
"kalian anak yang baik. Mari kita per..." Hawa.





"Hawa..." kemudian Adam memotong percakapan Hawa dan si kembar.
"ayo kembar kita naik kendaraan umum saja" tanpa menggubris Adam mereka pergi begitu saja.
"ya ini salahku juga sih" Sadar Adam.







Hari ini kantor sedang mengadakan rapat kecil untuk memilih sekretaris  dan akan diajak ke korea bulan depan untuk mengadakan kerjasama antar perusahaan. Dan setelah voting akhirnya mereka memilih Hawa dikarenakan jujur dalam bekerja juga pandai berbahasa Inggris, korea dan beberapa bahasa asing lainnya.



Setelah rapat selesai Hawa bergegas pergi ke Mall membeli beberapa makanan dan mainan untuk kedua anaknya.

Tiba-tiba diperjalan hujan begitu deras ia lupa membawa payung. Setelah sampai didepan gang Hawa berlali untuk sampai dirumah.




Ia membuka pintu dan mengucap salam dan malah yang menjawab Mas Adam dari arah dapur. Hawa pergi kedapur dan terkejut ada perempuan lain disana.
"siapa dia Mas?" Hawa.

"kuperkenalkan, calon istri keduaku Hawa" apa-apaan ini, aku pulang dengan suasana hati yang senang dan kini hancur sudah. Hawa melemparkan belanjaannya dan pergi sambil kehujanan.





Tak terasa ia sudah jauh berlari dan ia terduduk di tanah dengan tangisan. Dalam hatinya kenapa harus ia? Kenapa bukan yang lain. Sekali lagi dalam hidupnya ia begitu membenci Tuhan. Hawa bangkit dari duduknya dan kembali pulang ke rumah dalam keadaan basah kuyup.




Perempuan itu masih ada disana duduk berdua dengan Mas.
"astaga kamu basah kuyup, sini Mas bantu" tanpa aba-aba Hawa menampar tangan Adam.

"tolong jangan ganggu aku" Adam kemudian menyinkir. Hawa berjalan seperti mayat hidup, jelas sekali kesedihan dari raut matanya. Saat akan menaiki tangga, ia mendapatkan telfon dari kantor.





"halo... Ada apa?"
"coba lihat dokumen yang diberi bos tadi, sepertinya ada kesalahan pencatatan"

"kamu yang serius! Aku mulai besok tapi bekerjanya"
"tapi bos minta dokumennya siap malam ini juga"

"APA! serius malam ini juga? Baik aku kerjakan sekarang"
"terima kasih, sampai jumpa besok di kantor"

"sampai besok, makasih juga sudah memberitahuku"
"bibi! Tolong keluarkan laptop dan berkas-berkas diruang kerjaku"

"baik nyoya" Hawa bergegas ke kamar untuk mandi dan menghubungi ibunya.




"iya bu, aku titip mereka disana ya. Aku harus menyelesaikan dokumen penting malam ini juga. Makasih bu" Hawa mengambil kacamatanya dan mulai mengerjakan tugasnya tanpa memperdulikan orang didepannya.




"bibi! Tadi ada beberapa makanan ku beli tolong panaskan untukku makan dan ada mainan itu taruh di kamar anak-anak dan juga ada untuk bibi" Hawa.
"baik nyoya, saya taruh mainan lalu setelah itu saya panaskan"
"terima kasih bi" Hawa.




"baiklah mari kita mulai" perlahan ia mulai mengetik dokumen tersebut dan ia baru menyadari.
"Mas kamu udah makan?" Adam hanya menggeleng.



"dan kamu?" dia juga menggeleng.
"bibi... panaskan saja semua"
Hawa fokus kembali dan bos menelponnya.
"baik pak. Akan saya siapkan malam ini juga. Sekali lagi terima kasih atas kepercayaan bapak" Hawa.










😊
Sambung di chapter selanjutnya

[End] Suami' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang