Poligami? 3

972 37 0
                                    

Hari-hari Hawa dan Adam dijalani seperti biasa, penuh cinta dan kehangatan keluarga kecilnya.

Setelah insiden itu, Hawa inisiatif mengajak wanita itu berbicara. Mereka janjian disebuah cafe, dan pertemuan kedua kalinya terjadi.

"maaf untuk yang waktu itu, aku hanya terbawa emosi" Hawa.

"gpp kok mbak, wajar mbak melakukan itu" Aisya.

"ngomong' aku belum tau namamu?" Hawa.

"namaku Aisya" Aisya.

"nama yang cantik" Hawa.

"makasih mbak" Aisya.

"bisa kamu ceritakan pertemuan kamu dengan Mas Adam? Dan alasan kenapa kalian ingin menikah?" Hawa.

"mbak gk akan marah?" Aisya.

"tentu" Aisya.

Aisya mulai menceritakan awal mula bertemu dengan Mas Adam dan memutuskan untuk menikah.

Tentunya hati ini sakit mendengar kisah mereka, namun apa daya jika ini yang terbaik.

"aku mengikhlaskan kamu menikah dengan Mas Adam dengam satu syarat" Hawa.

"apa itu mbak?" Aisya.

"kamu jangan mendekatkan dirimu pada anak-anakku" Hawa.

"tidak mungkin mbak! Mereka juga menjadi anak'ku jika menikah dengan Mas Adam" Aisya.

"apa kamu tau yang kurasakan? Setiap jam, menit, detik banyak hal yang kutakutkan dan kamu gk ngerti?" Hawa.

"aku tau mbak, tapi mereka juga anak'ku" Aisya. Bi

"kamu mau apa sebenarnya! Aku sudah merelakan suamiku untukmu! Dan sekarang kamu meminta kedua anakku? Kamu terlalu egois" Hawa.

"maaf mbak. Mungkin mbak benar aku juga terlalu egois dan sudah merebut suamimu, dan aku juga gk akan mengganggu kedua anakmu. Baik aku terima persyaratannya" Aisya.

"baik tanda tangani persyaratan itu. Jika kamu melanggar, siap-siap apa yang akan terjadi" Hawa.




Besoknya Hawa pergi pagi untuk bekerja. Hawa sudah membeli mobil baru untuknya agar mudah membawa si kembar.

"Mama pergi kerja dulu ya, kalian jangan nakal turuti kata nenek" Hawa.

"siap mama" Kembar.

"ibu jangan sampai wanita itu datang kesini"

Hawa sudah menceritakan permasalahan rumah tangganya ke kedua orangtuanya dan mereka terkejut. Tapi keputusan ada ditangan ku sendiri.

"iya nak, selamat bekerja"



Sesampainya dikantor, tiba-tiba dilakukan rapat dadakan.
"Perusahaan akan menjalin kerja sama dengan perusahaan Korea. Kita akan pergi kesana dan menetap selama dua bulan"

"Hawa bagaimana menurut kamu?"

"tentu bisa bos, baru saja saya melihat jadwal Anda untuk dua bulan kedepan dan kosong"

"bagus. Saya hanya membawa beberapa karyawan untuk pergi kesana dan tanggal pastinya akan diumumkan"

"baik bos"

"rapat dibubarkan"


*seminggu kemudian
Pertemuan antara Keluarga Mas Adam dan Aisya terjadi. Si kembar sudah kutitipkan di rumah orangtuaku.
"perkenalan bu, ini istri saya namanya Hawa" Adam.

"salam kenal bu" Hawa.

"salam kenal juga" ibu Aisya memandang Hawa dengam sinis.

Hawa hanya menahan emosinya ia membantin "tunggu saja. Lebih baik anakmu atau aku"
Mereka berbincang-bincang tentang keluarga blablabla.

Tiba-tiba telfon Hawa berbunyi, ia izin mengangkat telfon dan ternyata dari bosnya.

"halo, selamat siang bos"

"siang Hawa, maaf mengganggu saham perusahaan mengalami penurunan, saya mohon bantuannya untuk berbicara dengan investor kita yang berasal dari Inggris. Datanya ada di file yang saya berikan kemarin tolong kerjakan dan harus siap sejam" Hawa bergegas mengambil tablet kerjanya.

"Apa! Ini terlalu mendadak pak dan juga apa-apaan ini" Saham yang stabil tiba-tiba menurun.

"maaf mengganggu libur kamu, tapi ini demi kebaikan perusahaan kita. Sejam lagi supir saya jemput file itu dan juga print kan data file tersebut terima kasih"

"baik bos saya kerjakan sekarang"

"iya Hawa, selamat bekerja" ini gila. Sedang ada tamu disini, aku harus bagaimana sekarang? Oh Mas Adam.
Hawa kembali ke ruqng tamu untuk bicara dengan Adam.

"permisi bu pak, saya perlu bicara dengan suami saya sebentar" mengajak Adam ke dapur.

"kenapa dek?" Adam.

"Mas tolong aku" Hawa menceritakan yang di telfon tadi.

"astaga! Jadi bagaimana?" Adam.

"itulah, mereka memintaku menyelesaikan tugas ini sejam" Hawa.

"baik, mas akan bantu" Adam.

"makasih, tolong ambilkan laptop dan berkas diruang kerja"

setelah itu karena terburu-buru Hawa tidak sengaja menyenggol gelas dan pecah. Orang-orang yang diruang tamu berdatangan ke dapur.

"astaga ada apa ini nak?" Umi.

"maaf bu, aku sedang ada situasi genting sekarang. Nanti bi inem yang bersihkan itu" Hawa.

"Adam mana?" Umi.

"diruang kerja bu, maaf aku permisi"
Hawa naik keatas dan Adam muncul dari ruang kerja.

"Adam, Hawa kenapa ?" Umi.

"saham perusahaan tempatnya bekerja mengalami penurunan" Hawapun turun dari atas. Meletakkan beberapa berkas dan juga Hp.

"loh Adek punya Hp baru?" Adam.

"oh ini, aku beli baru beberapa hari yang lalu. Kata bos HP untuk investor harus beda, jadi adek beli kalo mas gk percaya nah lihat isinya"

Hawa sekarang punya tiga Hp, yang satu untuk telfon keluarga, kedua untuk teman kantor, ketiga untuk investor asing maupun lokal.

"maaf mengganggu acara kalian semua silahkan lanjutkan" Hawa.

"semangat ya dek. Kalo ada perlu panggil aja Mas" Adam.

"makasih mas" Hawa memulai pekerjaannya dengan serius.

Mereka kembali keruang tamu dan mulai membahas tentang pernikahan kembali.

"istrimu pekerja keras ya" Bpk. Aisya

"iya pak, Hawa wanita karir dari dulu hingga sekarang" Adam.

"maaf sebelumnya bertanya. Pekerjaan istri kamu apa?" ibu Aisya.

"istri Saya bekerja di salah satu perusahaan besar Jakarta" Adam.

"pasti gaji dia lebih banyak dibanding kamu" ibu Aisya.

"kalau itu saya gk bisa menyangkal. Memang gajinya lebih besar dibandingkan dengan saya. Tapi istri saya menabung uangnya sebagian untuk pendidikan anak kami berdua dan juga rumah ini hasil tabungan kami bersama walaupun Hawa lebih banyak mengeluarkan uangnya untuk rumah ini"
Adam memandang Hawa dari kejauhan dengan tatapan bangga.







Sambungan next chapter ⏩

[End] Suami' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang