Part 4

79.9K 5.1K 558
                                    

Happy Reading

Dalam hati Divia merutuki Delon kakaknya, entah kenapa dari semua cafe malah cafe ini yang dipilih kakaknya, mood Divia seketika langsung buruk saat berada di satu cafe yang sama dengan Davino.

Davino sedari tadi sudah memperhatikan Divia, tetapi cewek itu hanya cuek saja. Divia yang diliat pun langsung gelagapan dan berpura-pura bahwa ia tidak melihat cowok itu.

"Dek pesen apa?"

"Samain aja kak"

"Lo kenapa sih diem mulu?" Tanya Delon pada adiknya itu, memang belakangan ini Divia selalu berdiam diri, di pikirannya mungkin Divia sedang ada masalah yang tidak ingin ia ceritakan pada siapapun

"Gapapa kak" jawab Divia sekenanya, ia tidak ingin kakaknya tau tentang masalah ini.

"Itu pesenan lo udah dateng, buruan dimakan mumpung masih anget" ucap Delon pada Divia

"Iya kak" jawab Divia

Delon makan dengan lahap, tidak seperti Divia moodnya sudah sangat hancur, padahal perutnya sedari tadi sudah berbunyi.

Davino melihat Divia dengan tatapan tajamnya, ia mengepalkan tangannya dengan kuat, entah kenapa ada yang aneh saat ia melihat Divia bersama cowok lain.

"Kak kenapa lo?" tanya Alexa gadis yang sedang bersamanya, ia adalah sepupu Davino.

"Pulang" jawab Davino dengan suara beratnya

"Apasih kak, baru juga nyampe udah mau pulang aja, ini makanan aku belum abis" ucap Alexa kesal dengan Davino.

Davino tidak menghiraukan perkataan Alexa, ia berdiri dan meletakkan dua lembar uang berwarna merah di atas meja, setelah itu ia langsung menarik lengan Alexa menuju mobil.

Divia yang melihatnya pun bernafas lega dan melanjutkan makannya, akhirnya ia terbebas dari tatapan maut seorang Davino.

********

Divia sudah selesai mengenakan seragamnya, dan tak lupa memakai bedak tipis dan sedikit liptint agar bibirnya tidak pucat, ia tersenyum melihat pantulan dirinya dikaca

"Ternyata gue cantik juga yaa" ucap Divia tersenyum dan mengibarkan rambutnya sambil melihat pantulan dirinya di kaca.

"Lo emang cantik dek" ucap Delon yang sedang bersandar di pintu kamar Divia. Ia tersenyum melihat adiknya sudah kembali ceria, tidak seperti kemarin-kemarin yang terlihat lebih pendiam.

Delon menghampiri adik kesayangannya itu, walaupun Divia menyebalkan ia tetap menyayangi adik kecilnya itu, semenjak ayahnya meninggal Delon lebih protektif pada adiknya, sekarang ia harus menggantikan peran ayahnya dan melindungi bunda dan adiknya.

"Sejak kapan lo disitu?"

"Sejak lo ngomong sendiri depan cermin" ucap Delon tersenyum sambil mengacak rambut Divia gemas.

"Apaan sih kak, rambut gue jadi berantakan" ucap Divia mengerucutkan bibirnya dan merapikan rambutnya kembali

"Yaudah kita sarapan dulu, entar lo pingsan lagi kalo gak sarapan" ajak Delon sambil menggandeng adiknya turun kebawah.

********

Bel istirahat pun berbunyi, Divia dan kedua sahabatnya pun bergegas pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sedari tadi sudah berbunyi.

"Div, pesen gih" ucap Clara menyuruh Divia memesan makanan

"Pesen apa?

"Gue nasi goreng sama es jeruk aja. Lo sa?" ucap Clara lalu bertanya pada Lisa

My Cold PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang