Pisah / Bertahan

1.2K 37 2
                                    

Hawa akhirnya bertemu dengan kedua anaknya, dipikirannya sebelum mereka sampai Adam akan melakukan sesuatu pada anak-anaknya tapi pikiran itu lenyap saat melihat kembar yang baik-baik saja.
"Mama!..." Kembar.

"Mama rindu kalian..." Hawa.

"wajah Mama kenapa?" kembar.

"Mama jatuh semalam, tapi sudah gk sakit kok" Hawa.

"Ahmad & Syifa sedih lihat Mama sakit"
"iya, Mama minta maaf buat kalian khawatir. Lain kali Mama akan hati-hati" Hawa.

"selama Mama sakit, kalian jangan bandel dan turuti kata nenek, kakek mengerti?" Hawa.

"siap Mama" Kembar.

"Ahmad, Syifa ikut om Fadil jajan Yuk" Fadil melihat kode mata dari Alex.

"Yeah! Yuk om Fadil, Mama kami pergi dulu" Fadil beserta kembar pergi dari kamar inap Hawa.

"Ayah tau kamu belum sepenuhnya sehat, tapi kita gk bisa menunda ini.Lebih baik kamu bercerai saja Nak" Ayah yang membahas tentang masalah serius ini.

"kami belum tau tentang perasaanmu pada Adam saat ini, tapi ini pilihan terbaik untuk kebaikan dirimu sendiri" ibu.

"ta-tapi... Kembar bagaimana? Mereka pasti membutuhkan sosok ayah bagi mereka" Hawa.

"jangan pikirkan dulu mereka, pikirkan tentang kebahagianmu sendiri" Ayah.

"jika kamu bahagia, pasti mereka akan mengerti dengan sendirinya" Alex.

"Alex... Terimakasih masih bertahan selama ini untukku" Hawa tertegun dengan perkataan Alex.

"sama-sama, seharusnya dulu aku lebih berani lagi. Tapi karena dia pilihanmu aku juga gk bisa memaksakan dirimu" Alex.

"Ayah, tolong uruskan surat perceraianku kalau bisa secepat mungkin" Hawa dengan keputusan yang sudah bulat.

"baik, besok Ayah urus. Tunggu kamu sehat dulu baru kita diskusikan dengan mereka" Ayah.

"makasih Ayah, ibu dan kamu Alex tanpa kalian semua mungkin aku tak bisa bertahan hingga saat ini" Hawa.

"sama-sama Nak, kamu satu-satunya anak kami dan kami akan membelamu sampai titik darah penghabisan" Ayah.

"lebih baik sekarang kamu istirahat, supaya cepat sembuh" Alex.

"tentu, Alex kamu harus pulang. Paman pasti khawatir kamu belum pulang" Hawa.

"baik aku pulang, nanti sore aku datang lagi. Ayah, bu Alex pulang dulu" Alex.

"hati-hati kamu dijalan" Ayah.






"Pov Alex
Alex sampai di kediaman orangtuanya. Wajahnya begitu kusut dan ngantuk.
"Alex kok kamu baru pulang? Wajah kamu kenapa?" ibu Alex kaget.

"maaf Mom, aku habis menjaga Asha. Ia dipukul suaminya sendiri hingga babak belur" Alex sedih.

"Yaampun, kasihan sekali dia. Keadaannya sekarang bagaimana?" Ibu Alex.

"Asha sudah sadar sekarang. Mom bangukan aku sore nanti" Alex.

"baik, selamat istirahat" ibu Alex.







*skip
Sudah sore dan Alex pergi ke rumah sakit melihat keadaan Hawa. Ia bisa melihat Adam memaksa masuk menemui Hawa bersama Aisyah disana.
"pak, biarkan saya masuk" Adam.

"tidak bisa, berani sekali kamu datang kesini" Ayah mengusir Adam.

"saya mau lihat keadaan Hawa dan meminta maaf" Adam yang kekeh ingin masuk.

"Ayah!..." Alex yang tiba-tiba muncul di lorong rumah sakit.

"Nak Alex, akhirnya kamu datang. Sebelum Hawa diberi obat penenang ia mencari kamu" tutur Ayah.

"maaf yah, tadi ada berkas yang harus kukerjakan sebelum Daddy menghabisiku" Alex.

"tak masalah, yasudah kamu masuk sana" Ayah.

"Adam lebih baik kamu pergi sekarang, sebelum kemarahan bapak datang"ayah.

Adam dan Aisyah pergi dari sana, Adam bisa melihat sedikit dari kaca Hawa  tertidur dengan luka diwajahnya yang cantik itu.






semenjak hari itu, Adam tak pernah datang lagi ke rumah sakit. Keadaan Hawapun semakin membaik walau kadang ia suka lemas dan berakhir dengan demam tinggi.

Setelah seminggu di rumah sakit Hawa sudah diperbolehkan pulang ke rumah.
Dirumah orangtua Hawa mereka mengadakan syukuran sederhana atas kesembuhan Hawa. Saat ini Hawa dan Alex sedang berduaan di teras belakang.

"aku senang, kamu sudah sembuh" Alex mengelus kepala Hawa lembut.

"iya, aku bosan dirumah sakit terus" Hawa.

"setiap pulang kerja, aku bakal singgah kemari" Alex.

"aku gk larang, cuma aku khawatir sama kesehatan kamu" Hawa.

"tenang aja, aku bakal jaga kesehatan kok" Alex.

"yasudah" Hawa.

"Asha maaf ni, kamu seriuskan tentang perceraianmu?" Alex.

"serius, akukan nantinya bakal sama kamu" Hawa centil.

"hehehe iya deh, kita akan bahagia selamanya" Alex.






*Next
Dua minggu sesudah kejadian itu, kondisi Hawa sudah pulih dan kembali bekerja. Alex setiap hari datang untuk melihat kondisi Hawa dan menjemput, mengantar Hawa pergi dan pulang kerja. Kembar juga sudah akrab dengan Alex mungkin memudahkan Alex dan Hawa menikah nanti.

Kebetulan ini sabtu jadi Hawa bisa bersantai sedikit dirumah. Ia duduk di kursi taman belakang rumah, saking nyamannya ia kaget mendegar suara Ayahnya. Ayah menyuruhnya ke ruang tamu dan ia bergegas kesana.
"Nak, ayo kita pergi" Ayah.

"kemana?" Hawa.

"surat cerainya sudah selesai, ini tinggal tanda tangan Adam saja" Ayah.

"kamu sanggup hari ini?" Ibu.

"aku sanggup, agar semua cepat selesai dan aku bisa bebas" Hawa.

"baiklah, kamu pergi bersiap" Ayah.

"Alex? Aku ingin dia ikut" Hawa.

"tenang, dia dalam perjalanan kemari" Hawa yang mendegar itu langsung bergegas ke kamar bersiap-siap. Ia meyakinkan dirinya lagi "aku sudah lelah, capek, sakit. Aku sudah punya Alex yang selalu ada untukku apalagi yang kucari"




Next Chapter
🔜
Bagian ini dibuat buru-buru jadi singkat.
Thanks For Everyone
😊💙😭

[End] Suami' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang